Untuk Ketiga Kalinya, Facebook Tutup Ratusan Akun Kebencian terhadap Rohingya
Facebook menghapus 425 halaman, 17 kelompok, 135 akun, termasuk 15 akun Instagram yang memiliki kaitan dengan militer Myanmar terkait isu Rohingya.
"Organisasi internasional seperti Uni Eropa, ASEAN, OKI, serta negara-negara di dunia harus mengaplikasikan kesadaran dan kewajiban mereka dalam sebuah rencana konkret," ungkap Tognoni.
"Setiap penundaan pengambilan tindakan global melawan kekerasan di Myanmar harus dianggap sebagai ekspresi impunitas serta kekesalan dari penderitaan yang tak tertahankan, yang telah didokumentasikan oleh semua misi lapangan di daerah yang bersangkutan,” tambahnya.
Baca: Viral di Medsos, Penumpang Wanita Mabuk Bikin Keributan dalam Pesawat Garuda Indonesia
Baca: Lagi, Ustaz Abdul Somad (UAS) Isi Tausyiah di Aceh Utara dan Aceh Timur, Ini Jadwal dan Lokasinya
Baca: Pelarian Napi Kasus Narkoba ini Berakhir di Aceh Jaya, 77 Napi Lainnya Masih Buron
Ujian kritis
“Kita sedang menghadapi ujian kritis yang memiliki implikasi global. Apakah hak manusia dan masyarakat memiliki tempat, di luar deklarasi prinsip?" tanya Tognoni.
Dia mengakui bahwa mengambil keputusan seperti itu tidak mudah bagi kepentingan ekonomi, politik dan keseimbangan geopolitik.
Dia menyebutkan bahwa PPT telah memberikan putusannya saat sesi pertemuan di Kuala Lumpur pada September 2017 yang menyatakan bahwa serangan terhadap Rohingya di Myanmar adalah pembantaian, pelanggaran tragis terhadap hak-hak fundamental, dan genosida.
"Tapi sangat disayangkan, beberapa aktor global --termasuk AS-- enggan mengakui serangan terhadap Rohingya sebagai genosida karena alasan politik," tegasnya.(Anadolu Agency)