Opini

Haji Wisata

HAJI merupakan klimaks dari ibadah kepada Allah. Bagi yang melaksanakan hendaknya mampu dari segi materi maupun

Editor: bakri

Jadi, bukan seorang ayah yang egois hanya berharap dan meminta agar pihak lain yang memahami, memenuhi permintaan dan menyesuaikan diri dengan dia, dan sebaliknya dia tidak berusaha untuk memahami, memenuhi keinginan atau permintaan dan menyesuaikan diri dengan orang lain, suka menyepelekan janji dan membatalkannya secara sepihak hanya karena persoalan sepele. Kemudian kalau dia seorang isteri/ibu dia akan berusaha menjadi seorang isteri/ibu yang baik bagi suami dan anaknya, tidak mudah tergoda oleh bujukan dan rayuan pria lain yang belum diketahui ketulusannya.

Kalau perilaku atau kebiasaan-kebiasaan buruk masih melekat pada dirinya, berarti ia bukan haji mabrur dan tidak termasuk yang diberi janji mendapatkan surga. Meskipun orang menyebut atau memanggilnya Pak Haji atau Bu Hajjah, namun sedikit pun tidak membekas dalam kepribadiannya. Ia lebih mengingat keburukan orang lain, harga perhiasan yang dia beli, dan tempat-tempat berbelanja yang dia kunjungi ketika di Tanah Suci, sehingga tidak mendapatkan haji mabrur, tetapi hanya mendapat gelar ‘haji wisata’. Wallahu a’lam.

* Dr. H. Agustin Hanafi, MA, Ketua Prodi Hukum Keluarga (SAS) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ar-Raniry, dan anggota Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT Aceh). Email: agustinhanafi77@yahoo.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved