Gagasan Era Soeharto Masih Menjadi Berkah Ganda Bagi Warga Desa Ini
Setelah melihat hasil panen yang cukup bagus, warga lainnya mulai ikut memelihara ikan dengan konsep mina padi
Baca: Mau Usaha tanpa Modal Besar, Coba Pelihara Ikan di Parit Seperti yang Dilakukan Orang Jepang
Setelah melihat hasil panen yang cukup bagus, warga lainnya mulai ikut memelihara ikan dengan konsep mina padi.
Kini, selain mina padi, sarana budidaya ikan yang digunakan mulai berkembang. Tidak lagi hanya menggunakan sistem mina padi tapi juga menggunakan aliran anak sungai.
Seperti Sugeng Raharjo bersama sejumlah warga lainnya menggunakan salah satu aliran sungai untuk membudidayakan ikan nila.
Dia bilang, saat ini ada sekitar 20 orang yang menggantungkan hidupnya dari perikanan model ini.
Bukan mengembangkan lahan perikanan sendiri, ke-20 orang itu mempunyai lahan bersama.
Baca: Petambak Blang Panyang Panen Udang Tiger
"Lahan yang kami gunakan jadi satu, seperti di aliran sungai," kata Sugeng. Lantas, mereka membeli bibit ikan secara patungan. Pemeliharaan ikan pun dilakukan secara bersama-sama.
Dalam sekali tebar ada tiga kuintal benih nila yang dia sebar dalam satu kolam. Nantinya, hasil panen bakal dijual ke Bumdes dan tengkulak dari luar desa.
"Yang pertama, kami arahkan dulu ke Bumdes karena kami ada kerjasama dengan mereka," jelas Sugeng.
Asal tahu saja, Bumdes juga membantu para petani dalam proses budidaya yaitu permodalan untuk benih dan pakan.
Nantinya, hasil panen petani bakal dibeli sesuai harga pasaran dan langsung dipotong untuk mengganti biaya pakan dan lainnya.
Baca: Gali Lubang Pondasi Kolam Ikan, Pekerja Temukan Dua Rangka Manusia
Seluruh petani tersebut dibagi dalam dua kelompok yaitu Pok Darwis dan Pok Dakan. Jika diukur, total lahan untuk memelihara ikan di sana disana mencapai sekitar 4 hektare.
Ada sekitar 20 orang yang menggantungkan hidupnya melalui sektor usaha perikanan ini.