Menakar Peluang Kandidat di Pilkada Subulussalam

Sejumlah tokoh Subulussalam kini telah ‘mengkampanyekan’ seccara terang-terangan dengan turun ke lapangan untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Google/net
Pilkada serentak 2018. 

(Baca: PDI-P Rekomendasi Sartina-Dedi Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Subulussalam)

Selanjutnya, H Affan Alfian Bintang SE-Drs Salmaza MAP. Keduanya juga memiliki kekuatan yang tak kalah tangguhnya. H Affan merupakan mantan pasangan Merah Sakti saat pilkada 2008 lalu.

Kini, sang mantan berpasangan dengan wakil wali kota saat ini untuk bertarung kembali melawan para konstentan pilkada. Bahkan di pangan terbesit suara jika pertarungan pilkada 2018 mendatang sama halnya dengan 2013 lalu yakni antara Merah Sakti dengan Bintang.

Meski tidak memiliki keluarga besar di Subulussalam, H Affan Alfian Bintang sudah cukup masyhur di kota yang mekar 2 Januari 2007 ini. Pasangan ini didukung dua parpol yakni Hanura dan PKPI bahkan PAN disebut-sebut akan merekomendasi Bintang-Salmaza yang masyhur disebut Bisa.

Lalu, kekuatan lainnya, sosok Affan yang akrab disapa Bintang juga diprediksi mendapat dukungan penuh dari Kecamatan Penanggalan termasuk sebagian besar etnis Pakpak.

Pergerakannya di masyarakat juga sangat mengakar lantaran sosok Bintang bukan hanya dikenal di dunia politik tapi ‘toke’ besar dunia usaha. Bahkan, pilkada 2013 silam, Bintang yang berpasangan dengan Pianti Mala (mantan ketua DPRK) Subulussalam menjadi rival terkuat Merah Sakti-Salmaza hingga berakhir di MK.

(Baca: Suhu Politik Mulai Memanas Jelang Pilkada Subulussalam)

Tetapi yang jadi pertanyaan apakah sang Bintang mampu menyatukan suara masyarakat Pakpak di Penanggalan dan lainnya dalam pilkada mendatang?.

Kemudian Salmaza yang mendampingi Bintang juga bukan lah orang baru lantaran sosok pria kelahiran Rundeng ini merupakan birokrasi handal.

Di dunia politik, Salmaza satu-satunya putra Subulussalam yang gagah berani ‘melawan’ mantan sang atasan pada Pilkada Aceh Singkil 2005 dan mampu bertengger di urutan ketiga. Selain itu, Salmaza juga pernah perpasangan dengan H Asmauddin SE melawan Merah Sakti di pilkada 2008 walau kalah.

Karena ketokohan itu pula lah, Salmaza dipinang Merah Sakti pada pilkada 2013 lalu dan kini sang mantan Camat Runding dan Simpang Kiri ini dipinang mantan Wali Kota Subulussalam.

Tak hanya itu, sosok Salmaza juga memiliki peluang dari dukungan keluarga besar termasuk jika dikaitkan dengan marganya Kombih.

Di Subulussalam, kini salah satu marga paling banyak menempati posisi strategis adalah Kombih. Bahkan antara keluarga Merah Sakti dengan Salmaza saling berkaitan sehingga ke depan keduanya akan saling berebut di keluarga besar.

(Baca: PKPI Resmi Usung Pasangan Bintang-Salmaza di Pilkada Subulussalam)

Salmaza pun pernah tersiar jika dia akan didapuk menjadi putra mahkota wali kota alias orang yang akan didukung pada Pilkada 2018.

Sedangkan sosok Jalaluddin-Wagiman meski dari independen tak pula bisa dianggap remeh. Jalaluddin termasuk berpengaruh karena memiliki ikatan dengan masyarakat Aceh Tenggara di Subulussalam.

Lalu wakilnya, Wagiman yang notabene etnis Jawa juga menjadi peluang besar pasangan ini. Populasi etnis Jawa di Subulussalam mencapai sekitar 20-25 persen sehingga jika mereka kompak mendukung Wagiman sebagai representatifnya bakal menggoyang kekuatan para kandidat lain.

Pertanyaannya akankah sosok Wagiman mampu mengimbangi pengaruh Supriono dalam memikat hati masyarakat etnis Jawa?.

Kekuatan besar juga sebenarnya ada pada Hj Asmidar mantan PNS guru ini juga sudah menampakan gerakan di lapangan sejak beberapa waktu lalu.

Lagi pula, keberadaan sang suami H Sudirman Munthe atau dikenal H Abadi menjadi modal utama mantan guru SMP Negeri 1 Simpang Kiri tersebut. H Abadi bukan tokoh baru, pria atau ‘raja’ sarang burung walet ini memang kerap mewarnai dunia politik baik pilkada maupun pileg sejak Aceh Singkil dulu.

(Baca: Rakor Gerindra Dukung Anas-Sabaruddin di Pilkada Subulussalam)

Saat Aceh Singkil, H Abadi habis-habisan mendukung almarhum Makmursyah Putra dan dikenal dengan semboyannya ‘Makmur Abadi Lagi. Abadi Makmur Lagi’.

Selain itu, H Abadi kini menjadi tampuk utama Partai Aceh di Subulussalam dan di legislative menjadi peraih suara terbanyak. Tak pelak, H Abadi menjadi bagian tokoh paling disegani dalam dunia politik lantaran taktiknya yang kadang cukup ‘jenaka’.

Saudagar sarang burung walet ini juga memiliki keluarga besar dan selama ini dikenal cukup kompak dalam berbagai misi. Di keluarga besar, H Abadi dikenal sang ‘penentu’ kebijakan atau keputusan. 

Kemarin, Rabu (3/1/2018), DPA PA Subulussalam telah menetapkan untuk mengusung Asmauddin-Asmidar atau disingkat HAMAS.

(Baca: Ini Alasan Gerindra Usung Ogek Anas-Ustaz Sabar pada Pilkada Subulussalam).

H Asmauddin SE, pria yang kini menjabat Kadisprindag Aceh juga cukup mumpuni dalam dunia politik. Bahkan, dengan politik pula, sosok mantan Pj Wali Kota Subulussalam ini berhasil diangkap menjadi pejabat di SKPA.

Dua kali kalah bertarung dalam pilkada Subulussalam yakni 2008 dan 2013, Asmaudin tampaknya bukannya ciut melainkan semakin tangguh. Dia pun mulai melakukan langkah politik dengan mendekati parpol dan parlok.

Sehingga akhirnya mantan Kepala Satpol PP dan WH Aceh ini mendapat ‘tiket’ dari PA dan berpadangan dengan Hj Asmidar istri petingga PA Subulussalam.

Kekuatan keluarga, Asmauddin tak jauh beda dengan Sartina dan Salmaza lantaran ketiganya memiliki alur kekerabatan yang hampir terkait.

Bahkan, Dedi Anwar yang menjadi wakilnya Sartina masih merupakan suami kemenakan Asmauddin. Lalu, akankah Asmauddin siap melawan dan ‘menghancurkan’ peluang sang anak menuju kursi nomor dua di kota paling bungsu Aceh tersebut?.

Terlepas dari peluang dan kekuatan para figure politik jelang pilkada Subulussalam. Pada bagian lain, masyarakat Subulussalam menaruhkan sejumlah harapan agar pada pilkada yang kedua daerah ini untuk lebih baik.

Seperti yang disampaikan Ustaz Maksum LS S.PdI, Wakil Ketua MPU Subulussalam. Ustaz Maksum berharap tidak ada percikan konflik yang mengganggu keamanan daerah apalagi sampai menyeret rakyat jelata kepada persoalan rumit.

(Baca: Salmaza tak Yakin Bisa Nyalon Wali Kota Subulussalam, Akhirnya Pilih Jadi Wakil Affan Alfian Bintang)

Dikatakan, masyarakat Subulussalam menaruh harapan besar terhadap pilkada damai serta terjadinya perubahan kehidupan mereka ke arah yang lebih baik.

Ketua PBNU Subulussalam ini mengatakan munculnya banyak kandidat wali kota/wakil wali kota dalam pilkada Subulussalam menjadi satu peluang bagi rakyat. Sebab, dengan demikian, ada banyak gagasan yang bisa dipertarungkan.

Pasalnya, Subulussalam yang mekar pada 2 Januari 2007 silam masih memendam begitu banyak persoalan: kemiskinan, pengangguran, pelayanan publik, banjir, pendidikan, kesehatan maupun masalah sosial lainnya.

Ustaz Maksum mengingatkan momentum pilkada tidak bisa dilewatkan begitu saja tanpa ada perhatian serius dan tindakan rakyat sebagai pemegang mandat untuk menentukan hak pilihnya.

Karena itu, masyarakat diharapkan menggunakan hak politik mereka sebaik-baiknya dengan memastikan kandidat yang tepat.

”Inilah kesempatan kepada masyarakat apakah mau hidupnya berubah kearah yang lebih baik, jadi kami berharap agar masyarakat menggunakan hak pilihnya secara terukur bukan berdasarkan alasan kepentingan sesaat,” kata Ustaz Maksum.

(Baca: Sartina Paparkan Visi Misi Menjadi Calon Wali Kota Subulussalam ke DPP PKB)

Lebih jauh Ustaz Maksum mengatakan, jabatan yang diperebutkan  para kandidat bukanlah singgasana tetapi wahana endekatkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan.

Karenanya, para kandidat wali kota dan wakilnya diharapkan mampu bertarung secara sehat dengan menawarkan program-program untuk direalisasikan sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.

Untuk hal ini, masyarakat diingatkan agar benar-benar jeli dalam memilih kanddidat. Yang paling penting, Subulussalam butuh pemimpin yang menempatkan rakyat sebagai “protagonis” dalam pemajuan kota hasil pemekaran dari Aceh Singkil ini.

Sebab, menurut Ustaz Maksum pemimpin baik adalah yang melibatkan masyarakat dalam berbagai perumusan kebijakan pembangunan kota. (Khalidin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved