Sumur Minyak Meledak

Sumur Minyak Ranto Peureulak Meledak, Anggota DPRA: Warga Harus Dibekali SOP Eksploitasi Minyak

Dengan adanya tambang rakyat ini mereka dapat bekerja di sana, dan mendapatkan rezeki untuk dibawa pulang ke rumah.

Iskandar Usman, anggota Komisi I DPRA 

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota DPRA, Iskandar Usman Al Farlaky menyampaikan sejauh ini belum ditemukan upaya konkret yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sumur minyak yang dikuasai warga secara tradisional di Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.

"Kemarin saya sampaikan dalam sidang paripurna yang dihadiri gubernur dan wakil gubernur Aceh. Artinya pemerintah Aceh merespons dengan baik sekali harus ada jalan keluar terhadap persoalan ini. Bagaimana kelompok masyarakat yang menggantungkan hidupnya tidak merasa dirugikan, aktivitas mereka itu aman. Misalnya menggunakan alat-alat safety, dan mereka juga diberitahu tentang SOP eksploitasi minyak itu," jelasnya saat menjadi narasumber tamu by phone dalam talkshow Radio Serambi FM, Kamis (26/4/2018), membahas Salam (Editorial) Harian Serambi Indonesia berjudul 'Perlu Keberanian Tertibkan Sumur Minyak Masyarakat'.

(Baca: Sumur Minyak Ranto Peureulak Meledak - 80 Kepala Keluarga Diungsikan)

(Baca: Tragedi Sumur Minyak Ranto Peureulak, ESDM Ingatkan Ancaman Gas Beracun Muncul Setelah Api Padam)

(Baca: Api di Sumur Minyak Ranto Peureulak Sudah Padam, Tapi Minyak Masih Menyembur Tinggi)

Hadir sebagai narasumber internal dalam talkshow bertajuk Cakrawala itu adalah Sekretaris Redaksi Harian Serambi Indonesia, Bukhari M Ali yang dipandu host, Dosi Elfian.

Dikatakannya, api yang sebelumnya setinggi pohon kelapa sudah padam karena adanya gejolak dipermukaan tanah yang memunculkan air ke permukaan sehingga api tersebut padam.

"Tapi lokasi tambang masih berbahaya sekali, karena di beberapa radius harus dibatasi warga setempat tidak boleh mendekat. Sebab ada bau gas yang sangat menyengat sekali," ujarnya.

Dikatakan Iskandar Usman, masyarakat setempat memahami akan bahaya penambangan minyak tersebut, namun karena faktor ekonomi dan sosial sehingga mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas penambangan rakyat itu.

"Kebanyakan pemuda setempat, mantan kombatan yang tidak memiliki pekerjaan. Maka dengan adanya tambang rakyat ini mereka dapat bekerja di sana, dan mendapatkan rezeki untuk dibawa pulang ke rumah," kata Iskandar yang juga putra Ranto Peureulak.

Ia menyebutkan, dalam sumur yang dibor tersebut mempekerjakan sebanyak 10 orang, dan pekerja yang bertugas menarik minyak dan memasukkannya ke dalam drum diberi upah Rp 100 ribu- Rp 200 ribu per drum.

"Bayangkan saja pemuda di sana yang pengangguran dan mereka mendapatkan pekerjaan. Efeknya peningkatan perekonomian di Peureulak jauh lebih drastis dibanding periode-periode lainnya," tambahnya.

(Baca: Bos Mifa Bersaudara Sebut Industri Pertambangan di Aceh Sangat Menjanjikan, Berikut Alasannya)

(Baca: Selama 2017, Pertambangan Jadi Saham yang Banyak Dikoleksi Warga Aceh)

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved