Kekurangan Es, Nelayan Aceh Singkil Urung Pergi Mencari Ikan ke Laut
Kapal 30 GT dengan alat tangkap modern milik nelayan lokal bertambah sekarang sekitar sembilan. Hasil tangkapan ikan pun banyak, makanya butuh es lebi
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Nelayan di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, kekurangan es untuk mengawetkan ikan.
Kondisi itu membuat kapal nelayan tidak bisa seluruhnya pergi melaut.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Singkil, Ismed Taufiq membenarkan nelayan di Kepulauan Banyak, kekurangan es.
Baca: Doan Thi Huong Divonis 3 Tahun Penjara, Terdakwa Pembunuh Kim Jong Nam Ini Bakal Bebas Mei Nanti
Baca: Minta Dinikahi Secara Sah, Istri Siri Malah Tewas Dibacok Suami di Hadapan Anaknya
Baca: Catat! Ini Event Wisata dan Budaya di Aceh Sepanjang April 2019
Hal itu menyusul meningkatnya kesejahteraan ekonomi nelayan sehingga mampu membeli kapal dan alat tangkap modern.
"Kapal 30 GT dengan alat tangkap modern milik nelayan lokal bertambah sekarang sekitar sembilan. Hasil tangkapan ikan pun banyak, makanya butuh es lebih banyak," kata Ismed.
Menurut Ismed produksi es saat ini hanya sekitar 13 ribu ton per hari. Sementara kebutuhan lebih dari 20 ton per hari.
Kekurangan es dipasok dari pabrik di TPI Anak Laut dan Sumatera Utara.
"Hitungan kami, kekurangan es per harinya mencapai 10 ribu ton," ujarnya.
Sebagai solusi tahun ini kata Ismed, dibangun tambahan pabrik es di TPI Anak Laut dengan kapasitas produksi 10 ribu ton per hari.
Akan tetapi melihat jumlah alat tangkap modern yang terus bertambah diperkirakan tidak akan mencukupi.
"Oleh karena itu kami berharap Pemerintah Aceh, pada tahun 2020 merealisasikan pembangunan pabrik es di Pulau Banyak. Produksinya minimal 20 ribu ton per hari," kata Ismed.(*)