Serba-serbi Tokek, Harganya Selangit Meski Khasiatnya Diragukan
Melansir dari DW ketika berbicara mengenai perdagangan satwa liar di Indiamenyoroti boomingnya harga tokek menjelaskan.
SERAMBINEWS.COM - Bagi sebagian orang di Indonesia, mungkin tidak asing dengan perdagangan tokek yang konon dihargai mahal.
Banyak sumber mengatakan bahwa tokek memiliki khasiat untuk mengobati penyakit seperti HIV dan digunakan untuk pengembangan penelitian tertentu.
Baca: Atraksi Unik Anjing Pelacak Bea Cukai Hibur Warga Banda Aceh di Arena Car Free Day
Melansir dari DW ketika berbicara mengenai perdagangan satwa liar di Indiamenyoroti boomingnya harga tokek menjelaskan.
Pada tahun 2012 silam, para ahli satwa liar mengatakan bahwa sekitar satu tahun lalu penangkapan tokek meningkat di beberapa wilayah di India.
Baca: 60 Tahun Hubungan Jepang-Indonesia, Putra Aceh Ini Terima Penghargaan dari Menlu Jepang
Mereka memasok tokek ke China, Indonesia, Filipina dan negara Asia Tenggara lainnya.
Bahkan kasus penyelundupan tokek kerap kali terjadi dalam beberapa bulan dan pemerintah India menangkap sekitar 100 tokek yang ditangkap di negara bagian.
Sedangkan menurut National Geographic hal sama juga dialami di negara Asia Tenggara, di mana juga terdapat permintaan yang sama besarnya atas kadal malam ini.
Khususnya Indonesia, hewan ini juga menjadi buruan dan disebut memiliki harga selangit.
Baca: Studi : Istri yang Tinggal Serumah dengan Mertua 3 Kali Lebih Berisiko Terkena Penyakit Jantung
Konon, daging tokek memiliki kandungan afrodisiak untuk perawatan diabetes, kanker dan HIV/AIDS.
Akan tetapi tidak ada bukti keampuhan dalam penggunaan binatang ini, meskipun hewan ini ditangkap, dikeringkan dan dimusnahkan.
Kemudian mereka diekspor ke China dan juga Taiwan, Hong Kong, Vietnam dan beberapa negara lainnya.
Meskipun sering diperdebatkan, bahwa penangkaran ini akan mengurangi tekanan kepunahan pada spesies yang mulai langka ini.
Baca: Sudah 8 Bulan, Rumah Korban Gempa Pijay belum Rampung, Bahkan Ada yang Ditinggal Tukang Bangunan
Sebaliknya, di alam liar tokek terus saja diburu secara liar dan dicuci melalui fasilitas penangkaran Indonesia dalam sekala besar, tulis National Geographic.
Bahkan, Tokek tidak terdaftar dalam Konvensi Perdagangan Internasional Species Fauna dan Flora Liar yang terancam punah (CITES).
Jadi perdagangan mereka dianggap ilegal dan tidak tunduk pada peraturan.