Ingat Gadis Palestina dari Desa Nabi yang Berani Tinju Tentara Israel, Kini Ia dan Ibunya Ditangkap
Ia lalu membuka pintu sebelum akhirnya didorong oleh tentara yang memaksa memasuki rumah.
SERAMBINEWS.COM - Sekitar pertengahan 2014, di tengah hiruk-pikuk dan lontaran granat akibat bentrok Palestina-Israel, seorang gadis belasan tahun mendapat penghargaan bergengsi Handala Courage Award di Istanbul, Turki.
Penghargaan itu diberikan karena aksi beraninya yang dengan tangan kosong meninju tentara Israel bersenjata lengkap yang sedang berjaga di dekat desanya.
Nama gadis itu adalah Ahed Tamimi yang kini sudah beranjak dewasa.
Aksi berani itu terjadi dua tahun sebelum pemberian penghargaan dan terekam oleh kamera video yang diunggah di YouTube.
(Baca: Usai Foto Anaknya Viral, Ibu Bayi Ganteng Arsya Ungkap 3 Hal Aneh yang Dialaminya)
(Baca: Bingungkan Peneliti Selama 1 Abad, Ternyata Ini Identitas Serangga Purba)
Dan baru-baru ini, gadis yang kini berusia 16 tahun itu telah ditahan oleh tentara dan polisi Israel pada Selasa (19/12/2017) pagi buta di rumahnya di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Siangnya, giliran ibunya, Nariman, yang ditangkap.
Menurut ayah Ahed, Bassem, keluarga Tamimi, yang merupakan aktivis terkenal di desa Nabi Saleh, terbangun sekitar pukul 03.00 waktu setempat ketika tentara Israel dengan kasar menggedor pintu rumah mereka.
Ia lalu membuka pintu sebelum akhirnya didorong oleh tentara yang memaksa memasuki rumah.
Mereka juga memaksa masuk ke salah satu ruangan, membongkar-bongkar pakaian dan barang, sehingga rumah menjadi berantakan.
Tak lama berselang, para tentara itu memberi tahu keluarga tersebut bahwa Ahed akan ditangkap, tanpa alasan apa pun.
“Nariman menangis histeris dan berusaha memeluk Ahed, tapi ia didorong tentara ke tanah,” kata Bassem, kepada Al Jazeera.
(Baca: Viral! Video Cabai Kering Dipenuhi Tikus dan Dianggap Penyebab Difteri, Ternyata Begini Faktanya)
(Baca: Tajir! Harga Tiket Pesawat Syahrini ke Swiss Bikin Menjerit, Bisa Buat Mahar Nikah dan Pesta)
Meski rutin melalukan demonstrasi di desa Nabi Saleh, ini adalah kali pertama Ahed ditangkap otoritas Israel.
Ahed diborgol dan dituntun ke sebuah jip, sementara anggota keluarga yang lain dilarang mengikutinya.
Menurut kesaksian Bassem, setidaknya ada 30 tentara yang datang ke rumahnya pagi itu.
Tak hanya menangkap Ahed, para tentara juga menyita telepon rumah, komputer dan laptop mereka.
Sebelumnya, adik laki-laki Ahed yang berusia 14 tahun berusaha keras menolak teleponnya diambil, tapi ia didorong dengan keras oleh para tentara tersebut.
Di sore harinya, Nariman pergi untuk menjenguk Ahed, yang ditahan di sebuah kantor polisi di dekat desa Jabaa di Yerusalem, Tepi Barat.
Ia ingin mendampingi proses interogasi Ahed.
(Baca: 14 Klub Ramaikan Liga Pelajar Blispi U-11 dan 13 Aceh di Meulaboh)
(Baca: Ribuan Guru Non-PNS Ikut Uji Kompetensi Guru, Ini Harapan Anas M Adam)
Menurut Asosiasi Hak Sipil Israel, sebuah organisasi non-pemerintah di sana, orangtua punya hak untuk menemani anak mereka selama interogasi di wilayah pendudukan Israel.
