Gempa Palu Sulawesi Tengah

5 Fakta Gempa dan Tsunami Palu, Dari Rebutan Makanan Hingga Fenomena Tanah Bergerak

Sementara itu, ribuan orang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Mereka kekurangan makanan dan pasokan BBM.

Editor: Faisal Zamzami
Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

5. BNPB: Tak ada alat pendeteksi gempa atau buoy yang beroperasi

S
Kondisi terkini di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, pascagempa yang mengguncang wilayah tersebut, Jumat (28/9/2018).(Kompas.com / Hilda B Alexander)

BNPB melaporkan, tidak ada buoy atau alat pendeteksi tsunami yang beroperasi di Palu dan sekitarnya.

Pasalnya, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo, banyak buoy di Indonesia yang mengalami kerusakan.

Padahal, alat yang dilengkapi sensor ketinggian muka air ini sangat berguna dalam upaya mengantisipasi bencana gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami.

"Jadi enggak ada buoy tsunami di Indonesia. Sejak 2012, buoy tsunami sudah tidak ada yang beroperasi sampai sekarang ya," kata Sutopo dalam konferensi pers, Minggu (30/9/2018).

"Detail dan sebagainya bisa ditanyakan kepada BMKG karena yang mengurusi semua terkait Tsunami Early Warning System (TEWS) di Indonesia itu dikoordinir di BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika)," lanjut Sutopo.(*)

Baca: Panwaslih Tegur Deklarasi Relawan Prabowo-Sandi

Baca: 5 Fakta di Balik Reruntuhan Hotel Roa Roa di Palu, Korban Selamat hingga Kabar Atlet Paralayang

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Gempa dan Tsunami Palu: Rebutan Makanan, Fenomena Tanah Bergerak, dan 832 Korban Jiwa"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved