Presiden Duterte Perintahkan Buldozer Gilas Puluhan Mobil Mewah, Ada yang Seharga Rp 16,2 Miliar

Sebuah Jaguar, Lexus, Corvette Stingray, puluhan mobil mewah buatan Jerman dan Jepang digilas kendaraan berat

Editor: Zaenal
AFP/TED ALJIBE
Sebuah buldozer digunakan untuk menghancurkan puluuhan mobil mewah selundupan yang disita Bea dan Cukai Filipina. 

Sebab, posisi Carandang sebagai Ketua Ombudsman adalah pejabat independen dan tidak bisa disanksi oleh pejabat eksekutif.

"Sudah jelas bahwa ini adalah taktik Duterte untuk mengacaukan institusi demokrasi dan melanjutkan kepemimpinannya yang korup dan diktator," ujar Trillanes.

(Baca: Pengakuan Mengejutkan Ustaz Abdul Somad saat Pertama Kali Tatap Muka Wapres Jusuf Kalla)

Minta Ditembak

Terkait tuduhan kepemimpinan yang korup dan ingin menjadi diktator ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte pernah mengeluarkan pernyataan mengejutkan.

Duterte mempersilakan para penegak hukum (militer dan polisi) untuk menembaknya jika dirinya menginginkan menjadi seorang diktator.

"Jika suatu saat saya ingin memerintah lebih lama dan menjadi diktator, tembak saya. Saya tidak bercanda," kata Duterte di hadapan pasukan militer Filipina pada Senin (22/1/2018).

"Jika saya memperpanjang masa jabatan saya meskipun hanya satu hari, saya meminta angkatan bersenjata dan polisi Filipina untuk tidak membiarkan saya ataupun orang lain mengacaukan konstitusi," lanjut Duterte dilansir Russian Time.

(Baca: BREAKING NEWS - Duel Maut di Aceh Timur, Satu Meninggal Bersimbah Darah Akibat Luka Bacok)

Presiden yang memerintah sejak 2016 itu mengatakan, sudah menjadi tugas militer dan polisi untuk mempertahankan konstitusi yang menetapkan satu masa jabatan presiden Filipina hanya selama enam tahun.

Duterte juga memberikan izin kepada militer maupun polisi menggunakan semua amunisi untuk menghentikannya.

"Adalah tugas Anda (militer dan polisi) untuk melindungi konstitusi dan juga rakyat," kata Duterte dilaporkan Rappler.

Pernyataan tegas Duterte itu disampaikan untuk menyangkal spekulasi yang menyebutkan dirinya berusaha mengubah konstitusi demi dapat menjabat sebagai presiden lebih lama.

Jika menurut undang-undang, maka masa jabatan Duterte sebagai presiden akan berakhir pada 2022.

"Jangan takut saya akan menjadi diktator. Saya tidak mengincar itu. Saya tidak menginginkannya dan tidak menyukainya," kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved