Opini

Labu Kuning Kaya Gizi

Indonesia memiliki iklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi

Editor: hasyim

INDONESIA merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam salah satunya adalah jenis tumbuh-tumbuhan. Indonesia memiliki iklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga mendukung pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan dengan baik.

Tumbuhan atau tanaman dapat dijadikan sebagai sumber pangan yang mempunyai potensi gizi dan komponen bioaktif yang baik, namun belum termanfaatkan secara optimum. Penyebabnya adalah keterbatasan pengetahuan masyarakat akan manfaat komoditas pangan tersebut, Hal ini sangat disayangkan mengingat banyaknya komoditas bahan pangan yang bisa bermanfaat bila diolah dengan baik. Salah satu jenis tanaman yang dapat menjadi sumber pangan sekaligus memiliki efek kesehatan adalah labu kuning. Labu kuning umumnya juga disebut sebagai labu tanah atau waluh (Cucurbita moschata D.) yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai pumpkin.

Selama ini labu kuning tergolong dalam bahan pangan minor, karena pemanfaatannya sebagai bahan pangan masih sangat minim. Tingkat konsumsi labu kuning di Indonesia masih sangat rendah kurang dari 5 Kg per kapita per tahun. Pemanfaatan labu kuning selama ini terbatas dalam ruang lingkup olahan tradisional, misalnya sebagai sayuran (lodeh, asem-asem, brongkos), bahan dasar kolak dan aneka kue (dawet, lepet, jenang, dodol). Bagi masyarakat Manado labu kuning digunakan dalam pembuatan Bubur Manado dan di Sulawesi Selatan, labu kuning digunakan dalam sayur bayam.

 Manfaat labu kuning
Labu kuning merupakan bahan pangan yang mengandung kalori, karbohidrat, protein, lemak, mineral (kalsium, pospor, besi, natrium, kalium, tembaga dan seng), ß-karoten, tiamin, niacin, serat, dan vitamin C. Kandungan gizi yang sering diunggulkan dari labu kuning adalah kandungan ß-karoten yang merupakan pro vitamin A (sumber vitamin A), di dalam tubuh akan dirubah menjadi vitamin A yang berfungsi melindungi mata (dari serangan katarak) dan kulit, kekebalan tubuh dan reproduksi. Karena itu labu kuning dikenal sebagai “raja betakarotan”. Daging buahnya juga mengandung antioksidan yang bermanfaat sebagai anti kanker. Labu kuning juga dapat digunakan untuk pengobatan radang, jantung, diabetes, disentri, ginjal, demam dan diare.

Selain itu kandungan kalium pada labu kuning dapat menunjang kelancaran metabolisme tubuh. Hal ini penting dalam menjaga keseimbangan air dan elektrolit (asam-basa) di dalam sel tubuh. Kandungan serat yang tinggi pada labu kuning juga bermanfaat mengurangi resiko sembelit. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang dan bijinya dapat menjadi obat cacing pita. Air perasan buahnya juga dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam pengolahan makanan tradisional karena memiliki warna kuning akibat dari kandungan ß-karoten.

Walaupun memiliki manfaat yang cukup banyak namun sangat disayangkan di Indonesia labu kuning belum dilakukan pemanfaatan secara khusus. Dengan potensi gizi yang dimiliki oleh labu kuning, maka labu kuning mempunyai prospek besar untuk diolah menjadi produk pangan dengan nilai jual yang tinggi, yang didukung oleh kemajuan teknologi pangan.

Labu kuning dapat dijadikan sebagai bahan makanan yang dapat menunjang ketahanan pangan melalui proses diversifikasi pangan. Selain itu Labu kuning dapat berfungsi sebagai bahan fortifikasi vitamin A pada produk pangan olahan. Defisiensi Vitamin A masih merupakan masalah di Indonesia. Dengan pemanfaatan labu kuning sebagai bahan fortifikasi vitamin A pada produk-produk makanan diharapkan dapat membantu memenuhi suplai vitamin A bagi tubuh.

