Pria Penyebar Hoaks Tentang Habib Rizieq dan Prabowo di Medsos Ditangkap, Pernah Jadi Wartawan

KB menyebarkan konten SARA, isu hoax, penghinaan terhadap ulama, serta penyebaran isu PKI melalui akun Facebook.

Editor: Faisal Zamzami
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Kasubdit 1 Dittipid Siber Bareskrim Polri Kombes Pol. Irwan Anwar (tengah), menunjukan tersangka kepada wartawan saat rilis pengungkapan pelaku produsen/ pembuat HOAX, SARA dan Hate Speech melauli Media Sosial di Bareskrim Polri, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018). Dittipid Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap satu orang tersangka dan mengamankan sejumlah barang bukti. Ia salah satu pelaku yang menyebarkan HOAX salah satunya terkait dengan SARA. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

SERAMBINEWS.COM - Dirtipid Siber Bareskrim Polri menangkap penyebar hoax, isu SARA, dan penghina tokoh negara melalui media sosial berinisial KB (30).

KB diamankan di Cakung, Jakarta Timur.

"Tadi malam tim kami berhasil mengungkap penangkapan tersangka yang bersangkutan berinisial KB," kata Kasubdit I Dirtipid Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar di kantornya, Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).

KB ditangkap sekitar pukul 23.00 pada Rabu (7/3) malam.

KB menyebarkan konten SARA, isu hoax, penghinaan terhadap ulama, serta penyebaran isu PKI melalui akun Facebook.

"Isu secara umum yang dibuat yakni kebangkitan PKI, penganiayaan ulama, dan pencemaran terhadap tokoh dan pejabat nasional," ujarnya.

Baca: Kata Pendiri Matahari sebelum Meninggal: “Saya Bisa Kaya Besar, Tapi Mau Saya Bawa Kemana Uangnya”

Baca: Kejari Pidie Endus Dugaan Markup Pengadaan Tanah Sarana Olahraga Bernilai Miliaran

KB (30 tahun), pria yang menyebarkan konten hoaks melalui berbagai situs berita abal-abal ternyata pernah berprofesi sebagai wartawan.

"Yang bersangkutan berinisial KB kemudian S1 sarjana teknik IT, kemudian mantan wartawan media news crime investigation," ujar Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Irwan Anwar.

Irwan menyatakan KB juga menghina sejumlah tokoh agama, seperti Ketua MUI Ma'ruf Amin, Habib Rizieq Shihab Serta menghina agama dan golongan.

"Penghinaan atau berita bohong terhadap tokoh nasional dan pejabat negara, antara lain menghina Ma'ruf Amin, Said Aqil Siroj, menyerang secara pribadi terhadap tokoh lainnya, misalnya Prabowo, Jokowi, menghina Megawati," kata Irwan.

Polisi menyebut, dalam menjalankan aksinya, KB meretas akun Facebook orang lain. Menurut polisi, tujuan pelaku menyebarkan hoax adalah motif ekonomi.

Selain itu, KB membuat blog palsu dengan mencantumkan nama media nasional untuk menyebarkan konten tersebut. Tak hanya itu, KB juga disebut polisi menyebarkan konten porno dalam Facebook.

Baca: Bocah Ini Dianggap Reinkarnasi Tuhan di Desanya, Bersahabat dengan Para Monyet, Lihat Videonya

Baca: GERMAN OPEN 2018 - Dua Wakil Indonesia Akan Jalani Perang Saudara di Semifinal German Open Malam Ini


Kasubdit 1 Dittipid Siber Bareskrim Polri Kombes Pol. Irwan Anwar (tengah), memberikan keterangan kepada wartawan saat rilis pengungkapan pelaku produsen/ pembuat HOAX, SARA dan Hate Speech melauli Media Sosial di Bareskrim Polri, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018). Dittipid Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap satu orang tersangka dan mengamankan sejumlah barang bukti. Ia salah satu pelaku yang menyebarkan HOAX salah satunya terkait dengan SARA. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Kasubdit 1 Dittipid Siber Bareskrim Polri Kombes Pol. Irwan Anwar (tengah), memberikan keterangan kepada wartawan saat rilis pengungkapan pelaku produsen/ pembuat HOAX, SARA dan Hate Speech melauli Media Sosial di Bareskrim Polri, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018). Dittipid Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap satu orang tersangka dan mengamankan sejumlah barang bukti. Ia salah satu pelaku yang menyebarkan HOAX salah satunya terkait dengan SARA. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Kerja di warnet

Selain berprofesi sebagai wartawan, KB juga pernah kerja di warnet, yang berasal di daerah Cakung, Jakarta Timur.

Selama bekerja di warnet tersebut dirinya bekerja sampingan sebagai pembuat berita yang berisi konten hoaks.

Selain itu, KB juga telah meretas sekitar 1.000 akun media sosial.

Melalui akun orang lain itu, KB kemudian memviralkan situs hoaksnya.

"Dalam penyelidikan kami awalnya ada 3 sampai 5 akun yang di hack. Namun, dalam pemeriksaan kemudian diketahui yang bersangkutan juga berhasil mengambil alih sekitar 1.000 akun Facebook milik orang lain," ungkap Irwan Anwar.

Ternak blog

Selain itu, KB juga memuat konten konten tersebut di beberapa blog yang ia kelola.

Parahnya, blog blog tersebut memiliki nama dan logo yang menyerupai beberapa portal media online ternama.

"Dari kegiatan yang bersangkutan kami sedang bekerjasama dengan perbankan, karena dari penelusuran bahwa yang bersangkutan mendapatkan keuntungan secara finansial dari kegiatan ini," ucap Irwan Anwar.

Baca: Dua PNS Disdik Aceh Timur Tersangka Kasus Dana Sertifikasi

Baca: Prof Syahrizal Abbas: Jangan Permainkan Nasib Rakyat

Motif ekonomi

Berdasarkan penyelidikan sementara, KB bekerja seorang diri dan tidak berafiliasi dengan kelompok manapun dalam menyebarkan hoax dan ujaran kebencian ini.

Motif sementara kejahatan ini adalah ekonomi.

Atas perbuatannya, pelaku disangkakan Pasal 45 A ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 dan/atau Pasal 45 B juncto Pasal 29 UU ITE.

Pasal 156 KUHP dan Pasal 14 ayat 2 atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.

Ia menjelaskan, KB ternyata punya motif sakit hati pada awalnya.

Lama kelamaan, motifnya berubah menjadi motif ekonomi.

Sebab, dari unggahannya tersebut, ia mendapatkan keuntungan dari Google AdSense, program yang memberi kesempatan bagi pemilik situs internet atau blog untuk memperoleh uang pemasangan iklan dari Google.

"Terakhir itu dia punya sembilan ratus sekian dolar (Amerika Serikat) di akunnya dia itu. Jadi selain motif ideologi tadi, dia juga mendapatkan keuntungan finansial. Itu usaha dia untuk mendapatkan keuntungan," ujar Irwan Anwar.

Baca: Meski Pegang Kartu Sakti KIS, Seorang Nenek di Aceh Barat Ini Mengaku tak Pernah Dapat Bantuan

Baca: Aceh Empat Kali Raih Penghargaan Best Booth Award di Pameran Deep & Extreme Indonesia

Omzet hanya ratusan ribu

Uniknya, tokoh yang diserang tidak hanya dari suatu kelompok saja, melainkan dari semua kelompok yang ada.

"Pelaku menyerang Pak Said Aqil Siradj, Pak Prabowo Subianto, juga menyerang Pak Joko Widodo sebagai Kepala Negara. Selain itu, pelaku juga menghina Ibu Megawati. Ada juga memfitnah Habib Rizieq Shihab dan Ma'ruf Amien," papar Irwan Anwar.

Kegiatannya menyebarkan hoaks, mulai dari isu kebangkitan PKI, penganiayaan ulama serta fitnah kepada Presiden Joko Widodo, Megawati Soekarnoputri hingga Prabowo Subianto. Kesemuanya diakuinya bukan pesanan siapa-siapa.

"Saya enggak dibayar siapapun, atau ada motif siapa yang bayar, atau apa. Enggak ada," ujar KB.

KB yang merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) di bilangan Bekasi mengaku, mendapatkan rupiah dari kegiatannya itu.

"Paling dapat Rp 200.000 Rp 300.000 doang, berapa palingan sih," lanjut dia.(*)

Baca: Jalan Dua Jalur di Aceh Singkil tak Terurus, Begini Kondisinya

Baca: Jangan Lupa Bawa SIM dan STNK Agar Anda tidak Terkena Razia

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved