Akibat Menguatnya Ekonomi Amerika Serikat, Indonesia Terparah Dampaknya di ASEAN
Kenaikan ekonomi tersebut merupakan tingkat kenaikan yang sangat kuat untuk negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Ketergantungan pada pendanaan asing
Sementara itu, di pasar negara-negara berkembang terjadi penurunan investor asing, turunnya aliran dana, dan penurunan nilai mata uang mereka.
Pemicu anjloknya mata uang di Argentina, Turki, Afrika Selatan dan Indonesia memang semuanya berbeda, tetapi ada satu kesamaan.
Negara-negara itu tergantung pada pendanaan asing untuk sektor perdagangan dan defisitnya anggaran pemerintah.
Argentina telah terpuruk pada awal tahun akibat kekeringan terburuk dalam 50 tahun.
Kekeringan ini menurunkan produksi jagung dan kedelai, keduanya merupakan tanaman ekspor penting di negara tersebut.
Baca: Terungkap Cara Agen Rusia Meracuni Mantan Agennya Sendiri dengan Racun Saraf Novichok
Kebijakan liberalisasi yang diberlakukan di negara tersebut selama beberapa tahun terakhir,sudah cukup untuk membuat negara menjadi krisis.
IMF pun campur tangan dan pada bulan Juni menjanjikan pinjaman $ 50 miliar untuk negara itu.
Kemudian, pada bulan September, ekonomi Turki dihantam ketika terjadinya konflik politik dengan AS akibat penahanan seorang pendeta Amerika.
Konflik tersebut memicu diberlakukannya tarif atas barang-barang Turki, dan sanksi terhadap beberapa pemimpin Turki.
Hal itu menjadi pemicu hengkangnya investor asing dari Turki.
Baca: Rupiah Makin Melemah, Para Ekonom Sebut Pemerintah Salah jika Anggap Kondisi Ini Aman
Indonesia kena dampak paling parah
Sementara di negara ASEAN, Indonesia yang paling mengalami defisit neraca transaksi berjalan yang cukup besar (mencapai $ 2 miliar pada bulan Juli, tertinggi dalam lima tahun).
Selain itu Indonesia memiliki utang luar negeri tertinggi di Asia, yakni sebesar 35% dari produk domestik bruto (PDB).
Faktor-faktor itu membuat ekonomi negara kita rentan, bahkan mata uang kita telah mencapai titik terendah sejak krisis keuangan pada 1998 lalu.