Peringati Milad Ke-5, KWPSI Bahas Akhlak, Ilmu Pengetahuan, Sampai Makanan Halal
Dalam lima tahun, keberadaan KWPSI telah banyak memberi warna dalam penerapan syariat Islam di Aceh
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Laporan Zainal Arifin M Nur | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kalangan ulama, akademisi, wartawan, dan mahasiswa jamaah pengajian KWPSI, memperingati Milad Ke-5 Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).
Kegiatan yang dirangkai dengan pengajian ini berlangsung di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (13/12/2017) malam.
(Baca: KWPSI dan Serambi Terima Syariah Award)
Pengajian yang mengiringi peringatan Milad Ke-5 KWPSI diisi oleh Dr Tgk H A Gani Isa SH MAg (Angggota MPU Provinsi Aceh) dengan tema “Pentingnya ilmu dan akhlak yang baik".
Turut hadir, Wakil Rektor I UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal, Pimpinan Pesantren Babul Maghfirah Cot Keueng, Ustaz Masrul Aidi Lc, perwakilan Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Badaruddin SPd MSi, perwakilan dari Dinas Syariat Islam, mantan ketua DPD I KNPI Aceh Jamaluddin M Jamil, serta puluhan wartawan dan mahasiswa.

Koordinator KWPSI, Arif Ramdan, dalam sambutannya mengulas kembali proses kelahiran KWPSI yang dideklarasikan di Rumoh Aceh Jeulingke, 13 Desember 2012.
“KWPSI lahir sebagai suatu keprihatinan atas tersudutkannya umat Islam di Aceh karena pemberitaan-pemberitaan di media luar negeri. Dalam sebuah proses, sejumlah wartawan menggelar muzakarah bersama alim ulama, sehingga diputuskan dideklarasikannya KWPSI,” kata Arif.
(Baca: Kaukus Wartawan Peduli Syariat Dideklarasikan)
(Baca: Tim KWPSI Peduli Gempa Berangkatkan 25 Relawan)
Menurutnya, setelah dideklarasikan, para aktivis KWPSI langsung melaksanakan pengajian rutin yang berlangsung setiap pekan, dengan mengundang narasumber dari kalangan ulama dan akademisi.
“Lima tahun lalu jarang ada kajian-kajian agama tematik yang diikuti oleh kalangan wartawan. Sehingga dalam lima tahun, keberadaan KWPSI telah banyak memberi warna dalam penerapan syariat Islam di Aceh,” ujarnya.
Ia melanjutkan, banyak isu-isu terkini yang dibahas dalam pengajian ini yang kemudian menjadi kebijakan Pemerintah Aceh. Salah satunya adalah mendorong terlaksananya proses konversi Bank Aceh dari konvensional ke syariah.
(Baca: Hakim Tinggi Ajak Syariatkan Bank Aceh)
(Baca: Menguat, Desakan Mensyariahkan Bank Aceh)
Pengajian
Sementara itu, Dr Tgk H A Gani Isa SH MAg yang menjadi narasumber pengajian rutin KWPSI mengulas panjang lebar tentang pentingnya ilmu dan akhlak yang baik.
Tgk Gani Isa memaparkan tentang akhlak Rasulullah, para ulama, serta hubungan dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dan bermanfaat hingga sekarang.
Baca: KWPSI Dorong Percepatan Pemandirian Unit Usaha Syariah Bank Aceh
Selain soal pengetahuan dan akhlak, dalam pengajian itu juga dibahas tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang halal dan baik (halalan thayyiban), karena sangat erat kaitannya dengan keberkahan hidup.
Salah satu isu yang kemudian ditanyakan peserta pengajian adalah tentang kehalalan garam yang diproduksi oleh petani tradisional di Aceh.
Bagaimana tanggapan ulama tentang garam yang diproduksi oleh petani tradisional di Aceh? Selengkapnya baca harian Serambi Indonesia edisi Jumat (15/12/2017).
(Baca: Mayoritas Garam Aceh Bernajis?)
(Baca: Pernyataan LPPOM MPU Aceh Dapat Miskinkan Petani Garam)