Cerpen
Mayat tak Dikenal
KAMPUNG Lamkutang sedang heboh penemuan sesosok mayat tak dikenal
“Namanya...Anu, Dan,” sahut seorang polisi.
“Anu apa?”
“Anu namanya.”
“Maksudmu?”
“Namanya Anu, Dan.”
“Anu...?!”
“Siap, Dan. Benar. Hanya Anu.”
Komandan polisi mengelus dagunya sendiri. Ia tatap wajah mayat yang sudah pucat pasi itu. “Orang mana dia?” tanya sang komandan lagi.
“Belum diketahui, Dan.”
“Kan ada di KTP!”
“Nomaden, Dan.”
“Apa?!”
“Siap, Dan. Tinggalnya nomaden, berpindah-pindah alias tidak tetap, Dan. Ini KTP-nya.”
Lama komandan polisi itu terdiam. Ia ambil KTP si mayat dari tangan anak buahnya. Ditatapnya KTP tersebut. Ia perhatikan foto di tanda pengenal itu. Ia samakan dengan wajah yang terbaring kaku. Raut wajah komandan polisi tampak serius. Sekali ia lihat ke KTP, sekali ia amati wajah si mayat.
Sejurus kemudian, komandan polisi mengeluarkan telepon genggamnya. “Ada nomor kontak kepala kampung Lamkutang,” tanya sang komandan dengan nada meminta.