Breaking News

Ini Kisah Nelayan Aceh Timur Terapung Lima Jam di Laut

“Pikiran saya belum pas dan masih susah. Karena dalam waktu dekat sudah hari raya Idul Adha, saya kepikiran untuk baju anak-anak dan kebutuhan sehari.

Penulis: Seni Hendri | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/SENI HENDRI
Syaiful Watan (Tekong KM Rezeki Baru) didampingi Istrinya Marlina dan anaknya saat ditemui Serambi di rumahnya di Gampong Ulee Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Sabtu (3/9/2016). Syaiful Watan merupakan tekong Kapal Motor (KM) Rezeki Baru yang tenggelam Rabu (31/8/2016) malam di ujung perairan Peureulak. 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Sembilan nelayan asal Aceh Timur, awak dari Kapal Motor (KM) Rezeki Baru yang tenggelam Rabu (31/8/2016) malam di ujung perairan Peureulak, Jumat (2/9/2016) kemarin telah diserahkan kepada pihak keluarga dalam keadaan sehat dan sudah kembali ke rumah masing-masing.

Mereka diserahkan ke pihak keluarganya oleh Komandan Pangkalan TNI AL Lhokseumawe, Kolonel Marinir Nasrudin yang diwakili Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Idi Rayeuk, Letda Laut Helmi Yusuf.

Tekong KM Rezeki Baru Syaiful Watan (40) warga Gampong Ulee Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, yang ditemui Serambinews.com di rumahnya Sabtu (3/9/2016). Tampak masih trauma paska boat miliknya senilai Rp 300 juta tenggelam.

“Pikiran saya belum pas dan masih susah. Karena dalam waktu dekat sudah hari raya Idul Adha, saya kepikiran untuk baju anak-anak dan kebutuhan sehari-hari, boat milik saya KM Rezeki Baru ukuran 7 GT senilai Rp 300 juta juga sudah tenggelam. Karena itu, saya bingung saat ini,” ungkap Syaiful Watan didampingi Istrinya Marlina dan tiga anaknya di rumahnya di Gampong Ulee Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur.

Namun demikian, ungkap Syaiful yang paling terpenting adalah kini, ia dan delapan ABK lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan bisa berkumpul kembali bersama keluarga.

“Terutama kami mengucapkan terimakasih kepada pihak kapal Jepang, MV Kurushima yang sudah susah payah menolong kami. Kalau tidak ada mereka, mungkin entah bagaimana nasib kami. Tapi syukur Alhamdulillah Allah masih melindungi kami,” ungkap Syaiful Watan.

Selain kepada pihak kapal Jepang, ungkap Syaiful, pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada TNI AL, Tim SAR dan semua pihak yang telah menolong pihaknya. 

Syaiful menceritakan awal terjadinya musibah yang menenggelamkan boat yang dia tekongi itu bersama delapan ABK lainnya.

Pada Sabtu (27/8/2018) pukul 05.00 WIB, ungkap Syaiful Watan, dirinya bersama delapan ABK lainnya menggunakan KM Rezeki Baru ukuran 7 GT berangkat dari Kualau Idi, menuju laut sekitar 20 mil ujung Peureulak. Sedangkan kapal mereka tenggelam, Rabu (31/8/2016) pukul 10.00 WIB.

Saat itu, kata Syaiful, kapal dikendalikan pawang kedua yaitu Ahmad warga Sungai Raya. Sedangkan, dia sedang tidur.

“Waktu saya terbangun pukul 08.30 WIB Rabu (31/8/2016), saya terkejut melihat bagian depan kapal sudah tenggelam, waktu itu kami tidak tahu mau bagaimana lagi. Kami lari ke belakang kapal, dan kemudian saya meminta para AKB agar masing-masing ambil pelampung untuk menyelamatkan diri, dan tepat pukul 10.00 WIB, kapal sepenuhnya telah tenggelam,” ungkap Syaiful Watan.

Satu dari delapan ABK, kata Syaiful, tidak bisa berenang sehingga berulang kali ia menolongnya. Saat itulah kata Syaiful dirinya banyak tertelan air laut. 

Setelah kapal tenggelam, ungkap Syaiful, masing-masing ABK memiliki satu pelampung dari tutup fiber yang telah diikat ke perut. Tak lama kemudian, ungkap Syaiful kemudian hujanp turun.

“Air hujan yang menetes di pelampung itulah yang kami jilati. Karena waktu kapal tenggelam kami tak pikirkan apapun selain menyelamatkan diri. Waktu terapung kami saling berpegangan. Kami sudah pasrah kalau pun kami habis umur kami sudah berdekatan, tapi kami terus berdoa memehon perlindungan kepada Allah SWT,” ungkap Syaiful.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved