9 Tahun Tsunami
Merintis Kembali Desa yang Hilang
26 Desember 2013, genap sembilan tahun musibah gempa dan tsunami berlalu
26 Desember 2013, genap sembilan tahun musibah gempa dan tsunami berlalu. Masyarakat yang menjadi korban tsunami, kini mulai bangkit dari musibah dengan banyaknya fasilitas dan rumah rampung dibangun.
Namun lain halnya dengan penduduk Desa Padang Seurahet, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Meski sudah direlokasi ke tempat lokasi baru di perumahan bantuan di Desa Blang Beurang, Kecamatan Johan Pahlawan, kesedihan masih terus menyelimuti mereka karena desa yang pernah mereka tempati yang hilang statusnya sudah sembilan tahun ini tidak ada kejelasan dari pemerintah.
Ratusan warga Padang Seurahet pada 26 Desember 2013, memadati Masjid Atim di Desa Padang Seurahet, yakni desa yang pernah mereka tempati sebelum tsunami melanda Aceh. Doa dan zikir dilantunkan oleh warga tersebut dipandu oleh seorang iman desa, Teungku Atim guna dikirimkan kepada syuhada tsunami yakni sanak famili mereka yang meninggal dan hilang saat tsunami lalu yang hampir 90 persen bekerja sebagai nelayan.
Ditemui Serambi, Keuchik Padang Seurahet, Idris Usman mengungkapkan, seluruh masyarakat Padang Seurahet kecewa dan sedih terhadap nasib desa mereka yang sudah sembilan tahun masih mengambang. Sebab ini adalah sejarah yang harus segera diselesaikan sehingga tidak menjadi masalah untuk anak cucu di masa mendatang. “Kami berharap pemerintah segera menuntaskan persoalan status desa kami,” katanya.
Menurut Idris, Padang Seurahet merupakan daerah yang paling parah dilanda musibah tsunami dan rata dengan tanah, sehingga warga dilarang menempati kembali lokasi itu. Mereka sudah direlokasi ke kompleks perumahan bantuan di Desa Blang Beuradang, Kecamatan Johan Pahlawan yakni sekitar 10 km dari desa semula.
Warga Padang Seurahet menempati rumah relokasi sejumlah 3.000 orang (700 KK). Namun meski sudah di relokasi warga tetap berharap nama Desa Padang Seurahet tidak hilang dan status kependudukan warga juga masih tetap Padang Seurahet.
Kata Idris, masyarakatnya menawarkan dua solusi, yakni perumahan yang ditempati saat ini di Blang Beurang menjadi wilayah Padang Seurahet, sebab jumlah penduduk dan administrasi desa tetap berjalan dan saat ini hanya wilayah yang belum. Sedangkan solusi lain adalah warga sepakat dibangun kembali perumahan di desa asal di Padang Seurahet. (riz)