Gagasan Era Soeharto Masih Menjadi Berkah Ganda Bagi Warga Desa Ini

Setelah melihat hasil panen yang cukup bagus, warga lainnya mulai ikut memelihara ikan dengan konsep mina padi

Editor: Muhammad Hadi
Foto/Kontan.co.id
Warga sedang memanen ikan nila 

Berhasil menjadi desa mandiri, membuat para warganya cukup mudah untuk menjalankan usaha. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), para pembudidaya ikan ini mendapatkan bantuan untuk modal pembelian benih dan pakan ikan.

Maklum saja, tingginya harga benih menyulitkan mereka melakukan ekspansi usaha.

Junaidi Mulyono, Kepala Desa Umbul Ponggok menyatakan bahwa hasil panen perikanan warga bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi makanan olahan ikan. Produk olahan ikan tersebut dikerjakan oleh ibu-ibu PKK.

Baca: Budidaya Ikan Kerapu Aceh

"Bentuk produknya berupa kue kering yang dikemas sehingga dapat dijadikan oleh-oleh para wisatawan," ungkap dia beberapa waktu yang lalu.

Sugeng Raharjo, salah satu pembudidaya ikan nila di Desa Ponggok menjelaskan, sistem kerjasama yang dijalin dengan BUMDes adalah subsidi pembelian pakan dan benih.

Pembayaran sisa pinjaman modal dilakukan saat panen. Makanya, penjualan selalu diprioritaskan kepada BUMDes.

Hasil penjualan panen ikan tidak semata-mata hanya untuk pembudidaya dan BUMDes. Sekitar 10% dari hasil penjualan itu disumbangkan dalam kas Rukun Warga (RW).

Alasannya, sungai yang dipakai sebagai lahan perikanan merupakan milik RW setempat. Baru setelah itu, selebihnya dibagikan sesuai dengan porsi pembudidaya.

Baca: Mahasiswa FKP Perkenalkan Pola Budidaya Ikan

Sentra perikanan ini memang masih eksis hingga sekarang. Tapi, siapa sangka pada 1990-an usaha perikanan ini sempat hancur hingga mengakibatkan para pembudidayanya gulung tikar.

Makin banyaknya benih yang ditebar dalam anak sungai dan banyaknya ikan dewasa siap panen rupanya menimbulkan bau anyir yang cukup tajam.

Sontak hewan pemangsa seperti musang dan berang-berang pun mulai berdatangan.

Anggapan tidak berbahaya ternyata salah, makin lama ikan-ikan hasil ternak mereka mati dalam jumlah besar. Alhasil, mereka harus menanggung rugi.

"Untuk membasminya, kami menutup semua lubang tempat sembunyi berang-berang dengan semen sehingga mereka tidak bisa lagi makan ikan kami," katanya pada KONTAN, Rabu (8/3/2018).

Baca: Rawa Tripa Berpotensi Budidaya Ikan

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved