Google Ulang Tahun ke-20: Jabatan di Perusahaan Google Diperoleh dari Hasil Lempar Koin

Beberapa hari setelah semua kisruh itu berakhir, Brin dan Page bahkan pergi ke festival Burning Man, tempat yang mereka kunjungi

Editor: Fatimah
Intisari online
Para pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin 

Sebuah tanda, meski sudah menjadi miliarder yang terdaftar di Wall Street, Brin dan Page tak pernah berubah.

Bakat hebat orangtua

Baca: Langsa Gelar Festival Rentak Melayu Raya

Sebagai manusia, Brin dan Page memang nyaris tak berubah. Brin yang kabur dari Rusia beserta keluarganya untuk menghindari diskriminasi dan sentimen anti-semit, datang ke Amerika Serikat saat baru berusia enam tahun.

"Ayah saya, Michael Brin, seorang dosen matematika. Sekolah saya  di Maryland, yang dibangun semasa krisis energi tahun 1970- an, mempunyai dinding setebal hampir 1 m dan tak berjendela. Saat itu, tak ada akses internet," urai lelaki kelahiran Moskow, 21 Agustus 1973, ini.

Dia sangat menguasai matematika dan komputer, menyelesaikan pendidikan prasarjana pada usia 19 tahun, dengan menyabet nilai A untuk sepuluh ujian penerimaan mahasiswa baru di program doktor Stanford University.

Penampilannya penuh percaya diri, blak-blakan, dan  menarik. Sergey Brin juga menggemari olahraga senam, renang, dan aktif dalam kehidupan sosial di Stanford.

Baca: Mahasiswa Tolak PT EMM

Tak hanya bapaknya yang mewariskan bakat intelektualitas. Ibunya, Eugenia Brin, adalah ilmuwan yang sukses di Goddart Space Flight Center milik NASA. Dalam kehidupan sehari-hari, Sergey mewarisi bakat humoris orangtuanya.

 
Di situs web-nya, ibu Sergey pernah memasang foto dirinya berdampingan dengan mantan diktator Rusia, Lenin. Teks fotonya berbunyi: "Aku dan sahabat terbaikku". Begitu juga ayahnya, selalu mengembalikan hasil ulangan buruk mahasiswanya dengan komentar: "Ikut berbelasungkawa".

Akan halnya Larry Page, pria kelahiran 26 Maret 1973 itu sempat mengalami nasib kurang beruntung, lantaran orangtuanya bercerai saat Page baru berusia delapan tahun. Beruntung, bapak-ibunya berkomitmen untuk bersama-sama memberikan yang terbaik buat Page, sehingga ia tak kehilangan kasih sayang, meski punya orangtua yang tinggal terpisah.

Walaupun ibu Page seorang Yahudi yang taat, ayahnya adalah pemuja teknologi yang secara teratur memperkenalkan anak-anak mereka pada komputer. Kebiasaan itu kadang membuat guru-guru Page di sekolah dasar kebingungan.

Baca: Sudah 1.000 Orang Mendaftar Fun Bike

Bagaimana mungkin anak yang masih berumur enam tahun sudah menyerahkan PR-nya dalam format ketikan komputer, sementara mereka sendiri belum mudeng soal dot matrix printer?

Di kampus, dosen-dosen juga memandang Page sebagai murid istimewa. "Ia anak yang menonjol dan selalu paling depan. Larry bahkan menggunakan komputer genggam untuk proyek dalam kuliah saya, sebelum banyak orang tahu ada komputer sebesar itu," cerita seorang dosennya.

Ayah Page, Carl Victor Page, adalah salah satu lulusan pertama program pascasarjana penerima gelar ilmu komputer dari University of Michigan. Sementara ibunya, Gloria Page, konsultan data base dengan gelar master dalam bidang ilmu komputer.

Carl menghabiskan sebagian besar kariernya dengan mengajar di Michican State University, tempat istrinya mengajar pemrograman komputer.

Baca: Gudang PT PIM Terbakar

Carl meninggal pada usia 58 tahun, saat Larry baru menjalani semester kedua di Stanford.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved