Info Papua - Cerita Korban Selamat Lari Dari Tragedi Pembantaian, Naik Pohon Saat Matahari Terbit
"Jam 11 malam mau lari ke Wamena, cuma kan di jalan ada yang bawa mayat, jadi ada yang maju, ada yang berhenti,"
SERAMBINEWS.COM - Seorang saksi mata, NN, mengungkapkan kisahnya berhasil selamat dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), seusai tragedi pembantaian pekerja infrastruktur PT Istaka Karya yang terjadi di Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (2/12/2018).
NN mengaku dirinya menyelamatkan diri dengan cara bersembunyi di atas pohon saat insiden penembakan terjadi.
Seperti dilansir TribunWow.com dari tayangan televisi Kabar Petang di TVOne, Sabtu (8/12/2018), NN menjelaskan saat itu dirinya mulai melarikan diri ke Wamena pukul 23.00 WIT.
Baca: Bandingkan dengan Pemerintahan SBY, Natalius Pigai: Jokowi Baru Bangun Satu Ruas Jalan di Papua
"Jam 11 malam mau lari ke Wamena, cuma kan di jalan ada yang bawa mayat, jadi ada yang maju, ada yang berhenti," ungkapnya.
NN yang saat itu sendiri terus berlari di tengah malam hingga pagi hari.
"Pikiran saya sudah ada di depan, jadi saya maju terus itu sendiri bawa senjata bawa amunisi, perlengkapan seperti TNI," lanjutnya.
Melihat matahari mulai terbit, NN semakin takut anggota KBB melihatnya.
Baca: Dinas Pendidikan Aceh Sertifikasi 1.000 Siswa SMK, Ini Tujuannya
Akhirnya, dia memutuskan untuk bersembunyi di atas pohon hingga pertolongan datang.
"Terus matahari sudah muncul kan, saya takut ada yang ngintip, ada yang ngejar saya naik ke pohon. Saya ngumpet di pohon sampai lama itu," terang NN.
NN menunggu pertolongan dan berada di atas pohon selama hampir dua jam.
NN juga mengungkapkan berhasil dievakuasi ke Wamena dua hari setelah penembakan terjadi.
Seperti yang diketahui, peristiwa penembakan yang menyerang para pekerja infrastruktur PT Istaka Karya, merupakan aksi dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dibawah komando Egianus Kogoya.
Baca: Leg Kedua Final Copa Libertadores: River Plate vs Boca Juniors di Santiago Bernabeu, Senin Dinihari
Seperti yang yang dilansir dari Wartakotalive.com, menurut Kapendam XVII Cendrawasih Muhammad Aidi menyebutkan, jumlah anggota kelompok Egianus sebanyak 50 orang.
Menurut Aidi, mereka memiliki senjata lengkap berstandar militer.
Pembangunan jalan Trans Papua menjadi pengusik mereka lantaran selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai markas Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Dengan adanya jalan Trans Papua, mulailah daerah ini terbuka dari isolasi. Terbukanya jalan, mereka (kelompok OPM) merasa terusik. Sebab otomatis TNI dan Polisi bergerak mendekati arah mereka," ujar Muhammad Aidi.
Fakta terbaru
Pada hari Minggu, (2/12/2018) menjadi hari yang mencekam bagi pekerja PT Istaka Karya di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Baca: Pasangan Kekasih Berpose Telanjang di Piramida Giza, Ini yang Dilakukan Pemerintah Mesir
Sebanyak 28 pekerja PT Istana Karya yang menggarap proyek Jembatan Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua menjadi korban pembantaian, pada Minggu (2/12/2018).
Mereka dibantai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di bawah komando Egianus Kogoya
Berikut sejumlah rangkuman TribunWow mengenai fakta pembantaian pekerja PT Istana Karya di Nduga.
1. Bekerja tanpa pihak keamanan
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, terhitung sejak 1 Januari 2017, PT Istana Karya telah memulai membangun proyek jembatan ruas Jalan Trans Papua.
Namun, tak ada permintaan dari PT Istana Karya yang meminta pihak keamanan untuk melakukan pengawalan terhadap para pekerja yang melaksanakan pembangunan.
Baca: Studi : Es di Restoran Cepat Saji Ternyata Bisa Lebih Kotor daripada Air Toilet
Hal itu diungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal.
Namun, Kombes Ahmad menuturkan ada patroli di sepanjang pekerjaan pembangunan.
“Kalau pengawalan melekat tidak ada permintaan. Namun, selama ini ada anggota yang melakukan patroli di sepanjang pekerjaan pembangunan Jalan Trans Papua,” kata Kamal, Jumat (7/12/2018).
Hal yang sama juga diungkap oleh Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf. Dax Sianturi, bahwa memang tak ada pengawalan khusus pada pekerja PT Istana Karya.
Meski bergitu, Sianturi mengatakan pekerja ketika masuk lokasi pembangunan harus melapor di pos TNI jaga yang letaknya Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.
Baca: Membuat Karni Ilyas Tertawa, Begini Jawaban Ustadz Abdul Somad soal Reuni Akbar 212
“Jadi, semua karyawan yang masuk ke lokasi pembangunan, harus melapor ke Pos TNI di Mbua. Hal itu dilakukan, agar bisa mengetahui siapa saja yang masuk ke lokasi pembangunan. Untuk anggota yang melekat, tidak ada,” katanya, belum lama ini.
2. Lokasi pembantaian merupakan zona merah
Bukit Kabo di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua yang menjadi lokasi pembantaian ternyata merupakan zona rampasan oleh KKB, dilansir dari Kompas.com.
Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan awalnya lokasi itu merupakan daerah yang aman.
Hingga kelompok separatis Egianus Kogoya bersama pengikutnya merebut distrik tersebut menjadi daerah yang rawan dari keamanan.
Baca: Jika Tak Terpilih Jadi Presiden di Pilpres Mendatang, Ini Rencana Prabowo Selanjutnya
Apalagi Egianus Kogoya bersama pengikutnya pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga.
"(Kepindahan Egianus dan kelompoknya) karena dikejar pasukan TNI-Polri dari Kenyam, Kabupaten Nduga sehingga lokasi insiden penembakan adalah zona merah," ujar Iqbal, melalui keterangan tertulis, Kamis (6/12/2018).
3. KKB juga intimidasi warga
Diketahui ternyata KKB tak hanya melakukan penyerangan kepada pekerja, namun juga warga sipil.
Selama tiga hari terakhir, KKB mengancam akan membunuh para warga sipil tersebut.
Beruntung, sebanyak 24 warga sipil telah berhasil dievakuasi aparat ke Kota Timika, Kabupaten Mamika.
Para warga sipil menjalani perawatan medis dan psikologi untuk menghilangkan rasa trauma yang mereka alami.
Sementara evakusi terhadap korban tewas juga telah berhasil dilakukan.
Baca: Ditanya Siapa Kandidat Capres yang Berpeluang Menangkan Pilpres 2019, Ini Jawaban Mahfud MD
Sejauh ini telah ada 16 jenazah yang berhasil dievakuasi dan dipulangkan ke keluarga masing-masing, pada Jumat (7/12/2018), sekitar pukul 15.00 WIT dengan menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Mozes Kilangin Timika dengan tujuan Makassar dan Jakarta.
Sedangkan 14 jenazah korban yang merupakan warga asal Toraja, Palu, Kalimantan Timur dan NTT akan diturunkan di Bandara Sultan Hasanudin Makassar.
Kemudian dua jenazah dengan tujuan Sumatra Utara akan diturunkan di Jakarta lalu berganti pesawat menuju Medan.
4. Sebanyak 5 korban masih dalam pencarian
Diduga masih ada 5 korban yang belum ditemukan, dilansir dari Kompas.com.
Sampai saat ini, lanjut Kamal, baru 16 korban meninggal dunia dan 7 korban selamat yang berhasil ditemukan.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar menyebut informasi itu diterima dari korban selamat.
Baca: Diduga Tersangkut Kasus Penipuan Calo CPNS, Ibu dan Tiga Bayi Kembar Ini Mendekam di Rutan Bireuen
“Kemungkinan masih ada 5 orang yang belum ditemukan. Untuk kondisinya, kita belum bisa pastikan. Hanya menurut saksi selamat, ada 3 orang dipastikan meninggal dunia. Sedangkan 2 orang lagi, tidak diketahui olehnya kondisinya. Pimpinan bersama Pangdam telah menginterupsikan untuk terus mencari para korban,” kata dia.
“Kini, kita kembali fokus kepada korban lainnya yang diduga masih berada di lokasi kejadian. Kita berharap apa pun kondisinya bisa menemukan mereka,” ujar dia.
5. Pengejaran pelaku pembantaian
Setelah melakukan misi evakuasi korban selamat dan korban tewas, kini petugas akan fokus mencari pelaku pembantaian, dilansir dari Kompas.com.
“Beberapa hari ini kami fokus evakuasi terhadap korban yang selamat dan yang meninggal dunia, hingga tadi kami kembalikan jenazahnya ke kampung halaman mereka masing-masing. Rencananya besok Kapolda dan Pangdam dari Timika akan bertolak kembali ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya bersama tim,” ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Jumat (7/12/2018) malam.
Meski masih melakukan evakuasi jenazah yang masih belum ditemukan, petugas akan melakukan pengejaran terhadap KKB.
Baca: Rekam Jejak Pimpinan KKB Egianus Kogeya, Pernah Sekap Belasan Guru dan Petugas Puskesmas
“Mulai besok kami akan fokus mencari sisa korban lainnya. Namun, kami juga akan melakukan pengejaran terhadap para kelompok KKB, untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatan mereka,” katanya.
Dalam misi pengejaran KKB, rencananya Kapolda dan Pangdam ikut turun tangan.
“Rencananya Kapolda dan Pangdam akan bertolak ke Nduga, untuk memimpin secara langsung pengejaran terhadap para pelaku pelaku. Di sini TNI hanya mem-backup aparat kepolisian, yang melalukan penegakan hukum,” ujarnya.
Hingga kini, ungkap Kamal, personel Polri dan TNI masih menguasai wilayah Nduga khususnya Puncak Kabo dan Distrik Mbua, lokasi para karyawan PT Istaka Karya dibunuh.
“Personel kami sampai sejauh ini terus berupaya mengejar mereka. Hanya karena kondisi medan lebih dikuasai oleh para kelompok ini, membuat kami mendapat kendala untuk menangkap mereka,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan penuturan korban selamat, Jimmi, kala itu ia dan rekannya sedang menikmati hari libur kerja, pada Sabtu (1/12/2018).
Baca: Pihak Keluarga Kaget dengan Rencana Pernikahan Lindswell Kwok, Tahu Kabar Itu Hanya dari Medsos
Pada 1 Desember merupakan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM), sehingga KKB melakukan penyanderaan kepada 25 pekerja (pada update informasi ada 28 pekerja).
Pada tanggal 2 Desember, Jimmi dan pekerja lainnya dibawa berjalan kaki dengan keadaan tangan terikat.
Mereka digiring menuju bukit puncak Kabo, dan di tenagh jalan, KKB menghujani mereka dengan peluru.
Jimmi dan 10 rekannya yang berpura-pura mati kemudian mengambil kesempatan untuk kabur setelah ditinggal pergi KKB.
Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar.
Sebanyak 5 orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), 6 orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua.
Jimmi dan 3 orang lainnya selamat seusai diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua.(*)
Baca: Info Papua - Detik-detik Tentara OPM Tembak 25 Orang Setelah Disuruh Baris Lima Saf Sambil Jongkok
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul: Kisah Korban Selamat dari Penembakan di Papua, Lari Tengah Malam dan Naik ke Pohon saat Pagi dan 5 Fakta Terbaru terkait Pembantaian Pekerja di Papua, Zona Merah KKB hingga Ancam pada Warga Sipil