Kisah Kesetiaan Seorang Anak di Abdya yang Merawat Ayahnya Menderita Parkinson
Meski masih duduk di bangku kelas 3 SMP, tak membuat semangat Iqbal patah arang menjadi tulang punggung ayahnya.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
"Gak tentu lagi saya ni, jalan saja pusing. Entahlah nak, gimanalah nasib ayah ni nak," ungkap Taleb sedih dengan cucuran air mata yang membasahi pipinya.
Ia menyebutkan, sakit yang dialaminya itu berawal saat memakan kue lebaran di salah satu rumah saudaranya.
Entah karena ia makan kue terlalu banyak, katanya, keesokan harinya, ia meresakan tak enak perut, diare hingga keluar darah saat buang air besar. Sejak itulah, ia tak bisa bangun dari tempat tidurnya dan dinyatakan sakit stroke ringan atau parkinson.
"Sejak makan kue itulah, awal mulanya. Kuenya, lupa saya kue apa, pokoknya pulang dari lebaran Itulah, sekitar tiga tahun lalu," sebut mantan pekerja di salah satu BUMN tersebut.
Setiap minggu, Thaleb atau Iqbal harus datang ke Puskesmas untuk mengambil obat sang ayah.
Ia berharap bisa sembuh, sehingga bisa membantu anaknya yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMK.
"Ingin sekali sembuh, kasian kali anak saya, dia harus berjuang sendiri," sebutnya kembali menetaskan air.
Karena, sambungnya, anak keduanya itu sangat kecewa dengan ibunya yang tidak mau tinggal bersama mereka. Padahal, tempat kerja sang istri dengan tempat tinggal mereka hanya berjarak lebih kurang 1 Km.
"Memang, iqbal gak mau jumpa bang, biar situ dia," cetus Iqbal dengan nada keras.
Bahkan, Iqbal mengaku sejak beberapa tahun terakhir ia belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, untuk dirinya maupun sang ayah.
"Sekali ada di sekolah, ntah dari Bank Syariah, lupa. Itu yang ada sekali, sampai sekarang gak ada, mungkin karena dilihat KK mamak PNS mungkin, makanya gak dapat," kenangnya.
Salah seorang perawat Puskesmas Susoh, T Isbal Fitriady kepada Serambinews.com mengatakan bahwa kondisi Thaleb sudah mulai membaik, terlebih beliau rutin mengkonsumsi obat.
"Alhamdulillah, beliau rutin minum obat. Kalau enggak, kita khawatir kambuh lagi, jalan pun sudah bisa, meskipun pakai tongkat. Tapi sudah lumayan," ujar salah seorang perawat Puskesmas Susoh, T Isbal Fitriady. (*)