Kupi Beungoh

Pemimpin Serakah, Refleksi Jelang Pemilukada 2018

Beliau adalah sosok yang patut kita contohkan untuk memperbaiki diri seorang pemimpin dan untuk membahagiakan rakyatnya.

Editor: Zaenal
IST
Hendra Kurniawan 

Kedua; Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.

Ketiga; Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH SWT. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain ALLAH SWT.

Keempat; Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.

Kelima; Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.

Keenam; Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

Dalam wasiat di atas sudah sangat jelas, bahwa apa pun yang akan kita lakukan, maka kita perlu merasakannya terlebih awal.

Artinya, ketika pemimpin ingin memperkaya dirinya sendiri, maka perkayakan dulu rakyatnya, dengan berbagai kesempatan pelayanan yang berbentuk kesejahteraan bagi rakyatnya.

“Setiap butir beras yang jatuh ke tanah akan sangat berharga bagi yang membutuhkannya”.

Itu artinya “sebutir beras yang tidak ada harganya bagi kita yang mempunyai segudang beras. Akan tetapi itu sangat berharga bagi orang yang mempunyai segudang sekam yang tak bisa dipergunakannya untuk kebutuhannya sehari-hari”.

Dan itu perumpamaan jika pemimpin yang tidak menjalankan pimpinannya sesuai perintah Allah SWT.

(Baca: 4 Pembunuh Paling Kejam dan Sadis di Dunia, Satu Diantaranya Berasal dari Indonesia)

Pemimpin di Aceh

Dalam konteks Aceh, khususnya di tiga daerah yang akan menjelang pemilukada, maka tentu sangat perlu memerhatikan wasiat Umar Bin Khattab ini.  

Apabila kita tidak jeli dalam memilih, bisa jadi kursi kepemimpinan mengantarkan kita pada kejahilan, kezaliman, penindasan, kefakiran, kemiskinan, dan lainnya.

Mengapa seperti itu? Karena seorang pemimpin adalah tokoh pertama pemegang kendali gerak kemana rakyat dan bangsa maupun daerah yang akan digulingkan serta diarahkan. Ke baratkah? Ke timurkah? Ke jurangkah? Atau kemuliaan dan kebahagiaan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved