Mantan Pejabat Ini Ternyata Predator Birahi, Korbannya 174 PNS Ganteng, Ini Fakta-faktanya
Slamet diduga menderita Skatologia, kelainan seksual yang memuaskan birahinya melalui telepon.
Di rentang waktu yang sama, empat PNS di Kabupaten Ponorogo menjadi korban. Mereka adalah kepala sekolah dan guru di Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.
Slamet mengaku sebagai orang kepercayaan salah satu cawagub jatim dan memerintahkan para korban melumuri seluruh badannya dengan tinta printer sambil menggosok dengan pembersih panci.
Baca: Tujuh Dekan Fakultas Unigha Sigli Dilantik, Ini Pesan Rektor
Baca: Pemuda Ini Berulang Kali Salah Jawab Akad Nikah di Masjid Polda, Ternyata Ditangkap Dalam Kasus Ini
4. Tato Wajah Permanen
Masih ingat kasus beberapa orang yang nekat menato wajahnya dengan tinta permanen sekitar tahun 2016?
Ternyata, di balik aksi kontroversial itu ada nama Slamet yang menjadi pemicunya.
Tahun 2016 dua PNS di Kabupaten Trenggalek menjadi korban Slamet. Dengan tipu dayanya, kedua korban mentato wajahnya menggunakan tinta permanen.
Selebihnya ada 10 korban dari Banyuwangi, tujuh korban di Lumajang, 11 korban di Jember, 17 korban di Tulungagung, 1 korban di Bojonegoro, dan tiga korban di Ngawi.
Polisi masih mengembangkan kasus ini, sehingga tidak menutup kemungkinan ada korban lain.
Baca: Tujuh Dekan Fakultas Unigha Sigli Dilantik, Ini Pesan Rektor
Baca: Pemuda Ini Berulang Kali Salah Jawab Akad Nikah di Masjid Polda, Ternyata Ditangkap Dalam Kasus Ini
5.Korbannya PNS ganteng
Slamet Subagijo (58), tersangka pelanggaran Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) untuk memuaskan hasrat seksualnya mengandalkan nomor telepon 108.
Slamet menelepon instansi tertentu untuk mendapatkan korbannya.
"Dari 108 pelaku tanya nomor telepon kantor camat atau dinas tertentu. Dari situ dia menggali informasi calon korban," terang Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Sumi Andana.
Kepada operator Slamet mengaku sebagai pejabat atau orang kepercayaan pejabat. Semua korban Slamet adalah laki-laki.
Dia selalu menanyakan kepala desa atau PNS mana yang berbadan tegap, atletis, ganteng dan tinggi besar.
"Setelah mendapatkan nomor telepon pribadi, kemudian pelaku mulai menjalankan aksinya," tambah Sumi.
Sejauh ini ada 174 korban yang sudah terdeteksi. Jumlah korban itu diketahui dari cetak panggilan keluar dan pesan pendek di telepon genggam milik Slamet. Namun polisi masih melacak kemungkinan korban lain.
"Pada dasarnya korbannya sangat banyak, tapi malu untuk melapor karena menganggap ini hal yang memalukan," tutur Sumi.
Hari ini, Kamis (12/4/2018) penyidik Satreskrim Polres Trenggalek meminta keterangan korban dari Kabupaten Ponorogo.
Selama ini Slamet belum pernah bertemu dengan para korbannya. Namun, Slamet mendapatkan kepuasan seksual, saat tahu para korban merespon telepon atau pesan pendeknya.
Baca: Gubernur Irwandi Yusuf Bahas Kelanjutan Jembatan Pango
Baca: Sekda Aceh Lantik Taqwallah Sebagai Ketua Badan Pengawas PDPA, Gantikan Posisi Syaiba Ibrahim
6. Baru Seminggu Menikah
Menurut penuturan Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Sumi Andana, Slamet aktif mencari korban baru.
Slamet juga diketahui baru seminggu menikah, sebelum akhirnya ditangkap polisi.
Polisi menyita sebuah telapon genggam merek Nokia warna biru, dengan nomor SIM 081315430835.
Polisi juga telah mencetak tangkapan layar pesan pendek sebanyak lima lembar.
Selain itu ada pakaian, sprei dan bantal dengan bekas noda sperma saat Slamet melampiaskan hasrat seksualnya.
Kini Slamet telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 45A ayat (1) dan atau pasal 45 ayat (3) dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Slamet terancam hukuman maksimal 4 tahun penjara dan atau denda paling banyak Rp 750 juta.
(Tribun Jateng)
Baca: Meski Gerindra Telah Memberikan Mandat, 3 Faktor Ini Membuat Prabowo Belum Pasti Maju Pilpres 2019
Baca: Di Jepang, Aminullah Kenakan Kimono, Wali Kota Higashimatsushima Menabuh Rapai