KUPI BEUNGOH
Abusyik, Garnison, dan Tanah Indatu
Fenomena Roni Ahmad dengan Kupiah Mirah seakan mendobrak mitos bahwa politik tidak selalu erat dengan uang.
Baca: Setda Pidie Anggarkan Rp 1 M, Abusyik Minta Mobil Dinas Seharga 400 Juta
Saat Aceh masih berkecamuk, Roni Ahmad juga sering dipanggil Si Greh, Tue-et, Ampon, Botakcin atau Muhammad Sufi.
Berawal dari rakyat biasa, menjadi petani, belajar ilmu militer, hingga terpilih menjadi Kepala Daerah - satu-satunya pasangan di Aceh yang unggul dari jalur independen.
Fenomena Roni Ahmad dengan Kupiah Mirah seakan mendobrak mitos bahwa politik tidak selalu erat dengan uang.
Sebaliknya, pendekatan horizontal dan inklusif menjadikan sosok Roni Ahmad terasa dekat dengan para pemilihnya, rakyat Pidie.
Garnison bukanlah insan sempurna sebab kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Namun terpaan ujian yang datang silih berganti, membuat mentalnya semakin tahan banting dan baginya tak ada ujian abadi, yang ada hanyalah proses tarbiah (pendidikan) dari Allah untuk hamba-Nya.
Ya, Garnison kecil kehilangan sang Ayah untuk selamanya, ketika ia berusia 7 bulan. Tak jarang, di usia yang beranjak remaja ia pun kerap makan di rumah tetangga to tetangga.
“Sampai hari ini pun saya masih merasakannya, merasakan bahwa saya adalah milik masyarakat,” kata mantan Ketua KPA Pidie, yang di usia senjanya masih tetap bersemangat duduk di bangku kuliah.
Garnison adalah sosok yang humble, gigih, sederhana dan merakyat. Hobinya memasak, meski berkulit gelap tetapi hatinya lembut dan cinta damai, bahkan saat dibombardir dengan aksi culas dan kampanye hitam, Roni Ahmad malah meresponsnya dengan adem, tidak tersulut emosi apalagi menyerang kompetitornya. “Saya benci kekerasan,” tegasnya, ketika itu.
Senin (17/7/2017) lalu, pasangan Roni Ahmad dan Fadlullah TM Daud, telah diambil sumpah dan dilantik oleh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf atas nama Presiden Republik Indonesia, di gedung DPRK Pidie.
Harapan baru pun tersemat pada alumni Dayah Ash-Habul Yamin Pidie ini untuk menata kembali tanah indatu, melayani, dan mengabdikan diri untuk rakyat, termasuk membebaskan anak negeri dari jerat narkoba.
Pasca dilantik, Roni Ahmad berujar: Lon nyoe Bupati lamiet rakyat, ketika rakyat hawa boeh lengkeng, mesti ta-ek tajak poet, mangat senang hate rakyat karena loen adalah kuli rakyat.
Gle, blang dan laot di sanalah Meusigrak bermula. Di atas tanah itulah Garnison lahir dan dibesarkan, tempat merajut harapan dan melontarkan kasih sayang. Tanah tempat berjuang, bersujud, dan tempat berkokoknya sang ayam jantan!
DIRGAHAYU KE-72 REPUBLIK INDONESIA!!
* Ridha Yuadi | Sekretaris Eksekutif SiPADE Institute
KUPI BEUNGOH ADALAH RUBRIK OPINI PEMBACA SERAMBINEWS.COM. SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNG JAWAB PENULIS.