Sejarah Permen Karet, Berawal dari Getah Pohon Sampai Bisa Menyegarkan Nafas
Mereka biasa mengunyah-ngunyah mastiche, "permen karet" dari getah pohon mastic, Pistacia atlantica, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas.
Pada pertengahan 1960-an, mulai diproduksi chewing gum tanpa gula. Jenis ini biasanya menggunakan pemanis alamiah dan buatan seperti sorbitol, mannitol, aspartame, atau sakarin.
Sanking manisnya, hingga potensial merusak gigi, banyak dokter gigi menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi permen karet bebas gula.
Sebaliknya, menurut penelitian, gula dalam permen karet akan terpisah dari bahan-bahan lainnya.
Apalagi air liur selama proses mengunyah memberikan efek mencuci, sehingga memperkecil proses pengrusakan gigi.
Setelah PD II berbagai jenis lilin, plastik, atau karet sintetik menggantikan chicle.
Dilanjutkan dengan digunakannya pemanis buatan, permen karet menemukan pasar besarnya di AS pada akhir abad XX. (Dari pelbagai sumber/Sht)
Baca: Anggun, Agnez Mo Hingga Krisdayati, Penyanyi Terkaya Indonesia dengan Aset Ratusan Miliar
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1998)
Artikel ini telah tayang pada Intisari Online dengan judul : Berawal dari Getah Pohon Sampai Bisa Mengurangi Ketegangan, Inilah Sejarah Permen Karet