Air Krueng Nagan Keruh Bercampur Lumpur, Sudah Sebulan Warga tak Bisa Mandi dan Mencuci
Sejak sebulan terakhir, warga di DAS Krueng Nagan tidak dapat memanfatkan air sungai itu untuk keperluan mandi, mencuci, dan lainnya.
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Zaenal
Air Krueng Nagan Keruh Bercampur Lumpur, Sudah Sebulan Warga tak Bisa dan Mencuci
Laporan Sa'dul Bahri | Nagan Raya
SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Pemandangan tidak biasa terlihat di sungai (Krueng) Nagan, Minggu (31/3/2019).
Air di sungai itu terlihat keruh seperti bercampur lumpur berwarna coklat.
Sejumlah warga yang berdiam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Nagan, mengatakan kondisi itu sudah terjadi sejak satu bulan terakhir.
Selama itu pula, warga di DAS Krueng Nagan tidak dapat memanfatkan air sungai itu untuk keperluan mandi, mencuci, dan lainnya.
Keruhnya Krueng Nagan itu diduga karena adanya suatu aktifitas di hulu sungai, semacam pertambangan, sehingga air yang bermuara ke Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir keruh berkepanjangan.
“Biasanya DAS Krueng Nagan pada musim kemarau selalu jernih, kecuali pada saat banjir. Namun saat ini baik pada musim kemarau dan banjir selalu keruh,” ungkap Hamdani, Koordinator Yayasan Advokasi Rakayat Aceh (YARA) Pantai Barat Selatan kepada Serambinews.com, Minggu (31/3/2019).
Baca: Petani Ini Sampai Ngos-ngosan Saat Ambil Hadiah Utama di Acara Jalan dan Sepeda Santai di Aceh Utara
Baca: Harga Beli Sawit oleh Perusahaan Lebih Rendah dari yang Ditetapkan Pemerintah, Petani Merugi
Tidak hanya berdampak pada air sungai, beberapa kilometer air laut di sepanjang pantai kawasan muara Langkak di Kuala Pesisir, pada Sabtu juga keruh, diduga sebagai imbas dari keruhnya air sungai (Krueng) Nagan.
Beberapa warga yang berencana mandi pada hari itu akhirnya pulang, karena air laut keruh di kawasan tersebut.
Atas dasar keluhan warga, Koordinator YARA Pantai Barat Selatan meminta Pemerintahan Nagan Raya dan pihak terkait lainnya agar menyelidiki penyebab keruhnya air sungai Nagan ini.
“Keruhnya DAS Krueng Nagan yang terjadi saat ini bukan seperti biasanya, namun kami menduga ada sesuatu aktivitas di hulu sungai, maknya air yang bermuara ke Langkak ini mulai berubah keruh bercampur lumpur,” ujarnya.
Baca: Sarung Tangan Model Buntung Tidak Dianjurkan untuk Digunakan saat Mengemudi Motor
Baca: Walkot Subulussalam Berang, Ada Oknum Caleg Klaim Dana PKH Perjuangannya
Hamdani berharap dinas terkait bisa segera menyelidiki dan menghentikan aktivitas pertambangan di hulu sungai tersebut, karena telah menganggu kepentingan warga di sepanjang aliran sungai itu.
“Harus segera ditindaklanjuti, sekaligus memastikan apakah ada bahan zat kimia berbahaya yang bercampur dalam air tersebut atau tidak. Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap warga,” ungkap Hamdani.(*)