KAI
Setelah Ramadhan
Alhamdulillah, bulan puasa telah berlalu, kita pun telah melewati fase rahmah, maghfirah dan 'itqun minnaar
Demikian juga meskipun qiyam di bulan Ramadhan (tarawih) telah usai, maka seorang mukmin janganlah berhenti dari menjalakan shalat malam. Hendaklah bersemangat untuk tetap terus dalam beribadah sesuai dengan kemampuan kita. Beberapa cara untuk tetap berada di atas dinnullah dan ketaatan kepadaNya antara lain: Berdoa supaya senantiasa tetap di atas agama Allah, sebagaimana Rasulullah saw banyak membaca doa: “Wahai zat yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hatiku di atas agamaMu,” (HR. At-Tirmidzi 4/390); Sabar, firman Allah (QS. Al-Ankabut: 58-59); Menelusuri jejak orang-orang shaleh (QS. Hud: 120); Dzikrullah dan membaca Alquran; Mempelajari ilmu syariat dan mengamalkannya (QS. An-Nahl: 102).
Terakhir, ketahuilah bahwa termasuk ciptaan Allah adalah sorga, yang jika kita ingin mendatanginya tampak penuh dengan kesusahan, dan ciptaan Allah yang lain adalah neraka, yang jika anda mendatanginya terasa sangat menyenangkan. Sorga itu di-hijab dengan hal-hal yang tidak disukai hawa nafsu, sedangkan neraka di-hijab dengan syahwat dan hal-hal yang menyenangkan. Maka apakah termasuk orang-orang yang berakal jika seseorang menjual sorga dan seisinya dengan kesenangan yang sesaat.
Seandainya meninggalkan syahwat (kesenangan yang menjerumuskan) itu perkara yang susah dan sulit. Jawabannya adalah: “Sesungguhnya rasa berat itu hanyalah bagi orang-orang yang meninggalkan syahwat bukan karena Allah. Adapun jika anda meninggalkannya secara sungguh-sungguh dan ikhlas, maka tidak akan terasa berat atau susah meninggalkan-nya kecuali pada awal permulaan saja, dan ini untuk menguji apakah benar-benar ingin meninggalkannnya atau hanya main-main saja.”
Jika dalam masa-masa ini mau bersabar maka anda akan mendapati keutamaan dan kenikmatan dari Allah yang begitu membahagiakan, karena orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Sebagai contoh, Kaum Muhajirin yang berhijrah meninggalkan harta mereka, tanah kelahiran mereka, kerabat dan teman, semata-mata karena Allah maka akhirnya Allah mengganti dengan rezeki yang luas di dunia dan di surga.
Demikian, Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.