Isak Qiyamul Lail di Masjid Almakmur
PUKUL 01.45 WIB dini hari, Jalan Teuku Iskandar, Ulee Kareng masih tampak sibuk
Bustamam Juned, Bendahara Masjid Almakmur mengatakan, makanan sahur itu sumbangan dari jamaah. Donasi diberikan dalam bentuk uang kepada pengurus masjid. Sumbangan itu ada yang dari perbankan, organisasi semisal IDI, atau perorangan. “Alhamdulillah, telah terkumpul Rp 50 juta, dari sekitar Rp 80 juta yang dibutuhkan. Jika pun nantinya tak cukup, kita bisa keluarkan dari dana masjid,” ujar Bustamam yang diiyakan Imam Besar Masjid Almakmur, Tgk Muhammad.
Setiap sahur dialokasikan dana Rp 7,5-Rp 8 juta. Dengan nilai menu per porsi yang juga berbalut sedekah yakni hanya Rp 10.000. Kateringnya dipercayakan kepada warga Lampriek.
Jumlah rata-rata jamaah yang makan sahur itu mencapai 800 orang, termasuk di dalamnya 50 peserta iktikaf yang berasal dari Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang. “Jumlah itu memang tak cukup karena jamaah jumlahnya jauh lebih besar. Kami mengutamakan untuk jamaah dari luar Lampriek. Sementara warga setempat langsung pulang ke rumah masing-masing,” tutur Bustamam yang juga diamini Mahyuni, Keuchik Lampriek.
Semua berlangsung damai di waktu jelang subuh itu. Tak ada yang ngedumel atau berceloteh nyeleneh jika tak mendapatkan porsi sahur secara prasmanan itu.
Selain sahur, Masjid Almakmur juga mengadakan buka puasa setiap harinya. Penganan berbuka plus nasi disediakan oleh warga Lampriek serta donasi jamaah lainnya. Almakmur kini menjadi potret sebuah kemakmuran masjid yang didukung oleh sikap dermawan para jamaah dari berbagai lapisan dan kawasan di Banda Aceh dan sekitarnya. Almakmur seakan sudah mewakili model kota madaninya Madinah.(nurdinsyam)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |