Cerpen
Nazar
LARAS hampir lupa kapan pertama kalinya kudis bersarang di tubuhnya
“Ganti saja namanya menjadi Serungke.”
Tangisan Laras membuat Dasimah terjaga. Dasimahtersadar bahwa ia baru saja terbangun dari mimpi. Mimpi bertemu Abdul, suaminya. Laras terdiam, sesaat beku. Dasimah memanggil-manggil Abdul. Dasimah sadar, sejak suaminya meninggal karena tenggelam di samudera tak pernah sekalipun singgah di dalam mimpinya.
***
Langit tampak cerah. Banta sedang menikmati secangkir kopi yang masih menyisakan kepulan asap di pelataran halaman rumahnya. Kicau burung di sela-sela daun ilalang terdengar lebih nyaring dari biasanaya. Ia tak pernah lupa bersyukur di usianya yang telah senja, bagaimanapun ia masih bisa menyaksikan keceriaan cucunya. Merasakan kebahagiaan sebagai seorang kakek. Di halaman tampak Serungke dan seorang anak lelaki kecil bermain dengan riang. Mereka berlari memperebutkan mainan yang terbuat dari pelepah pisang.
Gadis kecil itu kini bernama Serungke. Tak berselang lama setelah Dasimah bermimpi bertemu Abdul, ia mengadakan kanduri kecil untuk mengubah nama Laras menjadi Serungke seperi isyarat mimpinya malam itu. Kudis-kudis itu pun mengecil dan akhirnya hilang tak berbekas.
* Vera Hastuti, guru SMAN 1 Takengon, Aceh Tengah.
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |