Serambi Indonesia Besok Turunkan Wawancara Eksklusif dengan Ustadz Abdul Somad

Setelah melamar pekerjaan ke sejumlah tempat, UAS lalu pulang ke rumah orangtuanya di Riau dan menjadi dosen di sebuah universitas swasta

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin (kanan) dan Zubir (kiri) berfoto bersama Ustadz Abdul Somad dan Ketua IKAT Aceh HM Fadhil Rahmi, usai wawancara di Meuligoe Wali Kota Langsa, 31 Desember 2018. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ustadz Abdul Somad, pendakwah kelahiran Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977, menjadi salah satu figur paling popular di Indonesia, dalam dua tahun terakhir. 

Bisa dikatakan, Ustadz Abdul Somad adalah dai generasi milenial yang namanya terdongkrak berkat peran para penduduk dunia maya (internet), terutama para Youtubers (pengguna situs berbagi video Youtube).

Penguasaan ilmu agama yang mumpuni, disertai gaya penyampaian yang khas, lugas, dan terkadang kocak, membuat ceramahnya menarik hati semua kalangan.

Baca: Ustadz Abdul Somad Pimpin Doa Acara Peresmian Rumoh Dakwah Fadhil Rahmi

Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dan Zubir, saat mewawancarai khusus Ustadz Abdul Somad, di Meuligoe Wali Kota Langsa, 31 Desember 2018.
Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dan Zubir, saat mewawancarai khusus Ustadz Abdul Somad, di Meuligoe Wali Kota Langsa, 31 Desember 2018. (FOTO: Ketua IKAT Aceh, M Fadhil Rahmi)

Pria-wanita, ulama, akademisi, hingga anak-anak muda alias kaum milenial, tumpah ruah di setiap kesempatan dakwahnya.

Di dunia maya, warganet nonmuslim juga kerap terlihat memberikan komentar bernada pujian kepada ustaz muda jebolan Darul Arafah Deliserdang, Sumatera Utara, Al-Azhar Mesir (S-1), dan Darul Hadits Maroko (S-2) ini.

Video ceramahnya, full maupun potongan, banyak tersebar dan viral di media sosial.

Amatan Serambinews, hingga Kamis (3/1/2019), ustaz yang namanya sering disingkat UAS ini memiliki 6,4 juta follower di Instagram dan 1,2 juta pengikut di Facebook.

Saking populernya Ustadz Abdul Somad, maka jika ada yang ingin mengundangnya berceramah harus bersabar dalam jangka waktu panjang.

Jadwal ceramahnya telah penuh hingga Oktober 2020.

Baca: Ini Ceramah Ustadz Abdul Somad yang Pertama Kali Direkam, belum ada Video, Judulnya “11 Pintu Setan”

Bukan itu saja, butuh perjuangan lumayan berat untuk sekedar berfoto apalagi mendapatkan wawancara eksklusif dengan sang dai.

Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dan Zubir (Biro Langsa) adalah dua di antara sedikit wartawan yang bisa mendapatkan wawancara eksklusif dengan Ustadz Abdul Somad.

Wawancara khusus ini difasilitasi oleh Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Tgk HM Fadhil Rahmi, berlangsung di sela-sela waktu istirahat Ustadz Abdul Somad, di kamar tempatnya menginap, di Meuligoe Wali Kota Langsa, 31 Desember 2018 lalu.

Dalam kesempatan singkat, menjelang mengisi jadwal ceramah di IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, dan tabligh akbar malam pergantian tahun 2018-2019, Ustadz Abdul Somad menjawab beberapa pertanyaan Serambi seputar kesan-kesannya setelah satu tahun lebih melakukan safari dakwah di seluruh (23 kabupaten/kota) Aceh.

UAS juga memberikan tanggapannya terhadap wacana uji baca Alquran untuk calon pemimpin.

Wawancara eksklusif dengan Ustadz Abdul Somad ini yang direkam dalam bentuk audio dan video ini akan diturunkan dalam liputan khusus Harian Serambi Indonesia edisi cetak, Jumat (4/1/2019), dan di Serambitv.com.

Baca: Ustadz Abdul Somad Sebut Ada Tiga Hikmah dari Musibah Tsunami Aceh dalam Ceramahnya di Peukan Bada

Profil Lengkap Ustadz Abdul Somad

Dikutip Serambinews.com dari Wartakotalive Ustadz Abdul Somad, lahir pada hari Rabu, 18 Mei 1977 atau 30 Jumadil Awal 1397 H di sebuah kampung yang bernama Silo Lama, Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Moyangnya adalah Syekh Abdurrahman yang pernah belajar ilmu agama Islam di Mekkah, Arab Saudi.

Sepulangnya dari Mekkah, Syekh Abdurrahman menghadap Sultan Asahan dan diberikan sebidang tanah yang kemudian di atasnya dibangun sebuah rumah.

"Lalu dibuatnyalah rumah yang masih ada sampai sekarang, namanya rumah besar, satu arsitek dengan Istana Lima Laras di kabupaten Batubara, Sumatera Utara," ujar Ustaz Abdul Somad, dalam salah satu video ceramah yang diunggah ke YouTube.

Di tempat itulah Syekh Abdurrahman membangun biduk rumah tangga hingga turun-temurun sampai ke generasi Ustaz Abdul Somad.

"Kemudian beranak pinaklah Syekh Abdurrahman tadi, punya anak perempuan bernama Siti Aminah, Siti Aminah punya anak perempuan bernama Hajjah Rohana, Hajjah Rohana punya anak itulah saya Abdul Somad," tutur UAS.

Baca: Warga Simeulue Antusias Sambut Ustadz Abdul Somad hingga ke Bandara Lasikin

Tuan Syeikh Silau Laut Ulama Besar Kakek Abdul Somad
Tuan Syeikh Silau Laut Ulama Besar Kakek Abdul Somad (Blog)

Walaupun moyangnya adalah seorang Syekh, Ustadz Abdul Somad tidak dianggap demikian, sebab Sumatera Utara menganut paham patrilinial atau berdasarkan keturunan ayah.

"Tapi saya tidak dianggap keturunan Tuan Syekh karena dari pihak perempuan. Makanya kalau ada yang bertanya keturunan Tuan Syekh, tidak saya bilang. Terus, ayah saya petani, orang biasa. Kami bukan keturunan bangsawan, bangsa yang hidup di awan," kata UAS.

Ustaz Abdul Somad menempuh pendidikan dasar di SD Al-Washliyah Medan dan tamat tahun 1990.

Ia lalu melanjutkan ke MTs Mu'allimin Al-Washliyah yang juga masih di Medan dan tamat tahun 1993.

Selama satu tahun setelahnya, UAS menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Arafah, Deliserdang, Sumatera Utara.

Kemudian keluarga UAS memutuskan untuk merantau ke Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, bekas kerajaan Melayu Pelalawan yang merupakan pecahan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Baca: Apa Hukum Mengucapkan Selamat Hari Natal Bagi Umat Muslim? Penjelasan Ustaz Somad & Menteri Agama

Di tanah perantauan itu, UAS melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu sampai lulus tiga tahun kemudian.

Pada tahun 1998, UAS mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
UAS dan 99 orang lainnya berhasil menyingkirkan 900 peserta yang ikut seleksi.

"Lalu kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar tahun 1998 sampai 2002. Empat tahun saya pulang, melanjutkan ke UKM, Universiti Kebangsaan Malaysia jurusan FPI, Faculti Pengajian Islam," ucap Ustad Abdul Somad.

Namun di UKM Malaysia, UAS hanya sempat kuliah selama dua semester saja.

Ia kemudian mendapatkan beasiswa S2 dari The Moroccan Agency of International Cooperation di Dar El-Hadith El-Hassania Institute, Maroko.

"Lalu dapatlah tahun 2004 saya berangkat, 2006 akhir dapatlah gelar setelah dua tahun di sana dari Darul Hadits di Rabat, nama gelarnya DESA. Tapi malu saya memakainya. Masa jauh-jauh balik Desa. Jadi saya tulis ajalah Lc, MA. Karena kebanyakan orang pakai MA," kata UAS.

Baca: Nasehat Ustaz Abdul Somad untuk Anak Muda di Malam Tahun Baru 2019: Jangan Keluyuran, Minum Antimo

Menurutnya, Dar El-Hadith El-Hassania Institute, Maroko, setiap tahunnya hanya menerima 20 mahasiswa melalui jalur beasiswa.

15 di antaranya diperuntukkan bagi pelajar Maroko dan 5 sisanya diperebutkan oleh pelajar dari seluruh dunia.

"AMCI memberi beasiswa tujuh tahun, saya baru habiskan dua tahun, berarti ada jatah lima tahun lagi. Tapi kata emak saya waktu saya mau lanjut Doktor, tak ada gunanya kau balik Doktor kalau aku almarhumah. Akhirnya saya baliklah. Itulah mengapa saya tak Doktor. Kesal seumur hidup tak dapat dijemput balik. Makanya kalau udah salaman, kenalkan Doktor, aduh ciut saya," ujar UAS.

Setelah selesai wisuda, UAS menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Arab Saudi.

Kebetulan waktu itu musim haji pada bulan Desember.

Selesai berhaji, UAS terbang dari Jeddah ke Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam menggunakan pesawat Royal Brunei.

Baca: Beredar Berita Hoax, Ustaz Abdul Somad Bantah Dukung Jokowi di Pilpres 2019, Ini Video Klarifikasi

"Itulah singgah saya ke rumah guru saya Haji Armawi Abdurrahman. Beliau juara Musabaqoh Tahfiz Quran di Mekkah Al-Mukarramah tahun 1987-1988. Kemudian beliau mengajar di Pondok Tahfiz Quran. Jadi saya dapat info, ustad saya mau datang ke Brunei, datanglah, maksudnya mau transit kalau bisa dapat kerja di Brunei," tutur UAS.

Setelah melamar pekerjaan ke sejumlah tempat, UAS lalu pulang ke rumah orangtuanya di Riau dan menjadi dosen di sebuah universitas swasta.

Ia kemudian mengikuti tes untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.

UAS mendapatkan kabar bahwa dirinya diterima sebagai dosen kontrak di universitas yang ada di Brunei Darussalam.

"Hari itu pikiran bercabang. Kata emak saya tak usahlah kau pergi lagi karena sudah terlalu lama jauh. Anak tak banyak, saya anak pertama adik saya anak ke-dua. Kau di sini sajalah walaupun hujan batu di sini hidup juga kau nanti. Itu skenario Allah SWT," ucap UAS.(*)

Baca: Ustadz Abdul Somad Jadi Saksi Nikah dan Beri Tausiah Nikah Sahabatnya di Bireuen

Simak videonya di bawah ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved