Citizen Reporter
Ketika Australia Mengutak-atik Waktu
Pembaca, tahukah Anda bahwasanya di Australia ada kebijakan dari pemerintah setempat untuk memajukan waktu selama
OLEH MUHAMMAD SYUIB HAMID, warga Aceh, melaporkan dari Canberra, Australia
Pembaca, tahukah Anda bahwasanya di Australia ada kebijakan dari pemerintah setempat untuk memajukan waktu selama satu jam saat memasuki musim panas (summer season)? Kebijakan ini mereka namakan Daylight Saving Time (DST).
Kebijakan ini diterapkan dengan tujuan untuk menyesuaikan jam kerja karena selama musim panas waktu pada siang hari lebih lama (lebih kurang 13-14 jam) dibandingkan dengan malam hari (lebih kurang 10 jam). Namun demikian, tidak semua negara bagian melakukan pergeseran waktu. Ini hanya terjadi di beberapa wilayah tertentu seperti di Canberra, Sydney, dan beberapa wilayah lainnya.
Pergeseran ini terjadi pada setiap hari Minggu pertama Oktober dan berakhir pada akhir Maret. Itu artinya, pada hari Minggu pertama bulan April, jam kembali dimundurkan selama satu jam karena mulai April hingga November sudah memasuki musim autumn diikuti winter dan spring di mana bilangan jam pada siang hari sudah mulai berimbang kembali dengan malam hari.
Berdasarkan Research Note yang dikeluarkan Parliament of Australia (2006) disebutkan bahwa kebijakan pergeseran waktu atau DST ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1917 sebagai kebijakan untuk penghematan bahan bakar perang. Namun, kebijakan ini tidak berlangsung lama karena adanya penolakan dari masyarakat waktu itu. Kebijakan yang sama kembali diperkenalkan pada tahun 1942 hingga Perang Dunia II berakhir. Setelah itu, kebijakan ini kembali terhenti. Pada tahun 1971 hingga sekarang program ini kembali dilanjutkan.
Di Australia, waktu dibagi dalam tiga zona. Zona pertama disebut Australian Eastern Standard Time (AEST) atau Waktu Australia Bagian Timur yang meliputi wilayah Queensland (Brisbane), New South Wales (Sydney) Victoria (Melbourne), Tasmania (Hobart), Australian Capital Territory (Canberra). Zona kedua adalah Australian Central Standard Time (ACST) atau Waktu Australia Bagian Tengah yang meliputi wilayah South Australia (Adelaide), Northern Territory (Darwin) dan the Town of Broken Hill di bagian barat New South Wales.
Zona waktu yang terakhir adalah Australian Western Standard Time (AWST) atau Waktu Australia Bagian Barat yang meliputi wilayah Western Australia (Perth dan sekitarnya).
Seperti halnya Indonesia, di Australia pun setiap zona waktu juga memiliki perbedaan waktu satu sama lain. Karena perbedaan waktu inilah maka pergeseran waktu tidak terjadi di semua wilayah Australia. DST hanya terjadi di wilayah negara bagian New South Wales, Victoria, South Australia, Tasmania, dan the Australian Capital Territory (ACT). Dengan demikian, pergeseran waktu tidak terjadi di wilayah Queensland, wilayah utara, dan barat Australia.
Pertanyaannya adalah apakah kebijakan ini bisa membingungkan masyarakat? Secara umum tidak, karena semua jam yang terhubung secara elektronik seperti jam di komputer akan berubah secara otomatis. Hanya saja bagi pengguna jam manual seperti arloji dan jam dinding maka harus menyetelnya sendiri kalau tidak bakal kebingungan. Demikian juga semua jadwal kantor, penerbangan, kendaraan umum juga akan melakukan aktivitas pada jam yang sama sebelum pergeseran terjadi. Artinya, kalau sebelum DST jadwal operasional bus umum pukul 9 pagi, maka setelah pergeseran waktu, bus juga akan beroperasi pada jam yang sama. Hanya saja suasananya yang berbeda. Artinya, kalau sebelum DST diberlakukan, pukul 6 pagi matahari sudah bersinar terang, maka setelah DST pukul 6 pagi berikutnya sinar matahari justru belum tampak sama sekali.
Kebingungan sedikit terjadi saat hendak menunaikan shalat lima waktu bagi umat muslim karena jadwal shalat mengikuti masa edar matahari. Sebelum pergeseran waktu dilakukan, jadwal zuhur di kawasan Canberra, misalnya, pukul 12 siang, tapi setelah pergeseran menjadi pukul 1 siang, begitu juga waktu shalat lainnya. Maka bagi kita yang baru datang ke Negeri Kanguru ini, kadang-kadang masih terbiasa dengan jadwal yang lama sehingga ketika pukul 12 tiba kita langsung tergerak menuju tempat shalat, padahal waktu shalatnya belum tiba. Tapi kebingungan ini hanya bersifat temporer saja. Pada akhirnya, semua orang di sini akan terbiasa kembali dengan waktu yang diutak-atik itu.
Demikianlah secuil informasi tentang Daylight Saving Time, semoga informasi ini menambah pengetahuan pembaca tentang Australia.
[email penulis: mosyumid@yahoo.com]
* Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke redaksi@serambinews.com
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |