Breaking News

Subhanallah, Masih Ada Bocah Aceh Bersekolah dengan Sepatu Bolong

Bangunan di depan saya itu sangat jauh dari bentuk rumah sebagian besar masyarakat Aceh. Berdindingkan pelepah rumbia berlantaikan tanah

Editor: Zaenal

1. Muhammad Afdal

Muhammad Afdal bersama Koordinator Pidie Mengajar, Ismail H Sabi, memperlihatkan sepatunya yang sudah bolong

JAM menunjukkan pukul 13.00 WIB, dari sudut lorong belokan rumah ibu Lena Zahra, terlihat sosok anak laki-laki berjalan dengan cerianya, tanpa beban.

Dari kejauhan, Afdal terlihat menyangkutkan baju sekolahnya di bahu, tanpa menggunakan alas kaki.

"Biasa Bang, saya dapat nilai 9 tadi," celetuk Afdal saat saya menanyakan hasil pelajarannya hari ini.

Saya kemudian mengajak Afdal berjalan-jalan keluar rumah, agar lebih santai dan tidak terkesan menginterogasi.

Afdal pun sangat senang saat menceritakan kisahnya yang sudah sejak setahun terakhir harus ke sekolah dengan sepatu bolong. Terkadang, ia tidak memakai sepatu untuk ke sekolah.

Sesaat, Afdal menarik saya ke arah rumah. Ia buru-buru ke dalam dan keluar lagi sambil menenteng sepasang sepatu bolong dan tas yang sudah koyak.

"Inilah sepatu sekolah dan tas saya sekolah Bang," kata Afdal menunjukkan sepatu dan tasnya kepada saya.

Tanpa sadar, mata saya mulai basah, terutama saat Afdal mengatakan rindu akan sosok ayah yang belum pernah dia lihat seumur hidupnya.

Ibu Afdal, Lena Zahara mengatakan, suaminya Sarudin, meninggal akibat sakit, saat Afdal berusia 8 bulan dalam kandungan.

Selain Afdal, pasangan ini juga dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Riska Amelia.

Semenjak ayahnya meninggal, Riska Amelia yang kini berusia 9 tahun tinggal di rumah pamannya (adik ibunya) di Desa Gumpueng, Kecamatan Mutiara.

Beberapa tahun setelah Sarudin meninggal, Lena Zahara menikah lagi dengan seorang buruh panjat kelapa. Pasangan ini kemudian dianugerahi dua orang anak yang masih kecil.

Kondisi kehidupan keluarga ini mendidik Afdal untuk lebih cepat memahami sikap-sikap orang dewasa.

Dia tidak boleh marah kala teman-teman sekolah mengejek sepatunya yang bolong, atau baju sekolahnya yang sudah kusam.

"Saya tidak malu ke sekolah dengan sepatu bolong, karena bagi saya harus sekolah dan punya cita-cita mau jadi dokter atau tentara. saya mau bahagiakann mama dan punya masa depan yang baik tidak seperti ini lagi. Doain lah bang ya," kata Afdal.

Halaman
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved