Breaking News

Masih Menjadi Pro Kontra, Begini Asal Usul Pengeras Suara di Indonesia

“Pengeras suara dikenal luas untuk menyuarakan azan di Indonesia sejak tahun 1930-an.” tulis Pijper dalam Studien over de geschiedenis van de Islam.

Editor: Amirullah

Sementara itu pada buku Masa Lalu Dalam Masa Kini Arsitektur Indonesia, sejarawan Van Dijk menulis adanya ketidaksukaan orang-orang Belanda pada suara azan yang keluar dari pengeras suara saat itu.

Meski kenyataannya mereka lah yang memperkenalkan pengeras suara ke orang-orang yang bermukim di Hindia Belanda (sebutan Indonesia kala itu) bersamaan dengan masuknya jaringan listrik ke Hindia Belanda.

Baca: Bayi Lahir setelah 4 Tahun Orangtuanya Tewas, Ternyata Ini yang Terjadi

Memasuki zaman merdeka, ketika pengeras suara mulai digunakan secara massal di masjid-masjid, masyarakat mulai berdebat menyoal penggunaan pengeras suara.

Debat itu muncul pada 1970-an. “Bagaimana kalau ada orang yang sakit di sekitar masjid dan meninggal karena suara azan yang terlalu keras, misalnya,” protes seorang warga Jakarta, termuat di Ekspres, 22 Agustus 1970.

Sementara itu, ada pula warga lain yang mengaku tidak keberatan dengan azan melalui pengeras suara.

“Sekalipun saya orang Budhis, saya bisa merasakan hikmah yang agung itu dan saya senang,” kata Oka Diputhera, pegawai di Departemen Agama kepada Ekspres.

Oka Diputhera hanya mengkritisi tingkat kebisingan pengeras suara dari masjid untuk kegiatan di luar azan.

Sebab, pengurus masjid seringkali menggunakan pengeras suara di luar azan. Seperti untuk doa, zikir, dan pembacaan Alquran yang kelewat malam atau jauh sebelum subuh.

Penulis, Ahmad Mathar dikutip Grid.ID dari sebuah wawancara di Historia menceritakan, pengeras suara untuk azan di Jakarta sudah berlangsung antara 1960-1964.

“Di daerah Pasar Minggu, Masjid al-Makmur, masjid besar di sana, sudah pakai pengeras suara untuk azan,” lanjut Mathar.

Tapi tak semua masjid di Jakarta sudah menggunakan pengeras suara ketika itu. Beda masjid, beda pula waktu penggunaan pengeras suaranya.

Masjid besar semisal al-Azhar, Jakarta, baru menggunakan pengeras suara pada 1970-an. Padahal masjid itu selesai dibangun pada 1958.

Baca: MaTA akan Laporkan Kejari Bireuen ke Kejagung

Demikian laporan Panji Masyarakat 1978 ketika memperingati 20 Tahun Masjid Agung al-Azhar.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved