Breaking News

Warga Aceh Meradang, Bandingkan Tarif Tiket Penerbangan Domestik Aceh-Jakarta dengan via KL

Berikut contoh beda tarif penerbangan domestik dari Banda Aceh dibandingkan dengan via Kuala Lumpur diambil dari tanggal acak.

Editor: Amirullah
THINKSTOCK, Google Maps, pngimage.net
Ilustrasi tiket penerbangan 

SERAMBINEWS.COM - Fenomena baru muncul dari sebagain warga di Banda Aceh.

Pasalnya, sebagian warga membuat paspor hanya untuk berangkat ke Jakarta.

Mereka berbondong-bondong membuat paspor agar dapat digunakan untuk bertolak ke Kuala Lumpur Malaysia dan melakukan perjalanan menuju beberapa wilayah ke Indonesia via Kuala Lumpur.

Fenomena ini muncul lantaran tiket penerbangan domestik Indonesia yang mahal.

Bahkan menurut sebagian warga, perbedaan harga antara tiket pesawat Banda Aceh menuju Jakarta melalui penerbangan domestik cukup besar jika dibandingan via Kuala Lumpur-Jakarta.

Berikut contoh beda tarif penerbangan domestik dari Banda Aceh dibandingkan dengan via Kuala Lumpur diambil dari tanggal acak.

Baca: Loker Kementerian Komunikasi dan Informatika, Cek Syaratnya, Ditutup 20 Januari 2019

Baca: Suryo Prabowo Tanggapi Harga Tiket Pesawat Naik: Masak Penerbangan Domestik Lebih Mahal

Tanggal Keberangkatan 21 Januari 2019:

Domestik

Batik Air Banda Aceh menuju Jakarta Rp 2.559.000/orang.

Citilink transit di Kualanamu Rp 1.998.000/orang.

Lion Air transit di Kualanamu Rp.1.888.000- Rp 2.212.000/orang.

Via Kuala Lumpur

Air Asia dari Banda Aceh ke Jakarta via Kuala Lumpur Rp 879.700/orang.

Tanggal keberangkatan 13 Februari 2019:

Domestik

Garuda Indonesia dari Banda Aceh ke Jakarta Rp 2.962.700/orang.

Batik Air dari Banda Aceh ke Jakarta Rp 2.559.000/orang.

Citilink transit Kualanamu ke Jakarta Rp 1.998.000/orang.

Lion transit Kualanamu ke Jakarta Rp 1.888.000- Rp 2.212.000/orang.

Via Kuala Lumpur

Air Asia transit ke Kuala Lumpur harga tiketnya mulai Rp 716.700/orang.

Penerbangan 20 Maret 2019:

Domestik

Garuda dari Jakarta ke Banda Aceh Rp 3.057.700/orang.

Batik Air dari Banda Aceh ke Jakarta Rp 2.609.000/orang.

Citilink transit Kualanamu Rp 2.013.000/orang.

Lion transit Kualanamu mulai Rp 1.918.000- Rp 2.242.000/orang.

Via Kuala Lumpur

AirAsia ke Kuala Lumpur harga tiketnya hanya Rp 693.700/orang.

Garuda Indonesia (https://www.garuda-indonesia.com)

Baca: Tenggelam Jumat Sore, Pencari Lokan di Aceh Jaya Ditemukan Dini Hari

Baca: Loker Kementerian Komunikasi dan Informatika, Cek Syaratnya, Ditutup 20 Januari 2019

Keluhan Warga Aceh

Fenomena banyaknya warga Aceh yang membuat paspor hanya untuk berangkat ke Jakarta ternyata bukan tindakan yang baru dilakukan.

Sebelumnya, banyak warga Aceh yang memosting perbandingan antara penerbangan domestik yakni Banda Aceh - Medan - Jakarta atau langsung Banda Aceh - Jakarta dengan penerbangan melalui jalur Internasional yakni Banda Aceh - Kuala Lumpur - Jakarta.

Dari sebagian besar postingan warga, diketahui bahwa tiket pesawat Banda Aceh - Jakarta mencapai Rp 3 juta semnetara tiket Banda Aceh via Kuala Lumpur tidak sampai Rp 1 juta.

Satu dari postingan tersebut juga muncul dari Mantan Ketua KNPI Aceh, Jamaluddin M Jamil.

Ia memposting foto dirinya yang sedang berada di Bandara.

Dalam foto tersebut, Jamal juga membawa sebuah koper berwarna hitam.

"Bahagian kepiluan sumbangan Nyak Sandang Cs," terangnya.

Nyak Sandang yang dikatakan oleh Jamal merupakan salah satu penyumbang uang untuk membeli pesawat Seulawah RI 001 yang jadi cikal bakal maskapai Garuda Indonesia.

Baca: Ini Jadwal Seleksi Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2019

Baca: Tiket Domestik Gila-gilaan, Ke Luar Negeri Justru Lebih Murah, Begini Pendapat Guru Besar Unsyiah

Penuturan berbeda juga diberikan oleh Safaruddin SH, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA).

Ia juga merupakan satu warga Aceh yang turut membuat paspor baru untuk anak-anaknya.

“Saya harus bikin paspor untuk empat orang, 3 anak dan seorang keluarga lain, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia,” kata Safaruddin Jumat (11/1/2019).

Mahalnya perjalan domestik ini membuat dirinya memilih untuk menggunalan jalur penerbangan Internasional via Kuala Lumpur untuk menuju ke Malang Jawa Timur.

Safaruddin menjelaskan jika menggunakan perjalanan domestik, maka membutuhkan biaya Rp 4 juta lebih per orang untuk ke Malang dari Banda Aceh.

Sehingga untuk enam orang dalam keluarga Saraddin akan membutuhakn dana sebesar Rp 24 juta.

Sementara harga tiket jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya dengan masakapai Air Asia harga tiketnya hanya Rp 950.000 per orang.

Maka untuk perjalanan 6 orang, Safaruddin hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.700.00.

Harga tiket tersebut, kata Safaruddin, sudah dia booking untuk penerbangan bulan Februari 2019.

“Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 (Rp 355 ribu per paspor).

"Lalu potong lagi untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta Rupiah,” kata Safaruddin dikutip dari Serambinews.com.

Sedangkan, meskipun tidak menggunakan perjalanan Garuda Indonesia, harga tiket Banda Aceh ke Malang juga berkisar Rp 3 juta per orang.

Antrean warga yang membuat paspor di Kantor Imigrasi Banda Aceh, Jumat (11/1/2019) siang. Hal itu dilakukan menyusul naiknya harga tiket pesawat. (Foto Kiriman Sekretaris YARA, Fakhrurrazi)

Baca: Belajar dari Kasus Obesitas Titi Wati, Gemar Ngemil Ternyata Lebih Bahaya daripada Makan Nasi

Sehingga menurutnya pilihan yang tepat untuk menggunakan penerbangan via Kuala Lumpur untuk pergi ke beberapa wilayah di Indonesia dari Banda Aceh.

“Lebih bagus lagi kalau meginap selama satu malam di Kuala Lumpur, bisa jalan-jalan dan belanja di sana."

“Bukannya memberikan layanan khusus kepada rakyat Aceh yang telah menyumbang nenek moyangnya dahulu, Garuda Indonesia malah mencekik masyarakat Aceh. Padahal banyak obligasi milik rakyat Aceh yang belum mereka bayar dengan berbagai alasan,” tukasnya.

Muncul Petisi Turunkan Tiket Pesawat Domestik

Dilansir laman change.org, petisi muncul untuk meminta tiket penerbangan domestik diturunkan.

Sampai dengan Sabtu (12/1/2019) petisi tersebut sudah ditandatangani oleh 113.500 lebih warganet.

Berikut isi dari petisi tersebut :

"Semenjak kejadian jatuhnya Lion Air JT 610 yang membuat seluruh warga negara Indonesia berduka, harga tiket penerbangan domestik mengalami kenaikan sampai batas atas..

Penerbangan domestik yang biasanya pulang pergi bisa dibawah 1juta rupiah, kini rata2 diatas 1 juta bahkan bisa 2-4 juta pp perorang.. Harga tersebut terpantau stabil tinggi dari Januari hingga beberapa bulan kedepan...

Di negara kepulauan seperti Indonesia, tentu maskapai penerbangan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan negara.. Tetapi dengan kenaikan harga tiket pesawat tentunya hal ini sangat mencekik masyarakat Indonesia yang akan bepergian menggunakan pesawat..

Apalagi kebanyakan masyarakat Indonesia adalah perantau yang mencari kerja diluar kampung halaman, dengan harga tiket yang melambung tinggi akan sangat memberatkan..

Ditambah dengan gerakan promosi "Wonderful Indonesia" yang saat ini digalakkan Pemerintah Indonesia dalam menarik wisatawan baik domestik maupun manca negara. Naiknya tiket domestik sampai hampir ke batas atas tentu menjadi hambatan tersendiri bagi wisatawan untuk menjelajah Indonesia.. sebuah Ironi tersendiri..

Kenaikan tiket domestik yang tidak wajar ini bertolak belakang dengan maraknya promo tiket ke luar negri dari maskapai-maskapai luar, sehinggga masyarakat Indonesia lebih memilih berlibur ke Luar Negeri daripada ke dalam negeri..

Maka daripada itu mari kita ajukan petisi agar maskapai lebih memikirkan kemajuan pariwisata Indonesia dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam membeli tiket pesawat. Turunkan harga tiket pesawat domestik agar bisa bersaing dengan tiket pesawat ke luar negeri..."

Lihat petisinya disini :

Baca: Admin TNI AU Hina Suryo Prabowo, Jansen Sitindaon dan Purnawirawan TNI Buka Suara

Baca: Debat Panas Arteria Dahlan dan Jansen Sitindaon, Pembawa Acara sampai Tak Digubris

Penjelasan Dinas Perhubungan Udara

Dikutip dari Tribunnews.com, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengadakan pertemuan dengan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) atau asosiasi maskapai penerbangan untuk mengonfirmasi tarif tiket pesawat.

“Telah dilakukan pertemuan antara Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang diwakili oleh Direktur Angkutan Udara Maria Kristi Endah Murni dengan INACA," ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Hengki Angkasawan di Jakarta, Jumat (11/1/2019).

Dari hasil pertemuan ini, dikatakan oleh Hengki bahwa tiket pesawat yang ditetapkan di Indonesia sudah tepat dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Melalui pertemuan ini, Kemenhub menegaskan bahwa tarif maskapai yang berlaku masih sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri,” jelas Hengki.

Ia juga melanjutkan bahwa tarif tersebut sebelumnya telah dibicarakan dan disosialisasikan dengan masyarakat.

“Kemenhub sudah melakukan sosialisasi terkait Penetapan Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah kepada masyarakat dengan membuat banner mengenai informasi tarif dan pada website pun juga sudah tertera."

"Tarif maskapai penerbangan yang saat ini berlaku pun masih sesuai dengan penetapan tarif itu,” jelas Hengki.

Hengki juga menjelaskan bahwa pihaknya telah meminta bantuan pada INACA untuk turut berkomunikasi dengan masyarakat terkait kebijakan tersebut.

“Kemenhub juga telah meminta kepada INACA untuk turut komunikasi-kan kebijakan tarif kepada masyarakat sehingga masyarakat benar-benar memahami bahwa tarif yang diberlakukan masih dalam batas ketentuan yang ditetapkan pemerintah,” tambahnya.

Bahkan tindakan tegas akan dilakukan oleh Kemenhub apabila menemukan tarif maskapai yang tidak sesuai dengan standart yang berlaku.

“Kami akan berupaya penuh untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menggunakan pesawat demi terpenuhi keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang serta menunjang konektivitas negeri,” pungkas Hengki. (TribunWow.com)

Tanggapan Suryo Prabowo

Mantan Kepala Staf Umum TNI AD Letjen (Purn) Suryo Prabowo, turut angkat bicara mengenai melonjaknya harga tiket pesawat yang kini dikeluhkan banyak masyarakat.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya @marierteman yang diunggah pada Sabtu (12/1/2019).

Suryo Prabowo tampak menanggapi pemberitaan mengenai warga Aceh yang berbondong-bondong bikin paspor hanya untuk pergi ke Jakarta.

Menurut Suryo Prabowo, pasti ada yang salah dengan fenomena ini.

Ia pun menyebut sangat ironis, karena harga tiket Aceh-Jakarta jauh lebih mahal daripada harga tiket Aceh-Jakarta via Kuala Lumpur, Malaysia.

"Pasti ada yg SALAH

mosok penerbangan domestik, koq lebih MAHAL daripada menggunakan penerbangan internasional

Harga tiket domestik Banda Aceh–Jkt Rp 3 juta sementara harga tiket Banda Aceh-Jkt via Kuala Lumpur Rp 1 juta.

Ironis banget

@kemenhub151," ujar Suryo Prabowo.

 Postingan Suryo Prabowo (capture/Twitter/@marierteman)
Postingan Suryo Prabowo (capture/Twitter/@marierteman) 

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Warga Aceh Meradang, Ini Beda Tarif Tiket Penerbangan Domestik Aceh-Jakarta dengan via Kuala Lumpur dan Harga Tiket Pesawat Naik, Suryo Prabowo: Masak Penerbangan Domestik Lebih Mahal, Ironis Banget

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved