Breaking News

Gempa Palu Sulawesi Tengah

5 Fakta Gempa dan Tsunami Palu, Dari Rebutan Makanan Hingga Fenomena Tanah Bergerak

Sementara itu, ribuan orang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Mereka kekurangan makanan dan pasokan BBM.

Editor: Faisal Zamzami
Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut hal ini sebagai fenomena likuifaksi.

Rovicky Dwi Putrohari, ahli geologi dan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia, menambahkan, yang terjadi dalam video tersebut adalah likuifaksi yang memicu longsoran.

3. Hotel Roa Roa, Mal Tatura, rumah sakit ambruk

S
Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tengah. Puluhan tamu belum diketahui nasibnya.(KOMPAS.com/ROSYID A AZHAR)

Pusat perbelanjaan terbesar di Kota Palu, Mal Tatura di Jalan Emy Saelan, hancur dan ambruk sebagian.

Masih ada puluhan hingga seratusan orang yang terjebak di dalam pusat perbelanjaan empat lantai yang dibangun pada tahun 2006 itu.

Begitu pula di Hotel Roa-Roa di Jalan Pattimura.

Hotel berlantai delapan ini rata dengan tanah.

Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap.

Basarnas menyebutkan, ada sekitar 50-60 tamu yang diperkirakan masih terjebak di dalam reruntuhan hotel.

Selain itu, Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat, di Jalan Kangkung, Kamonji, Kota Palu dan Jembatan Ponulele yang menjadi ikon wisata Kota Palu juga roboh.

Diperkirakan, banyak korban masih belum ditemukan di timbunan reruntuhan bangunan-bangunan tersebut.

Baca: Korban Tewas Akibat Gempa dan Tsunami Palu Dimakamkan Massal, Ada Kisah Balita Terpisah dari Ibunya

4. Warga berebut makanan dan BBM

S
Warga menjarah baan bakar minyak di SPBU Jalan Imam Bonjo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca gempa bumi yang melanda kota tersebut. Selain mengakibatkan kelangkaan BBM, gempa Palu juga mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Rebutan bahan makanan di sejumlah minimarket hingga berebut BBM di SPBU marak terjadi di Kota Palu setelah gempa terjadi.

Warga bernama Abdullah, misalnya, mengaku terpaksa berebut makanan di minimarket karena tak ada lagi makanan untuk bertahan hidup.

Dapur umum pun sulit ditemukan. "Susah cari makan, Alfamidi dan BNS (Bumi Nyiur Swalayan) jadi rujuan warga," katanya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved