Sajak- Sajak
tarian air dan nada getar bumi menyatu dengan tangis dan gelak tertawa air menari-nari di antara jemari
selamatkan airmata airmata
8/ 12/ 2014
* Hasbi Burman, presiden Rex. Kelahiran Lhok Buya, Calang.
LK Ara
Kukenang Kembali
sendiri
kukenang kembali
laut yang sunyi
dulu membahana
menjemput nyawa
sendiri
kukenang kembali
dalam sunyi
hiruk pikuk
...langit bagaikan runtuh
dan gelombang suara
yang meng-aduh
sendiri
di pantai tepi
melihat laut senyap
ya Rab
temani hamba Mu
Banda Aceh, 24/12/12
* LK Ara, penyair asal dataran tinggi Gayo
Deddy Firtana Iman
Tanah dan Batu
adalah unsur tubuh
diam-diam teramat sunyi
oleh zat penawar rasa ingin tahu
maka dari itu kita hilang penglihatan
dari sudut jendela dengan bau bunga
di sandaran pot bunga kasturi
semakin lama ia pun
bergelombang di ambang pintu
telinga sebelah kiri
serta bebatuan dari langit
mulai merebahkan jari-jarinya
sambil mengejar telapak kaki
di tempat kita sering memenjarakan waktu
untuk tidak merasa bersalah
kita menguburnya dan menyalahi
aturan yang kita sampaikan sendiri
dari telinga ke telinga
2014
Tarian dan Air
pagi yang cerah tanpa angin
burung-burung pun
telah singgah di tempat terasing
tanpa dahan dan dedaunan
yang jikalau diingat
kemarau telah menyapa bulu
kekuningannya
segala tubuh telah disiapkan
kepada batu dan tanah
serta ingatan tertunda
pada desahan langkah kaki
di persimpangan jalannya
sempat dialiri kapal-kapal ikan
serta teriakan manusia-manusia
turut menyesakkan pikiran
kosong tanpa tujuan
"bermain bersama air
dan kau mulai menari
tanpa pakaian dan tariannya
sulit diartikan dengan irama
yang sempat kumainkan
sebelum pintu kamar terkunci
oleh waktu."
di sini
tarianmu telah dimainkan
oleh anak-anak penunggu hujan
atau sambil bermain bola kaki
untuk sekadar menyatu bersama alam
2014
* Deddy Firtana Iman, bergiat di Komunitas Kanot Bu. Buku puisinya yang telah terbit Menerka Gerak-gerik Angin (2013)
Isnu Kembara
Rindu
Kukenang bayang bayangnya
mataku memutih kapas
mengendap rinduku
di pucuk peulokan
disana ada wajah sendu
mengeram senja
Labuhan Haji, 2014
* Isnu Kembara, bermukim di Suak Ribee, Meulaboh.
Mustiar Ar
Isyarat
Degup ombak pantaiLhok Aroun
ialah isyarat luka tanah Aceh
tanah air mata syuhada tsunami
seperti lagu miris nelayan pesisir
yang muntahnya ada di dada kita
Ketika aku berdiri disini
kuusap dadamu penuh luka
Pasie Karam,14/ 08/ 2014
* Mustiar Ar, tinggal di Suak Indrapuri, Meulaboh.
Pilo Poly
Pembicaraan Terakhir Kita
(Ahmad)
Tersebutlah engkau: lidah api yang mencari air.
Lelah panas menerabas tubuh waktu. Kendatipun terbakar,
kita takdir yang tak mudah terbang
umpama seekor burung pulang ke sarangnya.
“Aku adalah pohon yang
didatangi kabar duka, mobil mengapung dalam mata,
dan debu-debu menempel di tubuh keheningan.
Juga angin, yang sibuk merapal banyak doa.”
Tegaklah. Seperti aku memuja
kehidupam dan kematian.
Teluh yang diterbangkan dari negeri jauh,
telah rupanya menghancurkan segenap kota.
Tapi demi apapun, kita adalah dua firman
yang lahir untuk mengukur, sejauh mana
sanggup menakar kepergian, yang di bawa
dengan arak-arak dahsyat gelombang
Memoar Desember
(Susan)
seandainya di dadaku penuh ombak
kau pasti akan mendengar deburnya
sambil menerka sejauh mana
aku sudah menyelinapkan sunyi
tanpa ada yang bisa membacanya
Aku masih di sini mengkhawartirkan rindu
yang kadang datang membawa namamu
tapi hendak kemana kusimpan rahasia ini
kau telah damai dengan bau laut
dan aku sudah lelah menunggu gelombang surut
berharap kau kembali menceritakan Ule Lheu kita
namun desember itu menenggelamkan segalanya
ah, kau, laut,
gerak yang tak pernah sanggup ingin kulupa
*Pilo Poly adalah nama pena dari Saifullah S. Buku puisinya yang telah terbit Yusin dan Tenggelamnya Keadilan (2014).