Fortifikasi dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengolah labu kuning menjadi tepung. Tepung merupakan produk intermediate yang kemudian dapat diaplikasikan dalam produk olahan, selain itu dalam bentuk tepung dapat memperpanjang masa simpan bahan baku dan mempermudah dalam penyimpanan. Tepung labu kuning dapat diaplikasikan pada beberapa produk pangan, misalnya pada mie, roti, es krim, biskuit, cake, dan lain-lain. Daging buah labu kuning dapat dimanfaatkan langsung melalui beberapa tahap pengolahan menjadi keripik dan stick labu kuning.

Selain daging buah labu kuning yang dapat dimanfaatkan, biji labu kuning juga dapat diolah menjadi kuaci dan selai. Kuaci biji labu kuning dapat dijadikan sebagai cemilan dan selainya dapat dioleskan pada roti. Biji labu kuning mengandung hormon Beta sitosterol yang dapat menekan atau menghambat kerja enzim 5-alfa reduktase. Enzim ini akan mengurangi terbentuknya hormon dihidrotestosteron dari hormon testosterone. Sehingga dapat mencegah membesarnya kelenjar prostat. Asam amino langka seperti karboksifenilalanin, pirazolalanin, etilasparagin, stirulina dan asam amino butirat juga terdapat di dalam biji labu kuning.

 Senyawa pelindung
Selain itu juga mengandung alanin, glisin dan glutamat yang diperlukan kelenjar prostat. Biji labu kuning juga mengandung mineral seperti Zn (seng) dan Mg (magnesium) yang sangat penting bagi kesehatan organ reproduksi terutama kelenjar prostat. Dari beberapa penelitian mengungkapkan bahwa biji labu mengandung senyawa pelindung yang disebut fitosterol. Senyawa ini dapat membantu mengecilkan pembesaran prostat dan meningkatkan produksi testosteron sehingga jumlah sperma meningkat. Biji labu ini juga kaya akan omega-3 yang membantu aliran darah ke otak. Kandungan lainnya berupa asam lemak utama, yaitu asam linoleat, asam oleat dan sedikit asam linolenat. Selain itu vitamin E (tokoferol) dan karotenoid yakni lutein dan beta karoten juga ada di dalam daging bijinya. 

Kulit labu kuning juga dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari pemanfaatan limbah. Kandungan protein pada kulit labu kuning dapat diekstrak dan dikembangkan menjadi obat alami untuk mengatasi jamur pada manusia seperti Candida albicans, sejenis jamur penyebab infeksi jamur vagina, ruam popok pada bayi dan penyakit lainnya. Dari beberapa hasil penelitian dalam kultur sel menunjukkan, salah satu jenis protein memiliki pengaruh yang kuat dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans tanpa menimbulkan efek racun. Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis jamur yang menyerang tanaman.

Produksi buah labu kuning sangat tinggi. Dengan penanaman secara monokultur, tiap hektar lahan dengan kisaran 5000 tanaman mampu menghasilkan buah sekitar 50 ton per musim. Namun jumlah produksi yang tinggi tidak diimbangi dengan pemanfaatannya. Harga labu kuning berkisar antara Rp 4.000-Rp 5.000/Kg. Namun jika dilakukan pengolahan terhadap labu kuning tersebut maka harga jualnya akan meningkat, misalnya aneka cemilan dari labu kuning seperti keripik dan stick dapat mencapai harga Rp 15.000-Rp 30.000 jauh lebih tinggi dari harga buah labu kuning tanpa pengolahan. Hal ini meningkatkan nilai ekonomis dari labu kuning serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi para produsen pengolahan labu kuning.

* Santi Noviasari, Mahasiswa Program Studi Ilmu Pangan, Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor. Email: santi.zaza@yahoo.com

Oleh Santi Noviasari

INDONESIA merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam salah satunya adalah jenis tumbuh-tumbuhan. Indonesia memiliki iklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga mendukung pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan dengan baik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved