‘Gergaji Alam’ Membelah Pohon, Mencabut Dua Nyawa
Petir menyambar sebatang pohon yang menanungi kantin di kompleks PT AAF
Tragis. Begitulah gambaran peristiwa yang terjadi di kompleks PT AAF, kawasan Desa Paloh Lada, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Sabtu (7/10) siang. Sambaran petir membunuh dua orang dan menciderai 11 lainnya. Bahkan, sebatang pohon ikut terbelah tak ubahnya seperti digergaji.
Petir menyambar sebatang pohon yang menanungi kantin di kompleks PT AAF. Saat kejadian, kantin itu sedang disesaki pelajar SMP Swasta Al-Alaq. Mereka sedang jajan saat jam istirahat belajar sekitar pukul 10.30 WIB.
Korban tewas akibat kejadian itu adalah M Zaki (14), pelajar kelas II SMP Swasta Al-Alaq dan Muhammad (45) pengelola kantin. Duka mendalam menyelimuti keluarga besar SMP Swasta Al-Alaq termasuk keluarga almarhum Muhammad.
Informasi yang diperoleh Serambi, almarhum Zaki termasuk pelajar rajin dan aktif dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler. Zaki tinggal bersama neneknya di kawasan Ulee Madon. Jenazah almarhum Zaki dikebumikan di ULee Madon, Sabtu sore kemarin.
Duka juga menyelimuti keluarga besar Muhammad, pengelola kantin yang menemui ajal akibat sambaran petir. Menurut Camat Dewantara, Amir Hamzah, almarhum Muhammad meninggalkan seorang anak yang masih kuliah di Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara.
Sehari-harinya Muhammad bekerja sebagai tukang becak yang sering mangkal di Keude Krueng Geukueh. Sedangkan pada saat jam sekolah, Muhammad membantu istrinya berjualan di kantin kompleks PT AAF. “Selesai jam sekolah, Muhammad kembali bekerja sebagai tukang becak,” kata Camat Amir Hamzah.
Seperti biasa, pada jam istirahat pelajar SMP Swasta Al-Alaq, kemarin, Muhammad disibukkan dengan tugas membantu sang istri melayani anak-anak sekolah tersebut. Ternyata itulah hari terakhir baginya, karena petir dahsyat telah memisahkan dia dengan keluarga untuk selama-lamanya. Bahkan, sang istri juga tak luput dari sengatan listrik alam berkekuatan ribuan volt, namun selamat meski dalam kondisi kritis.
Mengenai pohon yang terbelah layaknya digergaji, menurut Camat Dewantara termasuk jenis kayu keras berdiameter sebesar pohon kelapa. Pohon itu sendiri berada di sisi kantin. “Dahsyat sekali, pohon pun ikut terbelah seperti digergaji,” demikian Camat Dewantara.(jaf)