Ditemui Mahasiswa Aceh Terkait Pernyataan Provinsi Garis Keras, Mahfud MD Sebut Nama Muzakir Manaf

Pertemuan mahasiswa Aceh dengan Mahfud MD berlangsung pada sebuah kafe, dekat dengan kediaman mantan Ketua MK tersebut.

Penulis: Rizwan | Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Kolase foto mantan ketua MK, Prof Mahfud MD dan mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Muzakir Manaf (Mualem). 

Ditemui Mahasiswa Aceh Terkait Pernyataan Provinsi Garis Keras, Mahfud MD Sebut Nama Muzakir Manaf

SERAMBINEWS.COM - Sejumlah mahasiswa dan santri Aceh yang sedang menempatkan pendidikan Pascasarjana di Yogyakarta, Selasa (30/4/2019) menemui mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof Mahfud MD.

Kedatangan para mahasiswa itu untuk mempertanyakan langsung pernyataan Mahfud MD terkait pernyataannya yang menyebut Aceh sebagai salah satu provinsi garis keras di Indonesia.

Adapun mahasiwa asal Aceh yang datang dan menemui Prof Mahfud MD adalah.

Heri Maulizal (Ketua HIMPASAY), Zulfan Febrian (Ketua TPA), Raman Dhawis Sandika (Himpasay), Fadli (Sekjend KMPAN), Muhammad Iqbal (Himalaya), Ridho (Santri), Muhajir Al-Fairusy (MAA), Darul Faizin (Santri).

Pertemuan mahasiswa Aceh dengan Mahfud MD berlangsung pada sebuah kafe, dekat dengan kediaman mantan Ketua MK tersebut.

Dalam pertemuan itu, mahasiswa selain mendengar langsung komentar dari Prof Mahfud MD juga ikut merekam untuk disampaikan kembali ke publik, termasuk masyarakat Aceh.

Video penjelasan Mahfud MD diperoleh Serambinews.com dari Raman Dharwis Sandika.

Ia termasuk dalam rombongan mahasiswa Aceh yang menemui mantan Ketua MK tersebut.

Dalam penjelasannya, Mahfud MD mengatakan, garis keras yang dimaksud dalam pernyataannya bukanlah radikal atau ektrem, melainkan tidak bisa didikte.

“Mereka (orang Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan) punya pendirian yang tidak bisa dibayar dengan apa pun,” ujar Mahfud.

Baca: Tokoh Masyarakat Gayo Kecam Pernyataan Mahfud MD Terkait Label Islam Garis Keras

“Sehingga saya katakan orang Aceh dan lain-lain yang saya sebut itu adalah orang garis keras. Seperti saya orang Madura juga garis keras,” katanya.

Mahfud menjelaskan, seperti orang Aceh, orang Madura juga sangat keras pendiriannya, tidak bisa dipengaruhi oleh apapun.

“Mereka (orang Madura) enggak mau, saya pokoknya tetap memilih Prabowo. Karena saya tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun. Itulah garis keras,” papar Mahfud.

Dalam penjelasannya, Mahfud kemudian menjelaskan bahwa tidak ada masalah apa-apa antara dirinya dengan orang-orang Aceh.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved