HUT ke 70 RI

Tarian Perang Hentak Aceh

Peringatan HUT ke-70 RI di berbagai wilayah Aceh, Senin kemarin berlangsung khidmat dan meriah

Editor: bakri
PENARI menampilkan tarian kreasi yang menggambarkan perlawanan pejuang perempuan Aceh terhadap penjajah Belanda pada peringatan HUT Ke-70 RI di Blangpadang, Banda Aceh, Senin (17/8). SERAMBI/BUDI FATRIA 

* Warnai Peringatan HUT Ke-70 RI

BANDA ACEH - Peringatan HUT ke-70 RI di berbagai wilayah Aceh, Senin kemarin berlangsung khidmat dan meriah. Tarian kolosol bertema perang melawan penjajah menghentak hampir seluruh penjuru negeri. Masyarakat larut dalam suasana heroik, menghibur, dan ajang silaturahmi.

Di ibu kota provinsi, peringatan detik-detik proklamasi dipusatkan di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh. Sebelum upacara berlangsung, sebanyak 1.350 penari menghibur ratusan masyarakat dengan menampilkan tiga tarian sekaligus yakni tari kreasi yang menggambarkan pejuang wanita Aceh saat melawan Belanda, tari saman Gayo, meusare-sare, dan tari tarek pukat.

Amatan Serambi, penampilan tarian itu dimulai sekira pukul 09.00 WIB diawali dengan tari kreasi yang menggambarkan pejuang wanita Aceh saat melawan Belanda--tari prang sabi. Setelahnya, puluhan personel TNI dari jajaran Kodam IM masuk dengan membawa bendera ke tengah lapangan. Lalu dilanjutkan dengan formasi tarian Saman Gayo, meusare-sare, dan tarek pukat yang melibatkan 1.350 penari gabungan dari Kodam IM dan siswi-siswi SMA di Banda Aceh.

Tarian massal itu bertema “Ketahanan Pangan”, sementara dalam bahasa Aceh disebutkan dengan “Gurangsang keu Hase”. Hal itu dikatakan oleh koregrafer tari massal, Kaka Zafana kepada Serambi di sela-sela penampilan tarian tersebut.

Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda (Kapendam IM), Letkol Mahfud seusai upacara kepada wartawan mengatakan, tarian massal yang ditampilkan secara medley itu menceritakan bagaimana kisah Aceh dari masa perjuangan hingga saat ini yang dikenal dengan kearifan lokal.

“Yang awal tadi itu menggambarkan perjuangan, kemudian masuk pembawa bendera itu tanda kemerdekaan, dan gerak tari Saman Gayo dan tari lainnya itu sebagai tanda kearifal lokal Aceh yang sangat kental,” kata Mahfud.

Upacara peringatan detik-detik proklamasi di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, kemarin, Gubernur Aceh Zaini Abdullah bertindak sebagai inspektur upacara, sedangkan teks proklamasi dibacakan oleh Ketua DPRA, Tgk Muharuddin dan yang bertindak sebagai komandan upacara adalah Danyonkaf 11/Serbu Kodam Iskandar Muda Letkol (Kav) Kapti Hertantiawan. Hadir dalam upacara, Pangdam IM, Kapolda dan Wakapolda Aceh, Kajati Aceh, Wali Nanggroe Aceh, pimpinan dan anggota DPRA. Mantan gubernur Aceh Irwandi Yusuf juga tampak hadir dan duduk sederet dengan Wakapolda Aceh di podium utama.

Pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan oleh 70 anggota Paskibraka Provinsi didampingi anggota TNI. Rangkaian acara puncak berlangsung sekira 40 menit, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu wajib. Di penghujung acara juga dilaksanakan penyerahan hadiah beberapa lomba dalam rangka HUT RI, penyerahan bantuan kepada warga, dan konvoi abang-abang becak yang langsung melewati podium utama.

Sementara untuk upacara penurunan kemarin sore, Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin bertindak sebagai inspektur upacara, sementara Kasubdit II Ditkrimsus Polda Aceh, AKBP Andy Hermawan Msc didapuk sebagai komandan upacara. Prosesi kedua upacara kemarin berjalan lancar dan khidmat.

Tarian tradisi termasuk tari kreasi bertema perang melawan penjajah menghentak berbagai penjuru Aceh ketika peringatan HUT ke-70 RI, kemarin. Di Lapangan Persada Blangpidie, Aceh Barat Daya, sebelum upacara ditampilkan drama Teungku Peukan pahlawan dari Manggeng ketika menyerang tangsi yang ditempati penjajah Belanda di Blangpidie.

Di Tamiang, ditampilkan drama perang Teuku Umar saat mengusir penjajah Belanda di Bumi Aceh. Kegiatan yang mewarnai peringatan HUT ke-70 RI tersebut dipusatkan di Lapangan Komplek Perkantoran Pemkab Tamiang.

Di Aceh Utara yang berlangsung di Lapangan Upacara Lhoksukon, juga dimeriahkan tarian kolosal melibatkan 120 penari dari kalangan siswa se-Aceh Utara dan TNI dari Kodim 0103. Tarian tersebut bercerita tentang sejarah perjuangan Cut Nyak Meutia melawan penjajah Belanda.

Tarian yang mengisahkan perjuangan Teuku Umar melawan penjajah Belanda juga ditampilkan pada peringatan HUT ke-70 RI di halaman Kantor Bupati Aceh Jaya di Calang. Masyarakat tampak terkesima dan kagum menyaksikan kisah pertempuran antara pasukan Belanda melawan pasukan Teuku Umar.

Di Nagan Raya, peringatan HUT ke-70 RI dipusatkian di Alun-Alun Suka Makmue. Sebanyak 300 penari dari kalangan siswa SMAN 1 Darul Makmur, TNI, Polri, serta Brimob Kompi V Kuala, berkolaborasi menampilkan tarian perjuangan melawan kolonial Belanda.(sb/nun/md/jaf/c45/edi)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved