Deretan Amalan yang Bisa Dikerjakan di Hari Raya Idul Adha Selain Shalat Id dan Qurban

Bagi yang tidak melaksanakan haji, ibadah pada hari raya Idul Adha yang paling banyak dikerjakan adalah shalat Id dan berqurban.

Editor: Amirullah
Youtube
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Hari Raya Idul Adha 1439 H akan dirayakan pada tanggal 22 Agustus 2018 mendatang.

Tak hanya melaksanakan shalat Id (menurut KBBI salat, tetapi lazim digunakan masyarakat dengan ejaan shalat), tetapi ada sejumlah amalan sunah lain yang dianjurkan untuk dilaksanakan.

Saat Idul Adha dirayakan, jemaah haji di Arab Saudi sedang bergerak dari Muzdalifah menuju Mina, untuk melontar jumrah.

Bagi yang tidak melaksanakan haji, ibadah pada hari raya Idul Adha yang paling banyak dikerjakan adalah shalat Id dan berqurban.

Namun selain itu, ada sejumlah amalan sunah lain yang sangat dianjurkan.

Seperti dilansir NU Online, berikut adalah enam amalan sunah di hari raya Idul Adha.

Baca: Bupati Abdya Pecat Dokter Spesialis

Baca: Lebih Mahal dari Emas, Inilah Yarsagumba: Obat Kuat dari Pegunungan Himalaya

1. Bertakbir Hingga Terakhir Hari Tasyrik

Malam hari raya Idul Adha hingga hari terakhir tanggal 13 Zulhijjah, disunahkan untuk bertakbir, baik itu di masjid, musala atau rumah.

Anjuran amalan ini terdapat dalam Kitab Raudlatut Thalibin

فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ

Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.

Sebagian fuqaha’ ada yang memberi keterangan tentang beribadah di malam hari raya, yaitu dengan melaksanakan shalat maghrib dan isya’ berjama’ah, sampai dengan melaksanakan shalat subuh berjama’ah.

Baca: Korban Gigitannya Bisa Cacat, Spesies Baru Ular Berbisa Ditemukan di Australia

Baca: Operasi Kepolisian di Inggris, Anak-anak Dikerahkan Sebagai Mata-mata

2. Mandi sebelum Shalat Id

Kaum muslim laki-laki dan perempuan dianjurkan untuk mandi sebelum shalat Id.

Bahkan, perempuan yang sedang berhalangan untuk shalat juga dianjurkan mandi.

Mandi bisa dilakukan mulai pertengahan malam, sebelum waktu subuh.

Namun lebih dianjurkan setelah waktu subuh, karena tujuannya agar segar dan bersih saat shalat Idul Adha.

Baca: Terbukti Lakukan Monopoli Android, Komisi Eropa Denda Google Rp 72 Triliun

3. Memakai Wangi-wangian, Memotong Rambut dan Kuku

Memotong kuku dan rambut tak harus dilakukan saat hari raya Idul Adha tiba, tetapi bisa dilakukan sebelumnya.

Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini:

والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب

Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengn memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jum’at, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian.

Baca: Arsy Sudah Lama Mengidolakan Nissa Sabyan, Akhirnya Bertemu dan Berduet Bersama

4. Memakai Pakaian Putih dan yang Terbaik bagi Laki-laki

Sebagian ulama berpendapat bahwa pakaian paling utama untuk dipakai kaum laki-laki saat shalat Idul Adha adalah putih.

Bila memiliki pakaian yang baru dan bersih juga dianjurkan untuk dipakai.

Sedangkan perempuan lebih disarankan memakai pakaian biasa, sebagaimana yang dikenakan sehari-hari, dan jangan berdandan serta memakai wangi-wangian berlebihan.

Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan,

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.

Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban.

Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat.

Baca: Berita Hoaks di WhatsApp, Pria di India Ini Dihajar Orang Satu Kampung Sampai Tewas

Sabda Nabi SAW berikut memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik, riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas RA,

"Rasulullah SAW di hari raya Id memakai Burda Hibarah (pakaian yang indah berasal dari yaman).Kelima, ketika berjalan menuju ke masjid ataupun tempat shalat Id hendaklah ia berjalan kaki karena hal itu lebih utama, sedangkan untuk para orang yang telah berumur dan orang yang tidak mampu berjalan, maka boleh saja ia berangkat dengan menggunakan kendaraan. Dikarenakan dengan berjalan kaki ia bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bermushafahah (Bersalam-salaman) sesama kaum muslimin. Sebagaimana sabda Nabi SAW riwayat dari Ibnu Umar."

Baca: Kuasa Hukum Upayakan Praperadilan

5. Berangkat Lebih Awal dan Berjalan Kaki

Disunahkan untuk berangkat lebih awal agar mendapatkan shaf barisan depan.

Saat menunggu shalat dilaksanakan, bertakbirlah bersama-sama.

Imam Nawawi dalam Kitabnya Raudlatut Thalibin menerangkan anjuran tersebut,

السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة

Bagi yang hendak melaksanakan shalat Id disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan.

Disunnahkan juga berangkat lebih awal untuk shalat Id setelah selesai mengerjakan shalat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya shalat.

6. Makan setelah Selesai Shalat Idul Adha

Saat Idul Fitri, sebelum shalat Id disunahkan untuk makan.

Sedangkan untuk Idul Adha, makan disunahkan setelah selesai salat Id.

Ini sesuai riwayat berikut:

عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع

Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah.

Diriwayatkan juga dari Sahabat Anas RA,

نَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا

Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil. (tribunjogja.com/nuonline)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Enam Amalan Sunah pada Hari Raya Idul Adha selain Shalat Id

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved