Luar Negeri
Kapal Perang AS Dihadang di Laut China Selatan, Pulau Ini Dicurigai Berdasarkan Citra Satelit
Komando Selatan mengirim kapal perang dan kekuatan udara untuk memantau dan memberi peringatan kepada Chancellorsville agar keluar
SERAMBINEWS.COM - Militer China menyatakan mereka telah mengirim pasukan untuk menghadang kapal perang Amerika Serikat ( AS) yang berlayar di Laut China Selatan.
Dalam pernyataan yang dirilis Komandan Pasukan Selatan, kapal penjelajah berkekuatan rudal pandu USS Chancellorsville memasuki perairan di Kepulauan Paracel Rabu (28/11/2018).
Diwartakan SCMP Sabtu (1/12/2018), masuknya kapal perang kelas Ticonderoga itu tidak mendapat persetujuan dari Beijing.
Baca: Heboh! Bom Aktif Sisa Perang Dunia II Seberat 500 Kg Mengancam Kota Sabang, Begini Penampakannya
Karena itu, Komando Selatan mengirim kapal perang dan kekuatan udara untuk memantau dan memberi peringatan kepada Chancellorsville agar keluar.
"Komando bakal terus melakukan pengawasan ketat terhadap laut dan udara untuk mencegah kondisi yang bisa mengancam keamanan nasional," demikian penjelasan militer.
Komando Pasukan Selatan meminta kepada militer AS untuk membenahi armada laut maupun udaranya untuk menghindari miskalkulasi.
Pernyataan militer diperkuat keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang bahwa kapal perang itu sudah masuk perairan mereka tanpa izin.
Baca: Reuni Akbar 212, 80 Persen Pesertanya Disinyalir Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Juru bicara Armada Pasifik AS Nathan Christensen merespon dengan berkata pihaknya sengaja menggelar operasi untuk menantang klaim Beijing.
"USS Chancellorsville sengaja berlayar dekat Paracel sebagai tantangan terhadap segala bentuk klaim dan mempertahankan akses sesuai hukum internasional," kata Christensen.
Operasi terbaru di Laut China Selatan terjadi setelah insiden terakhir antara kapal perang AS dengan China pada 30 September.
Saat itu, kapal perusak USS Decatur ditempel ketat kapal perusak China Lanzhou dan disebut militer AS berada dalam manuver berbahaya.
Baca: 1 Desember Hari AIDS Sedunia: Ini Perbedaan AIDS dan HIV yang Sering Dianggap Sama
China berkali-kali menentang baik angkatan laut maupun pesawat tempur AS yang beroperasi di dekat kawasan yang menjadi sengketa China dengan negara seperti Vietnam hingga Filipina itu.
Lebih lanjut, lembaga think tank AS menyatakan Beijing telah membangun sebuah fasilitas baru di Kepulauan Paracel yang bisa jadi dipergunakan untuk tujuan militer.
Dari citra satelit, The Asia Maritime Transparency Initiative of Washington’s Centre for Strategic and International Studies berujar terdapat bangunan sederhana di Bombay Reef.
Di atasnya terdapat kubah radar dan panel tenaga surya.
Asia Maritime berujar mereka menduga bangunan itu dibuat untuk kepentingan militer.
Baca: Reuni 212 Besok, Panitia Sarankan Jokowi Tak Hadir, Ini Alasannya
Foto kapal perang AS dan China

Sebelumnya foto udara dari Angkatan Laut Amerika Serikat ( AS) memperlihatkan kapal perang China berada dalam jarak yang begitu dekat dengan kapal mereka.
Kapal perusak USS Decatur melaksanakan operasi navigasi di kawasan sengketa Laut China Selatan pada Minggu (30/9/2018).
Keberadaan mereka ditanggapi China yang mengerahkan kapal perusak Lanzhou, dan menimbulkan protes dari Armada Pasifik karena dianggap menampilkan manuver berbahaya.
Baca: Viral Video Jokowi Nyanyikan Penggalan Lagu Deen Assalam, Puji Nissa Sabyan Saat Memberi Sambutan
Dalam pernyataan resmi armada, kapal Lanzhou berada dalam jarak 41 meter dari Decatur sambil memberikan peringatan untuk meninggalkan kawasan tersebut.
Dilansir CNN pada Rabu (3/10/2018), terdapat empat foto yang memperlihatkan posisi kedua kapal.
Foto yang sejatinya tak dirilis AL AS itu diverifikasi tiga pejabat.
Gambar tersebut memperlihatkan kapal Lanzhou datang dari belakang Decatur, dan menempel ke haluan kiri sehingga memaksa kapal itu mengubah arah.
Baca: Tiga Video Wawancara Irwandi Usai Sidang Perdana, dari Bantahan Sampai Lepas Alat Pendengar
Carl Schuster, mantan kapten AL AS dengan 12 tahun pengalaman, menjelaskan, keduanya bisa bertabrakan dalam beberapa detik jika Decatur tak berinisiatif menjauh.
Dalam situasi itu, jika mengacu hukum internasional, Decatur berhak untuk tetap melaju di jalur yang sudah mereka agendakan dan mempertahankan kecepatan.
Adalah tanggung jawab Lanzhou untuk membuat jarak atau melakukan manuver melewati Decatur secara aman.
Namun, kapal itu malah berusaha memotong pergerakan Decatur.
Baca: Mengamuk di Rumah Mantan Jelang Pesta Pernikahan, Seorang Pria Bantai Keluarganya Dengan Parang
Peristiwa itu membuat kapten kapal Decatur harus berpikir cepat dan melaksanakan "manuver radikal" untuk menjauhkan kapal perang berbobot 8.500 ton tersebut.
"Ini seperti menginjak rem kuat-kuat dan membanting setir untuk menghindari tabrakan di jalan," kata Schuster, yang kini profesor di Universitas Hawaii Pacific itu.
Karena itu, dia menyebut kapal perang kelas Luyang yang diluncurkan pada 29 April 2003 itu jelas-jelas melanggar peraturan internasional.
Decatur berada di Kepulauan Spratly untuk menjamin hak kapal negara lain melintasi perairan internasional tersebut.
Baca: Video Panas Mahasiswa Dengan Siswi SMA Tersebar, Sempat Diputar Saat Jam Pelajaran Kosong
Washington menerangkan, tindakan mereka sudah sesuai aturan, dan merupakan bentuk tantangan bagi segala klaim wilayah yang dianggap berlebihan.
Kementerian Pertahanan China dalam keterangan tertulis menjelaskan, angkatan laut mereka hanya berusaha menjaga kedaulatan China di Spratly.
"Militer China bakal menjalankan tugas mereka untuk menjaga kedaulatan negara sekaligus perdamaian serta stabilitas kawasan," kata juru bicara Wu Qian.(*)
Baca: Kabar Terbaru Rencana Duel Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kapal Perang China Hadang Kapal Perang AS di Laut China Selatan dan Foto Ungkap Kapal Perang AS Ditempel Ketat Kapal Perang China