Kupi Beungoh
Sepak Bola, Sergio Ramos, dan Geudeu-Geudeu
Beragam cara dipakai untuk merebut kemenangan, salah satunya adalah geudue-geudeu yang dipakai Sergio Ramos untuk menghentikan Mohamed Salah.
Seni bela diri ini seperti gulat yang dimainkan oleh kaum laki-laki.
Satu tim terdiri atas 3 orang.
Biasanya geudeu-geudeu ini dipertandingkan antarkampung, diadakan setiap selesai panen padi.
Permainan ini tidak didasari permusuhan atau dendam, tapi suatu permainan yang dilakukan secara sportif dan atas dasar senang sama senang.
(Baca: Atlet Geude-geudu Pijay Beraksi di Jakarta)

Olahraga geudeu-geudeu bertujuan mengasah ketahanan mental dan jiwa laskar kerajaan.
Karena sangat berbahaya, olahraga keras ini tidak pernah memperebutkan juara, karena bisa berakibat fatal.
Di Pidie dan Meureudu, dahulunya, ketika masa luah blang (pascapanen) atau saat bulan purnama, geudeu-geudeu kerap dipertandingkan.
Selain sarat dengan nilai-nilai sejarah, seni dan budaya yang terkandung di dalamnya, olah raga geudeu-geudeu yang hanya ada di bumi Kabupaten Pidie atau Pidie Jaya ini, juga memiliki pesona tersendiri, digunakan sebagai media pemersatu bagi utuhnya ikatan persaudaraan sesama warga dari satu desa, kecamatan, atau bahkan kabupaten yang satu dengan yang lainnya.
Pemuda berbadan kekar berbondong-bondong mengikutinya, meski tak ada hadiah, selain badan yang lebam.
Adu fisik ini hanya sekadar mengendurkan otot-otot yang tegang melalui pertarungan.
Kebanggaan lainnya, sering pula dianggap perkasa dan menjadi lirikan ujung mata para dara-dara gampong. Heuum lumayan bukan?
Duka Fans dan Air Mata Salah
Mohammed Salah tak mampu menahan kesedihannya saat berjalan dipapah ke luar lapangan.
Final Champion berjalan antiklimaks untuknya.
Salah dimainkan sejak awal oleh Juergen Klopp dengan menempatkan Sadio Mane dan Roberto Firmino di lini depan.