Benny Panjaitan Meninggal - Berikut 6 Fakta Tentang Panbers
Kkelompok musik ini didirikan pada tahun 1969 di Surabaya, terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs J.M.M. Pandjaitan
Dilihat dari karya-karyanya, pengamat musik menilai Benny sebagai pribadi yang sentimentil, bahkan melankolis.
Hampir semua lagu ciptaannya kental dengan nuansa sendu, kisah-kisah cinta romantis yang liris dan ballada anak manusia yang kurang beruntung.
Dari hits perdana “Awal dan Cinta” sampai hits mereka yang terakhir,”Cinta dan Permata”, Benny dan Panbers tak pernah bergeser dari pop manis yang melankolis.
Lagu-lagu Panbers atau tepatnya karya-karya Benny adalah suara kaum marginal Indonesia pada dekade 70-an.
Tipikal orang pinggiran yang mencoba “deal” dengan dunia kapitalisme, hanya berbekal ketulusan dan cinta.
Potret pria miskin yang kehilangan kekasih, lantaran kalah bonafide dengan para OKB (Orang Kaya Baru).
4. Prinsip Benny Panjaitan Dalam Mencipta Lagu
Dalam mencipta lagu Benny sangat selektif, tidak ada kemiripan melodi sejak lagu pertamanya dengan lagu-lagu lainnya.
Ia berprinsip melodinya mirip saja sedikit, tidak akan diteruskannya.
Toleransi pada satu dua bar saja, kalau sampai enam bar akan merasa malu sendiri.
Sebab itulah lagu Panbers banyak abadi, karena lagunya lain-lain, tidak mirip. Dalam mencipta lagu, ia mengarang lirik terlebih dahulu baru diciptakan melodinya.
Baginya lirik itu roh sebuah lagu dan melodi adalah tubuhnya.
Grup legendaris ini seakan mengukuhkan kelebihan Benny Panjaitan sebagai seorang komposer dengan seabrek gagasan dan rasa yang hebat.
Hal ini sudah dibuktikannya dalam perjalanan album Panbers maupun duetnya bersama Indah Permatasari, Deddy Dores, Atiek CB, dan Band Tuna Netra yang di asuhnya.
Tak cukup sampai di situ, Ia bersama Panbers juga unjuk gigi merilis album yang diberi titel Menuju Era Ke-4 plus; album seri kolektor yang betul-betul orisinal.