Citizen Reporter
Heidelberg, Kota Tua di Zaman Modern
HEIDELBERG merupakan salah satu kota otonom di bagian barat daya Jerman
OLEH TGK AHYAR M GADE MA, Peserta Studi Banding Guru Pesantren ke Jerman, melaporkan dari Heidelberg, Jerman
HEIDELBERG merupakan salah satu kota otonom di bagian barat daya Jerman. Kota ini merupakan kota terbesar kelima di wilayah Baden (setelah Stuttgart, Mannheim, Karlsruhe, dan Freiburg).
Kota yang terletak di tepi Sungai Neckar ini berpenduduk lebih dari 145.000 jiwa, dengan luas wilayahnya 109 km2. Sungai Neckar di Heidelberg terdapat di lembah yang sempit dan terjal di Odenwald yang airnya mengalir ke lembah Sungai Rhein.
Kota Heidelberg inilah yang menjadi kota pertama dikunjungi para guru pesantren se-Indonesia yang berjumlah empat orang plus satu orang pendamping. Dari Bandara Stutgart, hanya butuh waktu 45 menit untuk sampai ke Kota Heidelberg. Rasa lelah dan capek setelah menempuh perjalanan selama 15 jam dari Indonesia ke Jerman, hilang dengan sendirinya setelah menikmati keindahan dan segarnya udara Kota Heidelberg.
Setelahnya, rombongan guru pesantren se-Indonesia tersebut menuju Kota Karlsruhe dalam rangka studi banding tentang hak asasi manusia (HAM) dan demokratisasi.
Keempat guru pesantren yang ikut dalam studi banding ini adalah Ustaz Maunah dari Cirebon (juga PNS di lingkungan Kankemanag Kabupaten Cirebon, Jawa Barat), Ustaz Nurhuda Lagarusu dari Gorontalo, Ustaz Fitra Yani dari Padang, dan Tgk Ahyar M Gade (saya sendiri) dari Aceh.
Sehari-hari di samping berprofesi sebagai guru pesantren, saya juga tercatat sebagai Penyuluh Agama Islam Fungsional di Lingkungan Kankemenag Pidie, dan juga sebagai Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah Samalanga.
Dr Irfan Abubakar selaku Direktur Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, kegiatan studi banding ini merupakan tindak lanjut dari serangkaian training yang telah diselenggarakan di tingkat nasional oleh CSRC yang bekerja sama dengan Konrad Adenauer Stiftung/KAS, salah satu yayasan Jerman yang bergerak di bidang hukum dan politik. Kegiatan ini berlangsung sejak 3 Mei hingga 12 Mei 2013.
Bagi orang yang datang dan pergi, Kota Heidelberg selalu saja menjadi salah satu tempat yang dikunjungi wisatawan jika datang ke Jerman. Suasananya yang asri tetap berhawa dingin walau di musim panas. Udara yang segar dan kotanya yang bersih, menjadikan kota ini dijuluki sebagai kota romantis.
Di samping itu, kota ini juga memiliki keunikan tersendiri dibanding kota-kota lainnya di Jerman, yaitu terdapat sebuah bangunan tua (kastil) yang dibangun di atas perbukitan.
Menurut Dr Jan Woischnik (Pimpinan Konrad Adenauer Stiftung untuk Indonesia dan Timor Leste), kastil tersebut pertama sekali didokumentasikan pada tahun 1196. Namun, kastil itu sempat dibakar habis oleh Prancis dalam peperangan yang terjadi selama 30 tahun. Tapi kemudian pada tahun 1398, Prancis membangun kembali kastil tersebut setelah sebelumnya dibakar. Karl Ludwig, arsitektur Prancis, dipercayakan merancang bangunan baru kastil yang ternyata bertahan sampai kini.
Bangunan yang sudah berusia 616 tahun itu sampai hari ini masih berdiri kokoh di atas bukit Jettenbuhl dan sangat jelas dilihat ketika kita mulai memasuki Kota Heidelberg. Untuk sampai ke kastil tua ini, kita harus membeli tiket masuk dan naik ke atas bukit dengan menggunakan angkutan khusus seperti bus. Sesampainya di depan kastil tersebut, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat indah. Kita dapat melihat angsa-angsa putih bercengkerama di Sungai Rhein dan rerimbunan pohon almond dan pohon zaitun yang berjejeran di pinggir perbukitan.
Selain kastil tua tersebut, banyak bangunan tua lainnya yang masih utuh berdiri di Heidelberg. Antara lain, monumen-menumen bersejarah (berupa patung-patung besar) yang kesemuanya memiliki pancuran air. Pada umumnya, bangunan-bangunan tua di Heidelberg berarsitektur Barok Tua. Itulah mengapa Kota Heidelberg dikenal dengan sebutan kota tua (old city), sehingga mengundang para wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati keindahan Kota Heidelberg.
* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com