Opini

Membongkar Mitos Tikungan Seunapet

TIKUNGAN Seunapet yang terletak di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, tepatnya STA ± 64.00 wilayah pegunungan Seulawah, Kabupaten Aceh

Editor: bakri
Oleh Fadhil dan Fakhrurrazi

TIKUNGAN Seunapet yang terletak di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, tepatnya STA ± 64.00 wilayah pegunungan Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, merupakan salah satu tikungan yang rawan terjadi kecelakaan lalulintas yang telah menyebabkan kerugian harta benda bahkan korban nyawa.

Dari data yang dikeluarkan oleh Satlantas Polres Aceh Besar, sejak 2007-2011 telah terjadi kecelakaan lalu lintas di tikungan Seunapet sebanyak 16 kasus yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 16 orang mengalami luka berat dan 80 orang mengalami luka ringan, dari data tersebut memperlihatkan begitu banyak sudah korban berjatuhan di tikungan hasil peninggalan lintasan lalulintas Belanda zaman dulu.

Kejadian kecelakaan di tikungan Seunapet telah banyak menimbulkan pandangan maupun komentar dari masyarakat luas dari berbagai perspektif, salah satu pandangan yang berkembang dalam masyarakat awam tentang kasus kecelakaan di tikungan tesebut adalah faktor mistis.

 Faktor mistis?
Faktor mistis dianggap sebagai faktor utama terjadinya kecelakaan lalulintas di tikungan tersebut, sehingga ketika terjadi kecelakaan dianggap suatu hal yang wajar dengan berbagai alasan pembenaran yaitu pesanan roh-roh maupun makhluk halus yang mendiami di lokasi tersebut.

Sangat menggelikan memang. Di saat orang di negara-negara maju sudah menjelajahi sampai ke bulan bahkan planet lain, sebagian besar masyarakat kita masih termakan dengan isu-isu yang tidak jelas referensinya, mungkin ini dampak terlalu banyak menonton film horor Indonesia yang terkenal sangat “menohok” lebay bin alay.

Sebagai mahasiswa Teknik Sipil, kami tidak bisa menerima alasan yang tidak rasional tersebut, karena apa yang kami pelajari di bangku perkuliahan terhadap masalah tikungan geunapet masih bisa di tangani secara teknis dan rasional, sehingga kita tidak terjebak dengan mitos-mitos yang menyesatkan

Menurut analisa kami secara disipilin ilmu teknik sipil, penyebab utama dari kecelakaan lalu lintas di tikungan seunapet di sebabkan oleh ketimpangan geometrik jalan yang tidak sesuai dengan standar sehingga keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan tidak terpenuhi.

Tikungan geunapet merupakan tikungan jenis spiral-spiral (SS) dimana jenis spiral-spiral hanya di gunakan dalam kondisi darurat, bukan untuk lintasan jalan sehari-hari yang ramai di lewati oleh pemakai jalan. Kondisi ini diperparah oleh superelevasi jalan yang merupakan kemiringan melintang di tikungan yang tidak terencana dengan baik sehingga menimbulkan gaya sentrifugal yang menyebabkan kendaraan terdorong secara radial keluar dari lajur jalannya.

Lebar jalan yang menghubungkan antar dua lengkung tikungan juga sangat sempit yang hanya 7 meter. Di samping itu juga kelandaian jalan yang besar dan juga jarak pandang henti yang terbatas menyebabkan pengguna jalan susah mengontrol kendaraan di saat melewati tikungan tersebut.

Data yang kami peroleh dari Satlantas Polres Aceh besar menyebutkan bahwa kecelakaan lalulintas di tikungan Seunapet 60% merupakan faktor rem kendaraan dari arah Medan dan 40% faktor mesin kendaraan dari arah Banda Aceh. Sedangkan faktor human eror cenderung kepada faktor pengemudi yang ugal-ugalan, kurang menguasai jalan, dan kelelahan.

 Standar perencanaan
Dalam ilmu Teknik Transportasi, geometrik jalan sangat berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Tingkat keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan menjadi prioritas utama serta syarat pokok pada perencanaan jalan raya.

Oleh karena itu pemerintah membuat standar perencanaan geometrik jalan seperti “Tata cara perencanaan geometrik jalan antarkota tahun 1997” sebagai wujud dari penyeragaman perencanaan jalan raya guna menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Pemerintah selaku pihak yang berwenang harus dan wajib menyediakan insfrastruktur jalan yang aman dan nyaman kepada publik. Apalagi untuk jalan nasional yang mempunyai peran strategis untuk menghubungkan wilayah-wilayah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Di samping itu juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat luas, langkah konkret yang bisa dilakukan adalah memindahkan trase jalan dengan cara memotong perbukitan agar jarak pandang henti menjadi maksimal dan memanfaatkan material hasil pengerukan bukit untuk menimbun jurang di samping jalan yang sering menjadi tempat mendarat kendaraan lepas kontrol, sehingga kondisi ekstrem jalan dapat diperkecil guna memenuhi keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.

Isu mistis yang telah menghantui masyarakat secara psikologis khususnya pengguna jalan yang melewati tikungan seunapet telah  menyebabkan pengguna jalan melakukan hal-hal yang tidak penting dengan ketakutan yang berlebihan. Aceh sebagai daerah yang bersyariat Islam, isu-isu mistis membahayakan terhadap keimanan seseorang yang menjurus kepada kesyirikan.

 Geometrik tikungan

Kami mendesak pemerintah Aceh baik eksekutif maupun legislatif untuk memprioritaskan penyelesaian kecelakaan lalu lintas di tikungan jalan Seunapet secepatnya serta mengubah geometrik tikungan jalan dengan cara merekayasa ulang tikungan tersebut yang sesuai dengan standar baku nasional, karena permasalahan ini sangat berbahaya jika terus dibiarkan.

Kami teringat sebuah kata-kata Umar bin Khatab ra dalam sebuah riwayat ketika menjadi khalifah: “Saya akan bertanggung jawab jika saja ada unta yang terperosok kakinya ketika melewati jalan ini.” Sungguh begitu besar perhatian Umar bin khatab terhadap kemanan dan kenyaman para pengguna jalan, walau penggunanya binatang sekalipun.

Bagaimana sikap pemerintah Aceh terhadap permasalahan tikungan jalan Seunapet yang telah banyak memakan korban nyawa manusia? Pemerintah Aceh harus secepatnya merespons permasalahan ini. Kalau tidak, Pemerintah Aceh akan berdosa dan akan masuk neraka suatu hari kelak karena terus membiarkan korban berjatuhan.

Kami tunggu aksi nyata dari Pemerintah Aceh untuk menyelesaikan permalahan ini. Semoga!

* Fadhil dan Fakhrurrazi, Mahasiswa Teknik Sipil Unsyiah/Peneliti Kecelakaan Lalu Lintas di Tikungan Seunapet, Aceh Besar. Email: acehfadhil@ymail.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved