Praktik Prostitusi dalam Peradaban Manusia: Prostitusi Kuil Hingga Kamp Penghibur Prajurit Perang

Ada juga praktik prostitusi yang terjadi sebagai cara untuk meraih kedudukan sosial bagi pelakunya atau dianggap

Editor: Fatimah
Shutterstock
ILUSTRASI 

Para wanita itu dijanjikan pekerjaan, tetapi tidak tahu bahwa ternyata mereka ditempatkan dalam rumah bordil untuk melayani tentara Jepang.

Baca: TNI Diserang saat Ambil Logistik di Papua, Kontak Tembak Terjadi, Ada yang Tewas dan Terluka

Pada akhirnya, sekitar 200.000 wanita dikirim untuk menjadi wanita penghibur. Diperkirakan hanya 25–30 persen yang lolos.

Anak perempuan usia 11 tahun sudah dipersiapkan dan dipaksa untuk melayani tentara. Pemukulan adalah hal yang terjadi ketike mereka menolak.

Pemerintah Jepang telah mengeluarkan permintaan maaf atas apa yang dilakukan dan memberikan kompensasi.

Namun, sebagian besar keluarga korban menolak. Pada 2014, hanya ada 55 wanita penghibur yang masih hidup.

Baca: BREAKING NEWS - Gempa Guncang Aceh Jaya

5. Auletrides

Auletrides adalah kelompok pelaku prostitusi kelas atas di Yunani yang senang punya kedudukan di masyarakat. Mereka tak hanya memiliki kemampuan seksual, tapi juga daya tarik lain.

Para pelaku prostitusi ini dapat bermain seruling dan penari terlatih. Beberapa dari mereka memiliki bakat lain, seperti akrobat, anggar, atau juggling.

Baca: Dinilai Illegal, Walhi Aceh Laporkan Proyek SUTT ke Mabes Polri

Banyak dari mereka juga menampilkan aksinya di jalanan, termasuk dalam upacara keagamaan dan festival. Beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa mereka juga menjadi hiburan populer bagi anak-anak.

Auletrides bisa dipesan untuk pesta yang lebih privat. Penghibur ini setara dengan pemain harpa atau alat musik lain.

Jika ingin menyewa wanita, juga laki laki, harus melapor ke poroboskos atau yang bertindak sebagai "muncikari".

6. Ganika

Ganika adalah versi India dari geisha ala Jepang. Para wanita ini menikmati kedudukan tinggi di masyarakat, sebab menilai akan mendapatkan keberuntungan dan kesejahteraan.

Seorang Ganika tidak akan pernah menikah, dan tidak pernah menjadi janda. Mereka lolos dari stigma sosial sebagai orang yang ditinggal para suami.

Dalam kebudayaan mereka, para janda memang dianggap pertanda yang sangat buruk dan pada satu titik dilarang muncul di depan umum.

Baca: Anak Sapi Mata Satu Tanpa Hidung Disembah Warga, Dianggap Mukjizat dari Tuhan

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved