Berkuasa Lebih dari 600 Tahun, Inilah Penyebab Kekhalifahan Turki Ustmani Runtuh
Pada 31 Oktober 1918, antara Kekaisaran Ottoman dan Sekutu telah melakukan genjatan senjata, namun tidak menciptakan stabilitas apapun.
SERAMBINEWS.COM - Kekhalifahan Turki Ustmani atau Kekaisaran Ottoman memiliki wilayah kekuasaan hingga mencakup sebagian Asia, Afrika, dan Eropa.
Puncak kejayaannya berlangsung pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566).
Setelah itu, Utsmani semakin lemah karena pemertakan internal dan kalah perang melawan bangsa Eropa.
Pada 31 Oktober 1918, antara Kekaisaran Ottoman dan Sekutu telah melakukan genjatan senjata, namun tidak menciptakan stabilitas apapun.
Baca: Lagu Tema Asian Games 2018 yang Dinyanyikan Via Vallen Dicover oleh Berbagai Negara dan Bahasa
Inggris menguasai Suriah, Palestina dan Mesopotamia (Irak), bahkan pasukan Inggris, Prancis dan Yunani siap untuk berbaris melintasi perbatasan Bulgaria dan menduduki Ottoman dan Konstantinopel.
Hal itu membuat sang khalifah, sultan Mehmed VI merasa takut karena akan digulingkan.
Sementara pihak sekutu, bagaimanapun tahu bahwa Mehmed VI adalah sultan boneka yang akan digunakan pengaruhnya untuk stabilitas pasca-perang.
Pemerintah Turki Muda, yang ingin menggantikan sistem monarki absolut menjadi monarki konstitusional pimpinan Enver Pasha telah runtuh pada hari-hari menjelang gencatan senjata.
Enver, Kemal Pasha dan Talat Pasha telah melarikan diri dari negaranya untuk mencari perlindungan di Jerman.
Hukum dan ketertiban rusak sepenuhnya di banyak tempat, ketegangan antara etnis dan agama juga meletus menjadi kekerasan.
Sekutu berbaris ke Konstantinopel dengan tujuan menguasai wilayah besar Anatolia.
Baca: Balita Berusia 2,5 Tahun Asal Sukabumi Merokok 40 Batang Sehari
Pada November 1919, Kekaisaran Ottoman mencoba untuk menghentikan Sekutu.
Sisa-sisa kedua tentara Ottoman yang dihancurkan oleh serangan terakhir Inggris di Palestina dan Suriah secara perlahan disusun kembali di bawah komando Mustafa Kemal di Kilikia, sebelah utara Aleppo.
Di Mesopotamia, Angkatan Darat Keenam Utsmani yang babak belur tetapi masih utuh berkumpul kembali di utara Mosul untuk menunggu komando.
Pada titik ini Mustafa Kemal yang lebih dikenal sebagai Kemal Atatürk muncul sebagai tokoh terkemuka.