Citizen Reporter

Pesona Lain Mesir  

CUACA panas selalu menghantui penduduk Indonesia yang belum pernah ke Mesir, padahal realitanya Mesir

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Pesona Lain Mesir   
SULTAN NUL ARIFIN

OLEH SULTAN NUL ARIFIN,   alumnus   Pesantren   Modern   Tgk   Chik   Oemar  Diyan, sedang menuntut ilmu di Kairo, Mesir

CUACA panas selalu menghantui penduduk Indonesia yang belum pernah ke Mesir.  Padahal   realitanya  Mesir  memiliki  empat   musim   yang   hampir sama dengan negara-negara di benua Eropa. Tapi sayangnya, Mesir tak memiliki   musim   salju   yang   didamba-dambakan   para   pelajar asing asal Indonesia.

Pada dasarnya negeri yang indah ini memiliki empat musim, yitu panas, dingin, gugur, dan semi. Tidak perlu dikatakan lagi seberapa panas suhu yang dirasakan mahasiswa asal Indonesia ketika tiba pada puncak musim panas. Begitu pun, tidak kalah ekstremnya suhu pada musim dingin.

Bisa-bisa mencapai 4 derajat Celcius. Kota para anbia ini mungkin terkenal dengan gaya kehidupan Arab yang keras. Berbicara dengan nada tinggi. Penduduknya memiliki postur tubuh yang besar, di atas rata-rata penduduk Indonesia pastinya. Tapi tak perlu takut dengan segala hal yang berbeda tersebut. Kehidupan di Mesir tidak sekeras kehidupan yang kita bayangkan. 

Penduduk   Mesir  sangat menyukai orang asing yang berkunjung ke negara mereka. Seolah-olah negara mereka sebagai pusat wisatawan dunia. Penduduk  Mesir  juga  terkenal bersifat   dermawan.

Tidak  ada yang akan mati kelaparan di Negeri Seribu Menara ini. Makanan bisa kita dapatkan di mana-mana.  Biasanya di masjid-masjid sering dibagikan makanan seusai shalat. Contoh paling sering yang terjadi adalah di Masjid Sayyidina Husain yang terletak di Husein. Setiap selesai  shalat lima  waktu,  jamaah  selalu mendapat makanan gratis berupa ‘isy, ruzz bil laban, dan sebagainya. Beradaptasi dengan makanan Mesir bukanlah hal yang sangat susah bagi warga Indonesia.

Mungkin beberapa makanan Mesir memang tidak sesuai bagi kita penduduk Nusantara. Tapi semakin kita coba maka semakin kita dapat merasakan kelezatan makanan negeri Nabi Musa ini. Apabila  mahasiswa  telah  bosan dengan  makanan Mesir, maka  mereka dapat mencicipi makanan khas negara mereka. Seperti mi Aceh, ayam bakar, dan sebagainya.Walaupun  kepribadian  bangsa  Arab  yang  keras  tertancap  di  mindset  mereka, tapi di negara   ini   terpancar  kedamaian yang  sangat  luar biasa.T idak ada rasa dendam yang tertanam sangat lama di hati orang Mesir yang bertengkar.

Penduduk Mesir memiliki toleransi dan jarang menyimpan dendam.  Biasanya  setelah  bertengkar,  adu  mulut,  kecelakaan  lalu lintas, dan sebagainya, mereka langsung meminta  maaf  satu sama lain.  Hanya marah dalam hitungan jam.Tidak ada yang perlu  ditakkutkan  dari negeri  yang   indah  nian  ini. Walaupun padang pasir terbentang luas dan debu betebaran di mana-mana, tapi   ada  Sungai  Nil yang siap mengisi  keperluan  sehari-hari penduduk Mesir.   Tidak  salah   lagi   kalau  Mesir   dan   Sungai   Nil   adalah   jodoh.  Tanpa Sungai Nil Mesir hanyalah gurun. Bukan hanya seribu   menara   masjid   yang kita   dapatkan  di   Mesir,   tapi   masih   banyak pesona lainnya.

Pikiran  yang terlintas di kepala orang yang ingin berkunjung ke Mesir adalah piramida, Sungai   Nil,  dan  universitas   tertua,  yaitu Al-Azhar.  Tapi mereka  tidak  tahu  berapa   banyak   yang   belum   mereka   ketahui tentang  tempat-tempat bersejarah   yang ada di negeri   ini.  Tidak  hanya piramida yang menjulang  tinggi  bak  Gunung  Seulawah di Aceh. Tidak  juga  Sungai  Nil   yang membentang luas bak Krueng Aceh   yang dilipatgandakan. Dan tidak juga hanya Universitas Al-Azhar yang memiliki ilmu bak  Pantai Ulee Lheue yang   luas.

Tapi di balik  itu semua Mesir menyimpan ribuan lain tempat bersejarah.  Contohnya, Benteng Shalahuddin, peninggalan Istana Qarun, dan lai-laim. Hanya saja yang  perlu diketahui wisatawan yang ingin berkunjung dan mahasiswa yang ingin menuntut ilmu  di Mesir adalah harap memiliki hati yang sangat teguh. Fisik yang mencukupi dan kesabaran yang tiada batas.

Mesir bukan negara Barat dengan kemajuan   peradaban yang berkembang pesat. Tapi di sini bukan hanya ada seribu  menara. Masih banyak yang lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved