Idul Adha 1439 H
Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha 2018, 10 Dzulhijjah 1439 Hijriyah
bagaimana cara melaksanakan seperti tata cara dan niat sholat Idul Adha 2018 atau Sholat Ied itu?
Imam Ramli mengatakan:
وَيُنْدَبُ النُّطْقُ بِالمَنْوِيْ قُبَيْلَ التَّكْبِيْرِ لِيُسَاعِدَ اللِّسَانُ القَلْبَ وَلِأَنَّهُ أَبْعَدُ عَنِ الوِسْوَاسِ وَلِلْخُرُوْجِ مِنْ خِلاَفِ مَنْ أَوْجَبَهُ
“Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir (shalat) agar lisan dapat membantu (kekhusyukan) hati, agar terhindar dari gangguan hati dank arena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat”. (Nihayatul Muhtaj, juz I,: 437)
Salat Idul Adha di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, di pusatkan di beberapa masjid besar, lapangan terbuka,hingga halaman masjid, seperti masjid mujahidin,masjid Agung Riyadussalihin. (hanani)
Niat adalah sesuatu yang sangat pokok dalam pelaksanaan ibadah.
Baca: MUI Baru Keluarkan Fatwa Tentang Vaksin Haram, Ini Fakta Seputar Imunisasi MR
Tidak sah ibadah seseorang yang tidak disertai dengan niat. Niat terletak di dalam hati, yang menandakan adanya kesengajaan dalam menunaikan ibadah tertentu.

Menurut Madzhab Syafi‘î, niat berarti sengaja melakukan sesuatu yang dilaksanakan berbarengan dengan aktivitas pertama saat shalat.
Artinya, dalam konteks shalat Idul Adha, jika melafalkan niat dilakukan sebelum takbiratul ihram maka niatnya itu sendiri dilaksanakan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
Baca: Seorang JCH Aceh Meninggal Dunia
sejumlah jamaah tarekat Syattariyah melaksanakan shalat Idul Adha 1435 hijriyah di komplek makam Syekh Burhanuddin, Ulakan, Padangpariaman, Sumbar, Senin (6/10). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Selamat merayakan Idul Adha 2018 bagi umat muslim.
Tata Cara Shalat Ied
Berikut tata cara shalat id secara tertib sebagai mana disarikan dari kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus.
Pertama, shalat id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushallî rak‘ataini sunnata li ‘îdil adlhâ” kalau dilaksanakan sendirian. Ditambah “imâman” kalau menjadi imam, dan “makmûman” kalau menjadi makmum.
أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــــــالَى
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Kedua, takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا