SBY ke Aceh
Kenang Konflik dan Tsunami, SBY: Hati Saya Bergetar saat ke Aceh
Belum genap lima bulan SBY menjabat sebagai Presiden RI kala itu, musibah besar melanda Aceh, gempa dan tsunami meluluhlantakkan Aceh.
Penulis: Subur Dani | Editor: Safriadi Syahbuddin
Laporan Subur Dani | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALA SIMPANG - Susilo Bambang Yudhoyono bercerita singkat tentang pengalaman dan kenangan dirinya dengan Aceh beberapa tahun silam, saat masih menjabat jabatan menteri hingga akhirnya menjadi Presiden Ke-6 Indonesia.
SBY bercerita bagaimana dirinya terlibat langsung dalam pemulihan konflik hingga terwujudnya perdamaian antara RI dengan GAM 13 tahun silam dan bencana maha dahsyat gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004.
Cerita itu diurai singkat SBY dalam pidato sambutannya di hadapan kader Partai Demokrat dan masyarakat di GOR Aceh Tamiang, Kamis (24/1/2019). SBY seperti bernostalgia sesaat dengan Aceh dalam pidatonya.
Disaksikan istrinya, Ani Yudhoyono, SBY mengaku bahwa dirinya intens berkomunikasi tentang Aceh sejak 1998 hingga 2000.
Saat itu, SBY menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi.
Perhatiannya tentang Aceh kembali fokus pada tahun 2000 saat dia dipercayakan sebagai Menkopolkam di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden.
Saat itu, Aceh yang sudah sejak lama diterpa konflik, eskalasinya terus meningkat.
Baca: Pemerintah Harus Memahami Peran Penting Mantan Kombatan GAM dalam Menjaga Perdamaian Aceh
Tahun 2000-an, saat SBY menjadi Menkopolkam, konflik Aceh membuncah, seakan perdamain sulit terwujud.
Dari sinilah dimulai, SBY mengaku merajut banyak kisah dengan Aceh untuk satu tujuan, yakni perdamaian.
"Saya berkunjung ke Aceh tahun 2000, Aceh belum aman saat itu, masih konflik yang mendatangkan penderitaan di antara anak-anak bangsa," kata SBY.
Baca: SBY dan Ani Yudhoyono Disambut Meriah di Aceh Tamiang, Ribuan Kader Demokrat Berebut Salaman
Sebagai menteri yang membidangi politik dan keamanan, tentu SBY adalah orang kepercayaan Presiden Megawati Soekarno Putri untuk mengurusi Aceh terkait konflik yang tiada henti.
"Sebagai menteri saat itu, saya memohon kepada Allah dan berikhtiar bersama teman-teman yang lain agar konflik Aceh saat itu bisa diakhiri secara damai," tuturnya mengenang.
SBY juga tak menampik, bahwa saat itu melakukan berbagai upaya agar konflik bisa ditengahi dan disudahi.
"Tapi tentu saat itu kita mengalami fase pasang surut, kadang berhasil kadang tidak," katanya.
Baca: Tsunami Aceh, Penjara Keudah, dan Amnesti dari Allah untuk Saya