Tak lama kemudian, Bassem menerima telepon dari pengacaranya bahwa Nariman juga ditangkap saat tiba di kantor polisi.
Dituduh memprovokasi
Manal Tamimi, sepupu Ahed, mengatakan bahwa bentrokan terjadi di desa tersebut pada Selasa, di mana tentara Israel menembakkan gas air mata di rumah-rumah penduduk di desa tersebut.
“Saya tidak bisa membayangkan bagaimana seseorang bisa melakukan perbuatan (keji) itu,” ujar Bassem.
Bagaimanapun juga, keluarga Tamimi sudah tidak asing lagi berurusan dengan petugas keamanan Israel.
Bassem sendiri sudah beberapa kali menjadi tahanan pasukan Israel.
“Saya sangat marah, tapi tak bisa berbuat apa-apa … Mereka ingin orang Palestina menderita,” tegasnya.
(Baca: Gerakan Anti-LGBT Aceh Dideklarasikan, Ini Pimpinannya)
(Baca: Ratusan Guru Non-PNS Mengikuti Ujian Kompetensi di Gayo Lues)
Penangkapan Ahed terjadi sehari setelah video dirinya berhadap-hadapan dengan tentara Israel saat demonstrasi di Nabi Saleh pada Jumat (15/12/2017) muncul.
Demonstrasi itu adalah reaksi atas putusan sepihak Donald Trump yang menetapkan Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Kepada Al Jazeera, seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Ahed dicurigai menyerang seorang tentara dan petugas IDF (pasukan pertahanan Israel).
Lebih dari itu, Ahed juga dianggap sebagai provokator yang menyebabkan ratusan orang Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel selama demonstrasi.
Juru bicara itu juga menuduh bahwa keluarga Tamimi telah memberikan “restu” untuk menyerang tentara Israel yang berjaga.
Namun, tudingan itu langsung dibantah oleh Bassem.
(Baca: Hasil El Clasico - Messi Pimpin Barcelona Kubur Real Madrid di Bernabeu)
(Baca: Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua, PBB Setuju Jatuhkan Sanksi Lebih Keras)
Ia menegaskan, dalam sebuah video yang sedang viral, Ahed melakukan pelemparan segera setelah pasukan Israel menembakkan gas air mata ke rumah-rumah penduduk yang memecahkan beberapa jendela rumah.

Apresiasi dari para aktivis
Naftali Bennet, menteri pendidikan Israel, yang dikenal dengan pandangan hawkish-nya, mengatakan kepada Radio Angkat Darat bahwa Ahed dan perempuan lainnya akan menghabiskan hidupnya di dalam penjara.
Ia juga menambahkan bahwa penangkapan ini dilakukan setelah ada desakan dari orang-orang Israel agar perempuan pemberani itu ditangkap.
Lepas dari itu, Ahed dipuji oleh aktivis dan masyarakat internasional atas keberaniannya saat melakukan demonstrasi di desa Nabi Saleh, yang yang diadakan setiap Jumat selama bertahun-tahun.
(Baca: Bagikan Bingkisan Ganja untuk Hadiah Natal, Pasangan Kakek-Nenek Ditangkap Polisi)
Dilansir dari Al Jazeera, Ahed sendiri sudah rutin menghadari aksi tersebut sejak usianya masih sembilan tahun.
Pada usia 13 tahun, Ahed memenangkan penghargaan Handala Courage Award di Istanbul, Turki.
Video yang memperlihatkan keberaniannya waktu itu juga menjadi trending di media sosial. (*)
Berita in itelah tayang di Intisari Online dengan judul: Masih Ingat Ahed Tamimi yang Dulu dengan Tangan Kosong Meninju Tentara Israel Bersenjata Lengkap? Ia Baru Saja Tertangkap